25.6.15

[ROUND 1-TEAM C] KHANZA MAHESA SWARTIKA- HARI MENANGKAP UBUR-UBUR

KHANZA MAHESA SWARTIKA- HARI MENANGKAP UBUR-UBUR
Penulis: Adhies









[Catch 1]  : Kenapa harus bawah laut?

Seharusnya saat ini menjadi hari yang sangat melelahkan  bagi para peserta Battle of Realms karena mau dilihat darimanapun, menghadapi kuda sembrani raksasa hanya dengan kelompok kecil adalah hal yang mustahil bagi orang normal.

Sayangnya mereka yang berdiri saat ini mungkin bukanlah orang-orang yang “normal” karena mereka adalah sekelompok orang yang dinyatakan lolos dalam babak preliminari tersebut.

Mereka yang saat ini tengah berkumpul di sebuah ruangan yang mirip seperti aula penginapan tradisional dengan aroma khas kayu mahoni, terlihat tanpa cacat sedikitpun. Seolah mereka seperti direset ulang untuk menghadapi pertempuran besar yang menanti mereka selanjutnya.

[ROUND 1 –TEAM H]: KII – PRIDE AND HONOR

KII – PRIDE AND HONOR
Penulis: [.Re]





Lirmeia mengibas rambutnya. Peluh sebesar biji jagung melintasi rambut hitam gadis muda itu. gaun putihnya yang tebal mulai membuatnya terasa gerah. Tidak, ia bukan gerah karena cuaca, melainkan karena memegang handuk panas sedari tadi.

Dengan telaten, Lirmeia mengusap kening seorang pria yang terbaring tak bergerak. Tidak terdengar deru napas. Tapi warna kulitnya belumlah memucat.  

Pria yang rebah ini dikenal sebagai Kii. Ia baru saja divonis mati oleh salah seorang tetua. Sekarang tubuh pria dengan rambut separuh beruban ini pasrah diusap oleh Meia.

Ia mengusap kepala pria yang masih terbaring tersebut dengan kain. Pandangannya tertuju pada dada pria. ia melirik kiri dan kanan lalu terdiam sebentar sebelum tangannya bergerak perlahan. Ia mengusapnya, tidak beralaskan kain, melainkan dengan telapak tangan telanjangnya.  Wajah gadis itu tersipu. Sekali lagi ia melirik kiri kanan sebelum akhirnya meletakkan pipinya di atas dada bidang tersebut.

Ia menghirup aroma yang masih bersemayam di tubuh sang pria. Matanya mulai menutup, menikmati sensasi yang merasuk dan membuat bulu kuduknya meremang. Ia mengambil tangan Kii dan meletakkannya di atas kepalanya. Perlahan tapi pasti, Meia membuat telapak tangan Kii mengusap kepalanya.

[ROUND 1 - TEAM H] MARIA FELLAS - MENJADI BAIK ITU SULIT

MARIA FELLAS - MENJADI BAIK ITU SULIT
Penulis: Ummi Hinata



“Ada dua cara yang dapat kau lakukan ketika kau takut, Deokman. Marah atau lari.”

- Mishil di dalam Drama Korea The Great Queen Seon Deok -

***

Di dunia ini, terdapat aturan alam yang tak pernah tersingkirkan oleh apapun. Tak peduli seberapa besar kekuatan ilmu pengetahuan mampun mencerdaskan manusia. Tak peduli betapa serius perubahan yang telah terjadi di muka bumi ini. Aturan itu tak pernah tergantikan. Hanya berubah bentuk, namun tak menghabiskan makna yang dikandungnya.

Hukum itu adalah hukum rimba. Yang kuat selalu mengalahkan yang lemah. Cinta yang kuat mengalahkan kelemahan hati yang diliputi kebencian. Orang-orang yang kuat menindas orang-orang yang lemah. Si Kaya memiliki kekuatan untuk menghancurkan kehidupan si Miskin.

Hanya berubah bentuk, tak berubah arti. Hanya berubah wujud tak berubah makna. Hati yang kuat pasti menang. Hati yang lemah pasti kalah. Pada akhirnya, yang kuat pasti akan mengalahkan yang lemah.

Dan, apakah kau tahu pilihan apa yang ada padamu ketika kaulah si Lemah itu? Marah atau … lari!


[ROUND 1 - TIM B] LIONA LYNN - KEMENANGAN INSTAN

LIONA LYNN - KEMENANGAN INSTAN
Penulis: Yuu




"Di mana Falcon?"

Maid yang berdiri di hadapan Liona hanya tersenyum tipis.

"Aku tanya di mana Falcon dan yang lainnya?" tanya Liona sekali lagi, kali ini dengan nada kesal. 

"Kenapa yang ada di tempat ini hanya tersisa setengahnya saja? Di mana yang lainnya? Dan tempat apa ini? Kenapa kami tidak dikembalikan ke tempat sebelumnya? Tempat yang banyak makanannya itu atau halaman istana? Dan kenapa sejak tadi kau hanya senyum-senyum terus dan tidak menjawab pertanyaanku, Nona Maid?!"

"Liona, tenanglah ...," seorang pemuda berambut hijau panjang yang dikuncir satu dengan topeng separuh berwarna merah dan emas menutupi wajah kirinya buru-buru menghampiri Liona, "mungkin mereka sedang beristirahat di tempat lain."

