6.4.15

[Char Sheet] Lo Dmun Faylim - the Lost Kid


ILUSTRASI (credit to fnshoffi):


IDENTITAS DASAR
Penulis:JFudo
Nama:
Lo Dmun Faylim (read: lo dèmoun féilèm)
Julukan:
Lod, Lodun (read: lodèn), Lodkid, or Loaders / The Lost Kid
Jenis Kelamin:
Laki-laki
Umur:
16 (sejak diadopsi oleh keluarga Faylim)
Ras:Demi-Human
Class:
Trickster (Support)
Element:
Neutral
Kepribadian:
Tenang, pendiam, tidak suka keributan. Misterius. Lebih suka sendirian dan menikmati kesendirian. Sayang keluarga. Tidak akan marah jika dirinya digunjing tapi akan mengamuk jika anggota keluarganya disakiti seujungjaripun. Jarang tersenyum, biasanya tersenyum hanya jika melihat atau melakukan hal yang disukainya. Cenderung cuek.
Menyukai:keluarga, ketenangan, dan kucing
Membenci:Bullies

DESKRIPSI
Tinggi / Berat:
155 cm/55 kg
Deskripsi Fisik:
Rambut putih dari lahir, anomali albinisme ini hanya terjadi pada rambutnya. Rambutnya dibiarkan saja jatuh ke bawah. Kornea mata hitam. Warna kulitnya putih seperti orang Asia Timur. Memiliki google yang digantung di lehernya, biasanya dikenakan hanya saat sedang bertempur. Pakaian yang dikenakan berupa jubah dengan hoodie warna coklat. Jika bertarung jubah ini biasanya dilepas, atau sekedar disibakkan ke belakang agar lebih bebas bergerak. Di dalamnya dia mengenakan rompi abu-abu gelap dengan kaos hitam. Celana yang dikenakan pendek selutut. Banyak saku di rompi dan celana untuk menyimpan senjatanya. Ada tas pinggang kecil di samping kiri belakang untuk menyimpan berbagai keperluannya.

Senjata:
Variasi peledak (bom, dinamit, ranjau, dan granat)
Pisau yang disimpan di tas kecil
Tali temali

KEMAMPUAN & KELEMAHAN
Kemampuan:
1. Apertis:
Kemampuan  untuk membuat lubang di manapun sesuai keinginannya dengan menyentuh benda yang ingin dilubangi.

Syarat penggunaan kekuatan:
Benda disentuh menggunakan bagian tangan mulai dari pergelangan tangan sampai ujung jari untuk mengaktifkan kemampuan.
Lubang yang dibuat tidak harus berdekatan dengan titik sentuh selama masih berada dalam radius 5 meter dari titik sentuh pengguna
Lubang yang dibuat memiliki radius maksimal 3 meter dan kedalaman maksimal 2,5 meter.
Lubang yang dibuat bisa lebih dari satu selama radius dari seluruh lingkaran total dan kedalaman lubang yang dibuat tetap sama dengan jumlah radius dan kedalaman maksimal.

2. Solvo:
Kemampuan untuk membatalkan efek apertis sesuai keinginan. Dilakukan cukup dengan menyebutkan kata 'Solvo' dengan kesadaran penuh bahwa dia ingin membatalkan efek apertis. Efek lenyapnya apertis bisa sebagian atau seluruhnya. Solvo terjadi dalam sekejap, jika ada sesuatu di dalam lubang yang dibuat maka dia akan terjebak.

3. Videre:
Kemampuan apertis user untuk merasakan apa saja yang ada dalam radius jangkauan kekuatan apertis ketika menyentuh benda. Syarat penggunaan dan jangkauan kekuatan sama seperti apertis. Kemampuan Videre ini juga membantu Apertis user untuk mengetahui bisa tidaknya kekuatan Apertis digunakan.

