6.12.15

[FINAL ROUND] TWO WORLDS, TWO TOMORROWS


FINAL ROUND - TWO WORLDS, TWO TOMORROWS

Penulis: Rizqi Rachman






Malam yang panjang telah berakhir, dan kini mentari pagi kembali menyambut datangnya hari yang baru di Alforea.

Planet yang tadinya makmur, dengan berbagai benua dan negeri yang menghiasinya, kini tak lebih dari sebuah planet kosong tak berpenghuni. Karena pada dasarnya, semua itu tidak lebih dari rekayasa digital yang dibuat demi jalannya sebuah turnamen paling besar di jagad raya.

Battle of Realms.


Hanya demi sebuah turnamen, Tamon Ruu meminta bantuan pada Hewanurma, ilmuwan paling jenius yang pernah ada untuk membuat sebuah server yang penuh dengan kehidupan seolah dunia tersebut benar-benar hidup.

Hewanurma sama sekali tidak mempertanyakan apa tujuan gadis kecil itu membuat sebuah dunia digital super canggih. Apakah hanya untuk kesenangan belaka, ataukah ada tujuan lainnya, yang dia tahu, gadis bernama Tamon Ruu itu memohon bantuannya untuk melaksanakan sebuah turnamen besar yang hanya bisa diadakan dengan server buatannya.

Mungkin Hewanurma tidak pernah menyangka kalau server yang dia ciptakan untuk Tamon Ruu berakhir menjadi sebuah arena pertarungan penuh darah. Bahkan hingga akhir hayatnya dia hanya berpikir untuk membantu Tamon Ruu menjalankan turnamennya.


*** 


Fatanir berdiri di atas puing yang tadinya adalah sebuah benteng perang raksasa yang bernama Proto Merkavah. Pria berambut kribo itu menatap mentari pagi yang mulai menyinari langit sambil memikirkan tujuannya mengikuti turnamen bernama Battle of Realms.

Kalau memang yang dikatakan oleh makhluk berkulit merah itu benar, seharusnya kini tinggal tersisa dirinya dan satu orang lagi yang masih bertahan sebagai peserta turnamen.

Sebuah portal terbuka tidak jauh dari tempatnya berdiri. Fatanir sadar, dibalik portal itu dia akan bertemu dengan lawan terakhirnya, yang akan menjadi tantangan terakhir sebelum dia bisa mendapatkan jawaban dari apa yang selama ini menjadi pertanyaan dalam benaknya.

Fatanir membulatkan tekadnya untuk memenangkan pertarungan terakhir, dan melangkah masuk ke dalam portal.

*** 

Mima shiki Reid hanyalah seorang manusia biasa yang awalnya mengikuti turnamen ini untuk sebuah tujuan yang tidak terlalu spesial, namun seiring berjalannya waktu, dia mengalami berbagai hal mulai dari yang menyenangkan hingga hal yang amat pedih.

Namun wanita itu sama sekali tidak peduli dengan semua yang terjadi, dia sudah terlalu jauh untuk mundur ataupun menyerah, yang bisa dia lakukan hanyalah terus melangkah maju hingga akhir.

Sebuah portal terbuka di belakangnya, namun Mima tidak begitu saja melangkah masuk. Wanita itu sadar, begitu dia melangkahkan kakinya ke dalam portal, pertarungan lain yang tidak kalah keji dari yang sebelumnya akan kembali berlangsung.

Walaupun begitu, sama sekali tidak ada keraguan dalam hati wanita bernama Mima tersebut. Dan dengan memegang teguh tujuannya mengikuti turnamen Battle of Realms, Mima berbalik dan melangkah masuk ke dalam portal.

*** 

“Sepertinya pertarungan sudah berakhir, ke mana kau akan mengirim mereka selanjutnya?” Tanya Nekoman sambil menatap layar monitor yang menampilkan pertarungan para peserta.

“Tentu saja ke tempat ini, aku harus mengucapkan selamat pada mereka karena telah berhasil bertahan hingga akhir,” Jawab Tamon Ruu dengan senyum tersungging di wajahnya.

Dua buah portal muncul berdampingan di tengah ruangan putih tersebut. Seorang pria kribo dan seorang wanita berwajah tegar muncul dari dalam portal yang muncul barusan.

Keduanya langsung menyipitkan mata begitu muncul di sebuah ruangan putih terang tanpa ada apapun selain sebuah peti mati dan dua orang pria yang berdiri di samping peti mati tersebut.

“Selamat datang, dan selamat atas keberhasilan kalian mencapai babak final turnamen ini.”

Suara seorang perempuan terdengar dari dalam peti mati.

Tamon Ruu perlahan bangkit dari tidurnya, dan dalam posisi duduk gadis itu menoleh pada kedua peserta yang tampaknya terlihat bingung dengan keadaan mereka saat ini.

“Sudah lama tidak bertemu, Fatanir, Mima,” Sapa gadis muda bertubuh kurus itu sambil tersenyum kecil.

Fatanir dan Mima agak kaget karena gadis itu bisa mengenal nama mereka, namun setelah beberapa saat, akhirnya mereka menyadari siapa gadis yang sedang menatap mereka saat ini.