[ROUND 1 - TEAM D] AVIUS SOLITARUS - PRIMUM, NON NOCERE

AVIUS SOLITARUS - PRIMUM, NON NOCERE
Penulis: Suihei Yugure





"Yo, Avius."

Avius tengah menikmati susu hangatnya di bar penginapan malam itu ketika ia mendengar suara yang familiar memanggil disertai tepukan pada pundaknya.

"Garrand." Penyihir muda itu menoleh dan tersenyum.

"Serigala ini salah satu hewan sihirmu juga?" Garrand menunjuk seekor serigala yang duduk di sebelah kakinya. Serigala itu menghilang begitu saja tak lama kemudian. "Aku melihatnya berputar-putar di halaman dan ia menatapku ketika kuhampiri. Jadi aku ikuti dan yah... aku di sini. Apa ada yang kau perlukan sobat?"

Avius merogoh kantung dalam jubahnya dan mengeluarkan tiga botol kristal kecil dari dalamnya. Ia mengulurkan botol-botol itu pada Garrand. "Yang merah itu penangkal kutukan sihir, yang biru penangkal racun, dan yang bening itu memiliki efek sama dengan sihir pemulihanku."

"E-eh?" Garrand terdiam menatap ketiga botol kristal di tangan Avius. Ia menunjuk botol itu lalu menunjuk dirinya sendiri berulang kali.

"Tentu saja," balas Avius. Pemuda itu menjejalkan ketiga botol kristal itu ke tangan Garrand. "Maaf karena hanya bisa membuat ramuan dengan tingkat rendah menengah. Aku tidak dapat menemukan cukup bahan di sini," lanjutnya lagi.

"Bu-bukan begitu." Garrand mengulurkan kembali botol kristal di tangannya. "Mana bisa aku menerimanya."

[ROUND 1 - TEAM C] RELIMA KRUKRU - TRANSFORM!! KRUMARINE!!

RELIMA KRUKRU - TRANSFORM!! KRUMARINE!!
Penulis: Overlord HALL





==Dunia Wrockait, 6 tahun lalu==

Matahari tenggelam di ufuk barat, langit mulai bergradasi menjadi oranye, angin malam bertiup dan burung-burung kembali ke sarangnya. Di sebuah tebing, nampak Reli kecil sedang berbaring kelelahan di tanah. Bajunya kotor karena debu dan lumpur, aroma keringat yang bercampur tanah tercium dari gadis berumur 10 tahun itu.

Reli baru saja melakukan sebuah latihan masinis yang keras. Mangkuk kayu, sendok besi, sepasang sumpit dan sebuah genangan lumpur adalah alat latihannya. Ia harus mencapit sendok dengan sumpitnya, lalu perlahan-lahan menciduk lumpur dari tanah ke mangkuk kayunya. Sebuah tugas yang berat, pantas saja Reli kesusahan menjalani latihan ini.

Reli memejamkan matanya sejenak, mencoba melepas kelelahan latihannya yang dimulai berlangsung sejak fajar. Tiba-tiba Reli mendengar suara ranting yang patah, Reli membuka matanya seketika, ia langsung mendapati sesosok robot dengan mata merah melotot padanya.

[ROUND 1 - TEAM H] ASEP CODET - SEBUAH PERMINTAAN

ASEP CODET - SEBUAH PERMINTAAN
Penulis: Dendi Lanjung






Kebebasan. Kata itulah yang selama ini didambakan Asep. Sebelum dia menjejakkan kakinya di Dataran Shohr'n, sebelum dirinya memasuki dunia baru bernama Alforea. Bahkan sebelum dia tiba di Bandung dan menjadi preman satu dekade kemudian, hidup Asep selalu penuh dengan ekspektasi orang lain terhadap dirinya.

Terlahir dengan nama Alexander Alduin, dalam tubuhnya mengalir darah campuran manusia dan naga. Jangan tanya bagaimana caranya mereka kawin. Tapi menurut kidung kuno, anak yang lahir dari perkawinan dua spesies ini akan menjadi seorang raja diraja yang sakti mandraguna. Keluarga Alduin sangat menginginkan Asep untuk menjadi penerus mereka. Ya, jauh sebelum Kang Aslan memintanya menjadi bos besar, bahkan dari sejak Asep lahir ke dunia, telah membentang di hadapannya sebuah jalan, yaitu Jalan Sang Penakluk.

Tapi bukan itu yang diinginkan Asep, yang diinginkannya hanyalah kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

[ ROUND 1 - TEAM D ] EOPHI RASAYA - PETUALANGAN KEDUA


EOPHI RASAYA - PETUALANGAN KEDUA
Penulis: Aesop Leuvea







Prolog





Gurun Berbatu
Rumah

 



Sebuah portal berbentuk pintu kayu yang tampak usang muncul di samping maid berseragam biru pucat.

Bersamaan dengan itu, tidak terlalu jauh dari tempat maid berada, terdapat patung kura-kura raksasa yang terjatuh dalam posisi terbalik. Patung itu bercahaya, kemudian meledak tanpa suara.

Sesuatu, terlihat seperti siluet dari seseorang yang berdiri di atas sebuah benda persegi, bergerak keluar dari ledakan sinar. Melayang-layang di langit fajar.