4. Expert Acrobat:
Kemampuan akrobatis yang lebih dari manusia biasa dipadu dengan apa yang dipelajarinya di akademi militer membuat tubuh atletisnya kini mencapai titik puncak manusia. Latihannya selama di militer memberinya kelincahan dan reflek yang bagus. Selain itu dia juga memiliki ketahanan tubuh dan stamina yang baik.

5. Infinite Creativity:
Sang ayah mengajarkannya bahwa kreativitas tanpa batas dimiliki setiap manusia. Lodun menggunakan kreativitasnya untuk memanfaatkan penggunaan kekuatannya secara maksimal.

Kelemahan:
Lemah jika bertarung di area di mana dia tidak bisa membuat lubang karena dipenuhi makhluk hidup seperti rerumputan, misalnya hutan dan padang rumput.

Sangat mengandalkan tangan kosong, jika dia kehilangan tangannya (atau jika tangannya tidak bisa menyentuh langsung benda yang ingin dilubangi) maka kekuatannya tidak akan berfungsi.

Apertis tidak bisa digunakan pada sesuatu yang memiliki kehidupan dan/atau merupakan bagian dari makhluk hidup.

Lubang yang dibuat diameternya tidak bisa melebih benda, tapi kedalamannya bisa. Dengan kata lain, lubang yang dibuat bisa digunakan untuk menembus tapi tidak bisa untuk membelah.

Apertis tidak bisa digunakan secara bertumpuk. Dengan kata lain, lubang tidak bisa dibuat di benda yang bukan merupakan bagian dari benda yang disentuh pengguna.

Selalu merasa berat jika harus membunuh. Membayangkan keluarga yang menunggu lawannya di rumah seringkali menahan dirinya untuk menghabisi nyawa lawan-lawannya.

Agak antisosial. Karena tumbuh di keluarga yang miskin, Lodun sering menjadi korban bullying di sekolahnya. Ini mengakibatkan Lodun susah berinteraksi dengan orang umum. Tapi hal ini juga yang menyebabkan Lodun sangat membenci orang yang seenaknya menyakiti orang lain.

LATAR BELAKANG
Nama Realm:
Arva
Deskripi Realm:
Tahun 2991 Planet Arva

Planet Arva sangat mirip dengan bumi tempat kalian tinggal. Hanya saja di tahun 2991 ini Arva telah mengalami perkembangan teknologi pesat. Pemanfaatan energi Adstrum dari pusat tata surya, penyimpanan memori otak secara elektronik, bahkan hewan-hewan yang sudah lama punah seperti jenis Arafcertian pun bisa dikembalikan lagi dengan teknologi di planet Arva.

Tahun 2995 Planet Arva

Tapi teknologi tidak lantas berbanding lurus dengan kedamaian. Semakin manusia dimanjakan oleh kemajuan dan kenyamanan teknologi, semakin manusia melalaikan hati. Manusia tak lagi ingat batasan garis kenuranian. Perebutan tahta, harta, dan wanita menjadi kausa pertikaian. Hingga suatu saat negara-negara adikuasa di sisi barat memutuskan untuk meledakkan kota Oishhraim di negara Nowa sekali pada tahun 2995 tanggal 6 bulan 8. Ya, sekali dan hanya satu kali bom itulah yang kemudian menyebabkan perpecahan sisi barat dan sisi timur. Ketegangan antara kedua belah pihak yang penyebabnya disamarkan sebagai perebutan wilayah dan sumber daya yang kian tipis ini membuat Arva yang tadinya damai menjadi tak terkendali. Chaos. Perang di mana-mana.

Peperangan ini membuat berbagai negara bersaing untuk menciptakan beragam senjata berat. Nuklir, gas beracun, hingga senjata biologis dikerahkan. Peperangan tak kunjung usai, malah semakin buruk. Ilmuwan dari negara-negara besar turut andil menciptakan beragam inovasi, bukan untuk kemajuan teknologi melainkan untuk kemenangan semu. Anak-anak dan orang tua menjadi korban, dunia menjadi porak poranda, dan tidak ada lagi tempat teduh di Arva.