“Kau, Tamon Ruu?” Tanya Mima terkejut.

“Apa yang terjadi, kenapa kau jadi seperti mayat hidup begitu?!” Fatanir sampai melompat mundur saking kagetnya.

“Bisakah kita lewati semua omong kosong ini dan langsung masuk ke topik utama, aku datang ke sini bukan untuk melihat drama murahan!” Protes Nekoman.

“Kau ini tidak sabaran sekali,” Gumam Tamon kesal.

“Sejujurnya aku juga tidak suka basa basi, jadi bagaimana kalau kau mulai menjelaskan sebenarnya apa tujuanmu membuat turnamen ini, dan apa sebenarnya kotak Laplace yang dicari-cari itu?” Tanya Mima serius.

“Tujuanku membuat turnamen ini adalah untuk menemukan kotak Laplace,” Jawab Tamon singkat.
“Apa maksudmu, jadi maksudmu kau benar-benar tidak memiliki kotak laplace?!” Nekoman kembali protes.

“Padahal sudah kukatakan berkali-kali, kotak itu bukannya tidak ada, tapi belum ada. Pada dasarnya kotak laplace tidak lebih dari sebuah istilah dan bukan sebuah benda fisik.”

“Jadi sebenarnya kotak laplace itu apa?!”

Tamon Ruu menghela nafas lelah, dan dengan sedikit tenaganya yang tersisa, gadis itu mengangkat tangan kanannya dan menunjuk pada kedua peserta.

“Kotak laplace yang kau cari selama ini..... adalah salah satu diantara mereka.”

Sontak Fatanir dan Mima terkejut, begitu pula dengan Nekoman dan Dimas Pamungkas.

“Kotak Laplace, adalah sebuah kotak yang dapat menentukan takdir dan masa depan. Sebuah kotak yang berisi kemungkinan dan potensi yang tidak terbatas yang dimiliki oleh makhluk hidup. Mereka yang datang dan mengikuti turnamen ini adalah orang-orang yang memiliki potensi tanpa batas, dan memiliki kekuatan untuk menentukan takdir mereka sendiri. Aku membuat mereka saling bertarung untuk mencari orang yang memilik potensi dan tekad yang paling kuat, yang takdirnya tidak dapat diubah oleh siapapun selain diri mereka sendiri,” Jelas Tamon Ruu.

“Jadi yang berdiri di hadapan kita saat ini adalah kandidat terkuat untuk menjadi kotak laplace tersebut, begitu yang ingin kau sampaikan?”

“Tapi kau masih belum menjelaskan tujuanmu mencari kotak laplace itu,” Dimas yang sedari tadi diam kini angkat suara.

“Untuk hal itu, biarlah kedua peserta kita yang menentukannya.”

Perlahan-lahan, ruangan tempat mereka berdiri berubah menjadi serpihan cahaya. Mulai dari lantai, dinding, bahkan Tamon ruu dan kedua pria tadi berubah menjadi partikel cahaya dan menghilang di udara.

Kini hanya tersisa Fatanir dan Mima yang berdiri di sebuah ruang kosong yang dipenuhi berbagai warna. Detik berikutnya, lantai tempat mereka berpijak pun hilang, namun keduanya tidak jatuh, malah tubuh mereka seolah melayang, layaknya di luar angkasa.

“Bersiaplah, pertarungan terakhir akan segera dimulai,” Suara Tamon Ruu terdengar dari suatu tempat.



*** 


FINAL BATTLE
Setting - Exiled Realm

  • Untuk pertarungan yang terakhir, kalian akan bertarung di dalam dimensi kosong yang tidak ada apapun di dalamnya kecuali kedua peserta yang bertarung.


  • Dimensi kosong ini dapat dimanipulasi oleh tekad dan pikiran petarung. Apabila petarung membayangkan sebuah kota penuh persenjataan canggih, maka dimensi tersebut akan membentuk dunia yang dibayangkan peserta.


  • Dimensi kosong hanya akan membentuk dunia yang dibayangkan oleh peserta yang memiliki tekad, tujuan, dan potensi yang paling kuat, apabila tekad ataupun motivasi petarung yang memegang bentuk dunia melemah, maka dunia yang dibentuk akan lenyap dan kendali dunia berpindah pada petarung yang tekadnya lebih kuat.


  • Tujuan kalian adalah untuk menunjukan tekad bertarung kalian pada lawan dan memaksa mereka untuk menyerah. Intinya buat lawan kalian mengakui kalau kalianlah yang berhak menjadi juara.


  • Jika syarat di atas dirasa terlalu sulit, maka kalian dapat mengalahkan lawan cukup dengan membuat mereka tidak bisa bertarung lagi, menyerah, ataupun mati. Pilihan di tangan kalian.


  • Jika ada yang tidak dimengerti silahkan tanyakan langsung pada panitia via PM facebook.


  • Pertarungan terakhir kalian akan menjadi ending dari Battle of Realms 5: Exiled Realm. Bagi pemenang nanti, keseluruhan plot yang dibangunnya akan menjadi canon utama. Dan canon panitia otomatis gugur.

  • Sistem penilaian pada ronde akhir ini akan menggunakan voting.



  • Deadline: 31 Desember 2015



No comments:

Post a Comment