"Mereka mati?" tanya Puppet datar. Gadis berambut hitam itu bersimpuh di depan maid sambil memeluk erat boneka pandanya dan Eve, si kucing hitam, yang pada saat ini tidak berhenti mengeong.

"Ya," jawab maid singkat sambil tersenyum.

Puppet menggigit bibir bawahnya, sebagian besar napasnya seolah terhenti di ujung tenggorokan. Mata merahnya terbuka penuh, terfokus pada tiga jasad di atas genangan darah.

Ketiga jasad itu terbaring di antara dirinya dan maid.

"Eophi?" bisik Puppet sambil pelan-pelan menengadah.

Siluet dari seseorang yang berdiri di atas benda persegi, yang kini sudah melayang tepat di atas portal, balas memperhatikan Puppet.

Dari jarak ini, sosoknya bisa lebih dikenali. Itu adalah siluet dari seorang anak berambut hijau. Eophi Rasaya. Ia berdiri di atas kasur terbangnya, menatap semua yang ada di bawahnya tanpa ekspresi.

[ROUND 1 – TEAM B] BU MAWAR – PUSPITA RIMBA HAYATI

[Round 1 - Team B] Bu Mawar - Puspita Rimba Hayati
Penulis : Hewan
  


​ 

Prolog Peretas Alforea


Portal terbuka, sosok Tamon Ruu turun di Lembah Shohr'n yang menjadi lokasi babak penyisihan. Tamon Ruu, si Penyihir dari Dataran Barat, berjalan dengan langkah arogan mendekati sosok wanita petarung yang tampak berlutut terpuruk. Kepulan debu bekas peperangan masih mengepul dan berterbangan ke segala arah.

"Hei, Sis Rah~," sapa Tamon Ruu. "Seru yak, duelnya? Petarung-petarung yang kukirim ternyata lumayan, 'kan?"

Wanita yang dipanggil sebagai Rah itu mendongak. Kemudian ekspresinya berubah drastis tatkala melihat wajah dari sosok yang menghampirinya.

"Ruu! Kau bukan saudariku lagi!!" bentak Rah.

"Ya emang bukan~," balas Ruu. "Siapa juga yang mau sisteran sama pecundang seperti situ?"

24.6.15

[ROUND 1 - TEAM A] PUPPET - ANAK KECIL DENGAN DARAH HITAM

PUPPET - ANAK KECIL DENGAN DARAH HITAM
Penulis: Venessa Nofiando









I : Di Sebuah Penginapan Tiga Lantai

Puppet berdiri di sudut sambil memeluk Eustas—boneka panda miliknya. Matanya menatap kosong. Dia tidak mempedulikan keadaan di sekitarnya. Tidak dengan riuh ramai orang-orang—makhluk, tepatnya—di sekitarnya. Tidak juga dengan pandangan sepasang mata yang sesekali menatapnya.

Bahkan interior kayu dengan ukiran cantik yang menambah kesan elegan pada dinding dan atap, atau hawa panas dari tubuh para makhluk yang berjumlah tepat empat puluh delapan termasuk dirinya, tidak mampu membuat gadis berambut hitam panjang dan memakai baju bergaya Victorian Style itu tergubris.

Bisa dibilang, dia tidak peduli dengan apapun.

Di samping kakinya, seekor kucing hitam tidur melingkar. Perutnya naik turun seiring napasnya yang tenang. Mengeluarkan bunyi dengkur halus yang membuat siapa saja terserang kantuk seketika saat berada di dekatnya. Kecuali bagi mereka yang memang takut atau tidak suka dengan kucing.

'Pria berkacamata itu tidak ada,' batin Puppet. Nama asli gadis itu sebenarnya Eumenides, tapi orang-orang lebih akrab memanggilnya Puppet.

'Anak laki-laki berkulit gelap itu juga tidak ada.'

Rupanya Puppet mencari teman yang pernah satu tim dengannya. Seorang pemuda berkacamata dengan baju kotak-kotak; anak laki-laki berkulit gelap dengan rambut mohawk; dan seorang pemuda yang memiliki tampang seperti anak kecil serta rambut hijau acak-acakan. Lengkap dengan peralatan tidur serba putih.

[ROUND 1 - TEAM E] FATHA A` LIR - TRICK, TREAT AND INCONSISTENCY

Fatha a` Lir – Trick, Treat, and Inconsistency

Penulis: Manya



Ananda lolos babak prelim. Tak disangka sekali, batinnya juga kaget setengah layu.



...begini,

Begini…

…atau begini ya??


begini aja deh, hehehe …


"Ngomong apa sih?" kata seorang maid di sebelahnya.


aku nggak ngomong kok, ih ge er..



"Iya, iya aku baca, huh..?"


Tema game kali ini…. Mengirit uang? Mungkin Ananda jagonya mengingat dia sudah tak perlu lagi mengingat jadwal diskon di mall-mall yang dulunya sering diinginkan otak di kepalanya yang sudah lama lenyap.

[ROUND 1 - TEAM C] GARRAND ENTRENCHORD - Yang Beraksi dan Yang Berdongeng

GARRAND ENTRENCHORD - Yang Beraksi dan Yang Berdongeng
Penulis: Hael Elliyas




Lautan. Biru. Daratan. Luas. Dalam. Mendalam. Mendayuku.
Hanyut. Puing. Debu. Teramat dasar. Reruntuhan. Rongsokan.
Taring siluman laut. Hela. Tunggu. Si Pemikir. Menunggu. Dongeng.
 Desahnya. Bagian. Logam. Rel. Buih. Perban. Gerigi. Si Pemalas.
Tinggi tubuhnya. Tekanan. Hambatan. Terapung. Patahan. Prediksi
 Lajunya. Simpul. Habis tenaga. Semua. Satu. Pertarungan. Megah.
Dari balik cahaya. Melintasi portal dimensi, Garrand kini tiba di sebuah aula. Tubuh kekarnya kembali terasa bugar dan ringan. Zirah emasnya kembali mengilau dan pakaiannya bebas dari noda-noda debu pasir dan darah. Tameng emasnya terpampang mantap di punggung. Lelah fisik yang diderita setelah perang besar melawan entitas buas di padang pasir, telah sirna begitu saja. semua itu terjadi sesaat setelah melintasi portal tersebut.
Ketika muncul di aula, yang sepertinya merupakan aula istana Alforea—realitas asing. Di aula ini, Garrand berdiri di depan sebuah meja kayu. Dan di sekelilingnya juga hadir para entitas petarung antar semesta yang juga bernasib sama dengan Garrand. Diculik lalu dipaksa mengikuti pertarungan. Mereka masing-masing memiliki mejanya sendiri. Dan terlihat sepertinya jumlahnya jauh lebih sedikit dari pada saat pertama kali berkumpul di halaman istana. Garrand pun belum menemukan wajah rekan-rekan seperjuangannya pada perang padang pasir. Ia berharap, mereka semua selamat dan sedang berada dalam satu tempat yang sama.

[ROUND 1 – TEAM A] KAZUKI TSUKISHIRO – DEADLY HIDE AND SEEK

KAZUKI TSUKISHIRO – DEADLY HIDE AND SEEK
Penulis: Dee


-01-
Beginning of a Nightmare


"Kazuki…"

Kazuki menolehkan kepalanya ke segala arah. Mencari suara yang memanggil namanya.


"Kazuki…"

"Halo…" balas Kazuki sambil mencoba melangkah di kegelapan tempatnya berpijak.

Ya, tidak ada apapun di sekelilingnya yang membuatnya paham mengenai tempat ia berada. Hanya ada hitam, tanpa suara. Kazuki mendengar ada yang berbisik di sebuah tempat di dunia hitam yang ia masuki saat ini.

"Halo…" sahut Kazuki yang disambut oleh sepasang tangan dengan —yang entah muncul darimana—dan merangkul dirinya.

"Kazuki…" suara itu bergetar. Berbisik di telinga Kazuki.

Kazuki tidak berani menoleh, bahkan saat tangan itu mulai menggerayangi wajahnya. Ia merasa suara ini familiar di telinga, namun ia tidak bisa mengingat sosok wanita penuh dengan bercak ungu seperti yang berdiri di belakangnya.

"Kita…akan bernasib sama. Hihihii.."

"Akh…"

[ROUND 1 - TEAM G] AHRAN - HITAM, API DAN DARAH

AHRAN - HITAM, API DAN DARAH
Penulis: N. Alfian


Chapter 1

"Ini adalah satu kisahku di dunia asing bernama Alforiyah. Peristiwa yang mengubah nasibku untuk selamanya." – Hari Kelimapuluh.

-


Sepanjang langkahnya menuju Balai Kota Despera, Ahran terus terkenang nasib nahas yang beruntun menimpanya. Dia ingat peristiwa di gurun penuh iblis, tempat di mana berlangsungnya ujian pertama. Bagaimana satu tangannya putus, menghadapi kuda sembrani yang bagaikan penjaga neraka, serta ketidakberhasilan mempertahankan jumlah anggota timnya.

Sialan.

Entah semua ini akan berlangsung dalam berapa waktu, sampai sang pemenang dinyatakan. Dan Ahran tidak yakin sama sekali bahwa sosok itu adalah dirinya. Bahkan hidup sampai tarikan napas ini saja, Ahran masih setengah terheran-heran.

[ROUND 1 - TEAM D] NOBUHISA OGA – BENTURAN PEDANG DI LANGIT

NOBUHISA OGA – BENTURAN PEDANG DI LANGIT
Penulis: Vlad Hellsing





Sebuah ruangan putih tanpa batas.

Seorang gadis berambut panjang cokelat mengenakan pakaian gaun panjang berwarna putih dengan corak garis merah melayang-layang di udara. Mata ungunya berbinar saat memandangi sebuah bola kristal  yang mengapung di atas tangannya.

Sesekali jarinya bersentuhan dengan bola kristal tersebut. Tiap kali jemarinya menempel di benda itu, seberkas cahaya plasma keluar dari inti ke titik yang disentuh gadis tersebut. Seulas senyum terpancarkan dari wajah perempuan tersebut saat peristiwa itu terjadi.

"Sudah lama tak jumpa, Nona."

[ROUND 1 - TEAM C] ALSHAIN KAIROS - MEMBUNUH UNTUK TAK MEMBUNUH

ALSHAIN KAIROS - MEMBUNUH UNTUK TAK MEMBUNUH
Penulis: Fusyana






Kai menyelam diantara reruntuhan kota kuno di dasar laut. Ia bernafas melalui sebuah alat filter oksigen, berupa masker berwujud aneh yang menutupi wajahnya.

Tempat ini bukanlah sebuah wahana wisata. Tempat ini adalah sebuah ajang pembantaian.

Kai membantai semuanya. Seorang pengendali udara, seorang kesatria bertameng, seorang perawat suci dan seorang masinis kecil. Mereka semua telah mati di tangan Kai, kecuali satu orang. Seorang wanita pemakai zirah mesin yang sedang berdiri di atas tonggak pilar dari reruntuhan istana, di hadapan Kai. Caitlin namanya.

"Kau... monster!" sergah Caitlin.

[ROUND 1 - TEAM D] MAIDA YORK - THE SUCCESSOR

[ROUND 1 - TEAM D] MAIDA YORK
THE SUCCESSOR
Penulis : Erwina N.A


I. Mereka Mulai Bergerak

          Malam hari, terlepas dari suara kemeriahan pesta para prajurit yang ada di wilayah luar kastil, kamar milik raja terlihat sangat sunyi dan hanya ada satu orang yang sedang berdiri di depan cermin besar yang setinggi tubuhnya. Dengan topeng emas menutupi wajahnya, pria itu menatap sebuah cermin. Bukan cermin biasa yang dia tatap, melainkan alat komunikasi yang menghubungkan dimensi satu sama lain.

          "Bagaimana?" Tanya pria dengan topeng emas dan rambut biru langit kepada pria lain yang ada di seberang.

          "Dia lolos babak penyisihan, tuan," kata pria dengan rambut perak pendek  di seberang. Di belakangnya terlihat pemandangan dinding kayu dan sebuah ranjang menandakan dia ada di kamar istirahat.

          "Bagus, kapan pertandingan selanjutnya?"

          "Besok pagi, dan sepertinya ini akan menjadi pertarungan tiap individu dan cukup berbahaya. Apakah saya ikut dengannya untuk membantu?"
         

[ROUND 1 - TEAM B] PITTA N. JUNIOR - THE SPEED OF TRUST

PITTA N. JUNIOR - THE SPEED OF TRUST
Penulis: Dhiko Super


Prologue

Apakah ada yang mengetahui, kalau Pizza itu memiliki lebih dari 100 variasi jenis dirinya? Penentuannya mulai dari jenis roti yang digunakan, lalu keju, berikutnya puluhan topping yang bisa digunakan dari berbagai macam buah, sayur, daging, atau apapun yang kalian pilih.

Dari ratusan variasi tersebut mungkin yang paling diminati adalah kombinasi roti yang tipis dan garing, lalu dioleskan bolognaise di 90%permukaan roti tadi—jangan salah, bolognaise ini memiliki takaran tomat, daun oregano yang wangi dan lada hitam yang harus tepat agar bisa meberikan rasa asam namun segar yang pas, dipadu dengan sosis merah khusus tipis yang disebut pepperoni, ditambah lagi salah satu hasil kebun, paprika warna-warni, merah, kunng dan hijau.

Belum siap sampai di situ, masih ada keju yang harus digunakan untuk merekatkan itu semua, Mozarella. Berikutnya di bakar-panggang dalam oven bata ataupun kayu dengan suhu yang sangat tinggi.

Tunggu 15 menit!

Lalu...

[ROUND 1 - TEAM G] WILDAN HARIZ - SURVIVING AS AWKWARD AS HUMANLY POSSIBLE

Wildan Hariz – Surviving As Awkward as Humanly Possible
Penulis: Wildan Hariz


[A/N: Main theme song of the fortress: Celeste – (S) {official free download}]


Sintas I
ELEGI BENTENG

Semuanya seakan membeku. Tidak ada satupun angin yang berani berembus di dalam benteng tak bernama ini. Konon, benteng berdinding batu - yang terasa dingin menusuk jika disentuh ini - adalah saksi bisu satu lagi perang besar dalam sejarah Alforea. Ya, perang yang menelurkan satu elegi sendu ciptaan seorang bard anonim. Elegi sendu yang mampu bertahan selama ratusan tahun; senantiasa terlantun pada aneka kesempatan dalam suasana duka.

Elegi itu berjudul Bellum Se Ipsum Alet.

Seberapa sendu-kah elegi itu?

[ROUND 1 – TEAM B] TAN YING GO – GERILYA DI DALAM HUTAN

TAN YING GO – GERILYA DI DALAM HUTAN
Penulis: Manikmaya



Babak 1 : ACHARYA DARI SRIBOJA

"Begitu seorang murid siap, Sang Guru akan datang."
(Pepatah Buddhisme)

Ying Go pertama kali kenal yang namanya beladiri dari kokonya[1]. Saat itu, usianya masih tiga tahun dan ayah mereka selalu mengajari kokonya gerakan beladiri terutama kuda-kuda, tendangan dan pukulan. Usia kokonya saat itu sudah enam tahun, usia yang dipandang oleh sang ayah sebagai usia yang baik untuk mulai latihan. Ying Go sebenarnya ingin ikut tapi ayahnya selalu melarangnya.

[ROUND 1 - TEAM E] ANANDA - ENGGAK SERU

ANANDA - ENGGAK SERU

Penulis: Harbowoputra





"Males ah," kata Ananda, "pagi-pagi begini disuruh mandi. Lo aja duluan. Gue enggak ke kantor kok." Melihat Ananda yang tidak akan beranjak dari depan TV, dia ambil handuk dan bergegas mandi. "Eh itu lulur gue kok udah mau abis, lo pake terus ya?" kata Ananda yang dibalas sambil lalu. "Jangan dipake lagi! Hari ini gue mau mandi tiga jam."

22.6.15

[ROUND 1 - TEAM A] STELLENE FORTRAND - LOVE THY TREASURE

STELLENE FORTRAND - LOVE THY TREASURE

Penulis: Clairine Cao



Panas.

Tapi surga.

TAPI PANAS.

Bahkan sejak menit-menit pertama tiba di sini, Stellene sudah bisa merasakan keringat membasahi tengkuknya. Positifnya, dia masih bisa berkeringat di tambang yang panasnya keterlaluan, namun tetap saja dia tidak mau terlalu lama berada di sini...

....not.

 Biarpun panas, tapi gua Managua itu penuh, penuh dengan batu-batuan berharga berkualitas tinggi. Di sana! Di sana ada satu rumpun batuan yang penuh dengan batu delima yang indah! Lalu di situ! Tidak sampai sekian ratus meter jauhnya dari gugusan ruby tadi, Stellene melihat jelas kilauan putih yang hanya bisa dimiliki keluarga intan. Lalu di sana juga! Di situ! Dimana-mana! Ini—

Surga.

Surga panas, sih, dengan magma yang saking menyalanya sampai membuat gua ini terang benderang, tapi tetap surga di bumi. Panasnya tidak seberapa kalau sudah ada cara penanganannya, sih. Setidaknya, Stellene masih bisa menggunakan safir-safirnya. Siraman air dingin yang bisa dikeluarkannya setiap saat cukup menyelamatkannya. Dinginnya pun juga membantu kepalanya untuk kembali fokus dengan pikirannya, selain menjaganya dari dehidrasi.

[ROUND 1 - TEAM F] LO DMUN FAYLIM - PELARIAN AKASH: TITISAN

 LO DMUN FAYLIM - PELARIAN AKASH: TITISAN

Penulis: Jfudo





Hening.

Semua diam setelah mendengarkan penjelasan dari RNG, penyambut kedatangan mereka.

RNG berdiri di balik sebuah meja panjang yang terbuat dari kayu, dengan rak besar di belakangnya berisi botol-botol yang terbuat dari kaca. Di samping kiri meja terdapat sebuah papan besar dengan berbagai kertas menempel di atasnya.

Ruangan itu sendiri seperti sebuah bar, dengan furnitur serba kayu. Penerangan yang minimalis di situ turut menambahkan kesan klasik di dalamnya. Sesekali lampu itu meredup, lalu terang kembali. Energi di sana sepertinya sedikit tidak stabil.

Ruangan itu penuh dengan orang. Ada sekitar lima puluh orang di dalamnya dan semua diam tertegun. Sedikit tak menyangka akan kejadian-kejadian yang ada di sana. Bahkan sebagian besar mungkin tidak tahu untuk apa awalnya mereka berada di sana.

RNG, gadis cebol dengan pakaian pelaut warna biru itu menggendong seekor kucing yang ditaruh di depan dadanya, membiarkan kaki belakangnya menggantung bebas. Saat itu ia telah habis memberikan mereka informasi terkait pertarungan yang akan datang. Pertarungan berikutnya bisa menjadi ajang saling bunuh, bagi dirinya maupun seluruh rekan setimnya.

21.6.15

[ROUND 1 - TEAM E] MIMA SHIKI REID - MIND GAME

MIMA SHIKI REID - MIND GAME
Penulis:  Rakai Asaju
::
Ithacca, Apartment Downtown 506, kediaman keluarga Reid.
Sehari sebelum prelim BoR 5.


"Sayang," Mima berbisik lirih, "kau yakin..?"
Weasel menjawab pertanyaan Mima dengan belaian lembut di rambut istrinya. Kamar itu hanya diterangi lampu temaram, dan di atas ranjang yang berantakan, Weasel dan Mima berbalut selimut, saling bersandar satu sama lain. Jam digital berkedip lirih, menunjukkan pukul satu pagi.
"Ya, aku yakin. Aku percaya padamu."
Mima menelusupkan kepalanya di dada suaminya. Weasel menyambut dengan mendekapnya di dada, cukup erat untuk membuatnya merasa terlindung, tak terlalu kencang agar mampu bernapas.

20.6.15

[ROUND 1 - TEAM G] NEESHMA FRAUN - ANOMALI

[Round 1 - Team G] Neeshma Fraun - Anomali
Penulis: Jester

Tetes 4

Ini suara debur ombak. Ada siulan angin yang menerpa dedaunan kelapa dan permukaan air. Oh, ya, cicitan camar yang bersahutan seperti saat setiap pagi aku bangun dan menyapa lautan.
Ini juga aroma asin tubuh Bakhara yang tak pernah bosan hidungku menyambutnya, membuat senyum mengembang selalu. Kadang amis terselip dari ikan-ikan yang berkejaran, tak apa, aku juga menyukainya.
Percikan menimpa wajahku. Ada pula yang sampai ke lengan dan betis. Serta basah genangan air di ceruk karang tempatku biasa berdiri. Angin yang sama membimbing lengan dan tungkaiku untuk mulai menari. Mengibaskan kepala. Menelisipkan jemari di antara aliran udara. Langkahku tersusun spontan dengan pola gerakan yang bahkan tak pernah kupelajari, namun kurasakan ada. Dansaku teriringi sebuah orkestra yang mendadak disediakan oleh lautan. Sebuah simfoni abstrak menggantikan kuasa otakku memerintah tubuh.
Laut sedang merasuki diriku, dan bercinta dengan jiwaku di sana.

[ROUND 1 - TEAM B] FROST - PENJELAJAHAN HUTAN BEKU

[Round 1 - Team B] Frost – Penjelajahan Hutan Beku
Penulis: 8lackz

Suara sedotan kosong menyeruak, Frost telah menghabiskan gelas kedua dari suguhan susu kocok rasa bluberry tersebut. Satu demi satu seorang pelayan membawakan peserta kembali ke dalam bar. Ada yang pulang dalam keadaan pingsan seperti Frost sebelum ini, ada yang berjalan dengan sombongnya seakan mereka dengan mudah seorang diri mengalahkan Kuda Sembrani berapi.

“Sekali lagi, saya ucapkan selamat atas keberhasilan kalian dalam melewati babak penyisihan tadi. Perkenalkan, nama saya Anastasia, untuk saat ini saya bertugas untuk menyampaikan pengumuman resmi dan menjelaskan tugas kalian pada ronde pertama turnamen.”

Itu berarti… Kawanagi dan Haru tidak termasuk ke dalam ronde pertama. Frost hanya mendapati Mang Ujang satu-satunya kawan yang kembali dari babak penyisihan, dan saat ini pria tersebut tengah menikmati nasi, salad dan Lele goreng kering di sudut bar. Frost juga mendapati ia tetap makan walau matanya penuh dengan nafsu memandang rok mini Anastasia.

[ROUND 1 - TEAM C] CAITLIN ALSACE - HELVEGEN

[Round 1 - Team C] Caitlin Alsace - Helvegen
Penulis: Zoelkarnaen Herry

Tidak akan ada kejayaan dalam peperangan, hanya duka dan kematian yang akan tersisa.

Sejak Dietrich Alsace berhasil mengukir namanya dalam sejarah Midgard, terutama pada perang besar Ragnarok yang melibatkan Asgard dalam melawan armada Jötunheimr dan Loki, kami yang terlahir dalam keluarga Alsace seolah terus hidup dalam bayang-bayang Dietrich. Kami semua berusaha mengukir nama kami masing-masing dalam sejarah. Tujuan keluarga Alsace dalam peperangan di Septimus pun bukan lagi demi menghentikan Vincent, tapi agar kami dapat kembali bangga dalam mengibarkan panji-panji keluarga Alsace.

Namun sejak awal peperangan ini dimulai, tak sekalipun ada kejayaan dapat terlihat. Hanya duka dan kematian yang terus mendatangi keluarga ini. Dietrich, Sven, dan ayahku tewas, sementara itu Lana, Dale, dan Yngvie tak lagi diketahui rimbanya.

Kalau saja aku tak pernah terlahir di keluarga ini, mungkin saat ini aku hanyalah satu dari sekian banyak wanita biasa di Midgard. Tapi bukan berarti aku mengutuk takdirku yang terlahir sebagai Alsace, karena pilihan untuk meninggalkan peperangan dan segala omong kosong ini selalu ada.

[ROUND 1 - TEAM E] DYNA MIGHT - [BACKSTREET ENSEMBLE] QUANTUM SATIS

[Round 1 - Team E] Dyna Might - [Backstreet Ensemble] Quantum Satis
Penulis: Sam Riilme

WARNING : MATURE CONTENT AHEAD

Any violation to the OCs is for entertainment and not for offensive purpose. No one is actually harmed because this is merely a simulation within a fiction.

Intro

Semua ini terjadi pada suatu malam di sebuah kota di mana penduduknya mungkin tidak mengenal kata tidur.

Tuhan sudah menciptakan malam hari sebagai waktu bagi para hamba-Nya untuk beristirahat, namun sebagian manusia kelihatannya tidak sayang umur dan malah memperpanjang aktivitas mereka melebihi jam biologis yang sudah digariskan. Seandainya hidup mereka adalah baterai, usianya pasti berkurang karena kebiasaan charging yang tidak adekuat.

Tapi toh hidup memang hanya sesaat.

Berbekal pemikiran seperti itu, tidak heran rasanya kalau sebagian umat manusia memilih untuk mencari arti dengan waktu yang mereka miliki daripada terjebak dalam rutinitas sehari-hari seolah waktu tak pernah berganti.

Dyna Might adalah salah seorang yang memegang teguh prinsip 'nikmati waktu yang ada sepuasnya'.

16.6.15

[ROUND 1 - TEAM G] SANELIA NUR FIANI - SAM RILME'S CHAMBER OF SECRETS

Sanelia Nur FianiSam Rillme's Chamber of Secret
Penulis: Ichsan Leonhart


Turnamen semesta mereka bilang. Pemenangnya akan mendapatkan apapun yang diinginkan, begitu mereka bilang.

Bullshit—, mereka hanya menginginkan sebuah pembantaian. Demi memuaskan nafsu sadistik dalam serangkaian pembunuhan.

Wajahku terpelotot ngeri menatap tiga sosok mayat tak bernyawa. Aku sudah membunuh mereka. Lenganku kotor oleh darah mereka yang dulu pernah kuanggap teman. Kami dipaksa bertarung sama lain. Battle of Realms ini tak lebih dari ajang sambung ayam.

Andai aku tak mengikuti peraturan… Andai setahun lalu itu aku tak mengikuti apa yang mereka inginkan.

[ROUND 1 - TEAM H] MEREDY FORGONE - HAHAHA, VERY PUNNY DINNER!

MEREDY FORGONE - HAHAHA, VERY PUNNY DINNER!
Penulis: BayeeAzaeeb





 Preparation

[Maaf, sesaat lalu terjadi gangguan pada server Alforea]
[Mohon permakluman atas gangguan yang terjadi. Kami telah memperbaiki gangguan tersebut]
[Happy playing~]

Meredy membaca sekilas tulisan besar yang melayang di langit Alforea. Lalu memperhatikan sekelilingnya, beberapa orang tampak sibuk membicarakan apa yang terjadi beberapa menit lalu.

"Rencanamu berhasil," ucap suara seseorang yang familiar.

Meredy menoleh ke arah suara tersebut. Tampak Kai sedang duduk santai di pinggir kolam air mancur di Alkima Plaza.

"Hahahaha, tadi itu benar-benar bodoh sekali!"

Kai tertawa, membayangkan pengalaman absurd yang ia lalui sesaat lalu. Ia tak menyangka bahwa mereka berhasil. Sempat terlintas di pikirannya kalau mereka ternyata gugur, namun ternyata mereka berdua berhasil keluar.

15.6.15

[ROUND 1 - TEAM F] RENGGO SINA - BADAI SALJU DI KOTA MATAHARI "LOS SOLEIL"


RENGGO SINA - BADAI SALJU DI KOTA MATAHARI 
Penulis: Mocha_H


--0--
The Dream
Tempat apa ini?

Itulah yang kutanyakan pada diriku sendiri ketika melihat kota besi itu. Aku berdiri di atas sebuah jalan raya yang terhalang oleh sebuah bangunan pecakar yang telah roboh. Di pinggir jalan raya itu, terdapat deretan bangunan dan tiang-tiang besi di samping sebuah trotoar besi pula. Satu-satunya hal yang tidak terbuat dari besi hanyalah bebatuan aspal di bawah kakiku yang telah lapuk menjadi  gundukan tanah.

Dari mana aku tahu gundukan tanah ini pernah berupa aspal?

Kubungkukkan tubuhku untuk mengambil segengam tanah. Benar, ada beberapa pecahan aspal tercampur di dalamnya. Kalau aku tahu tanah ini pernah menjadi aspal, apa itu berarti aku pernah di sini? Di kota besi tak berpenghuni ini?

Tidak, aku salah. Meski terlihat terlantar, aku merasa janggal jika mengatakan itu, seolah sebagian diriku mengatakan kota ini berpenghuni.

[ROUND 1 - TEAM E] MANG UJANG - GARIS LENGKUNG


MANG UJANG - GARIS LENGKUNG
Penulis: Uji Tuan Muda




Part 0 : Prolog

DESPERA BACK ALLEY
04:00 Pagi

Jika manusia dihadapkan pada kematian, apa hal terakhir yang akan dia ingat?

Mang Ujang, pria dengan wajah sendu itu tidak mengerti tentang kematian yang sebentar lagi akan menjemputnya. Tubuhnya tergeletak di atas tumpukan besi berkarat yang tersebar di antara gang-gang sempit Despera Back Alley, sementara kedua telapak tangannya mencengkram kuat bilah pisau yang beberapa sentimeter lagi menghantam jantungnya. Tentu saja darah segar sangat jelas mengalir deras membanjiri lengan Mang Ujang akibat robeknya kulit telapak tangannya.

"Si-siapa kamu sebenarnya?"

Sesosok pria dengan topi fedora menduduki tubuh bagian atas Mang Ujang. sorot matanya kosong sementara tubuhnya berguncang hebat. Tangannya yang menempel erat kepada gagang pisau belati itu gemetar tak karuan. Membuat sobekan pada telapak tangan Mang Ujang membesar.

"DIAM!" Teriak pria itu, sorot matanya kosong, namun kemarahan yang ditampilkan gurat wajahnya tampak jelas terlihat oleh Mang Ujang. "Jika membunuhmu adalah cara satu-satunya agar aku menang, maka aku tak akan segan untuk melakukannya!"

Mang Ujang hanya tergeletak lemas, darahnya sudah mengucur sangat deras. Bukan hanya keluar dari telapak tangannya, darahnya juga keluar dari sekujur tubuhnya; tangan, kaki, mulut dan yang paling parah adalah bagian belakang kepalanya. Ia tak bisa melawan,  tak bisa pula ia menahan terus-menerus bilah pisau belati itu. ia tahu apa yang dirasakan oleh orang di hadapannya. Membunuh, adalah jalan satu-satunya untuk mengakhiri kegilaan ini.