Tahun 3008 Planet Arva

Semua itu terus berlanjut sampai pada tahun 3008 tanggal 9 bulan 8, negara di sisi timur menjatuhkan kota Askaigna di sebuah negara kepulauan timur, Shlinge. Bom nuklir gigantik itu meledakkan pulau tempat kota tersebut berada menjadi hancur tak berbekas. Ledakan nuklir itu telah menghabisi beribu nyawa orang-orang yang tak bersangkut paut dan menenggalamkan hunian mereka hingga habis tak berbekas. Titik itu, hari itu, yang kini dikenang sebagai Night of Silence adalah titik di mana negara-negara tak ada yang berani melanjutkan peperangan. Tidak lama kemudian kedua belah pihak kemudian menandatangani perjanjian gencatan senjata (barat diwakili Adnaac dan timur diwakili Kornthorea) pada tanggal 14 bulan 8.

Dunia kembali damai. Tapi sisa-sisa peperangan masih mewarnai Arva, merah darah, hitam hangus, coklat gersang menyelimuti seluruh sudut di planet Arva. Tapi di balik keheningan itu ada satu negara yang masih berjalan di balik layar menguasai negara-negara minor, bersiap untuk perang yang lebih besar di masa depan.

Tahun 3013 Planet Arva
Sekarang

5 Tahun berlalu. Dunia tempat tinggal Lodun sekarang adalah dunia paska-perang yang masih menyisakan sedikit kehancuran dan keterpurukan karena banyaknya korban jatuh, termasuk orang tua Lodun. Teknologi di Arva sekarang tidak lagi semaju dulu. Sebagian masih utuh, sebagian besar hancur. Ilmuwan-ilmuwan cerdas banyak yang jadi korban. Yang tersisa di jaman setelah chaos hanya ilmuwan-ilmuwan peperangan yang mengembangkan senjata-senjata biotik dan nuklir. Tapi bukan berarti habis sama sekali. Dunia masih menyimpan harapan di generasi muda yang bertabur kecerdasan segar dan murni, untuk kembali mengembangkan Arva seperti dulu. Dapatkah...?

Bio:
Hujan turun sangat deras. Begitu deras hingga tak banyak yang bisa terdengar dari luar sana. Suami dan Istri keluarga Faylim yang sampai usia pernikahan kedua puluhnya tidak kunjung dikaruniai amanat Tuhan ini bercengkerama di gubuknya yang kecil, lusuh, namun mendamaikan. Menikmati derasnya anugrah Tuhan yang diberikan pada mereka melalui air yang membasahi padi dan jagung di ladang arva.

Ibu Faylim menatap suaminya dalam. Sunggingan senyum sang Suami yang menghiasi wajah yang kini telah menua itu masih tampak begitu tampan di mata beliau. Baju dan celana yang serba robek dan usang milik pemimpin keluarga itu pun tidak sanggup mengurangi rasa cintanya kepada suami. Berdua, mereka duduk bersebelahan sambil bersenda gurau. Saling bertukar tawa, hingga…

Duakk!!

Oeeekk! Oeeekk!

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang tertabrak sesuatu dan disusul suara tangisan bayi yang samar-samar bersatu dengan suara derasnya hujan. Sedikit takut, Ibu Faylim mengguncangkan kedua tangannya ke pangkuan sang suami sambil melihat ke arah sumber suara. Bapak Faylim kemudian bangkit untuk membuka pintu. Perlahan. Tidak sampai sekedipan mata bagi Bapak Faylim untuk merasa terkejut atas apa yang dilihatnya. Ada seorang bayi di atas sebuah kereta. Bukan, ini bukan kereta bayi yang selama ini kita kenal di dunia kalian, Bumi. Kereta ini terbuat dari kotak kayu panjang yang terbuka di atasnya, seperti peti kayu yang tidak memiliki tutup, hanya saja peti kayu ini memiliki masing-masing dua roda besi di kiri dan kanannya.

Sedikit kebingungan mendapati kereta kayu yang meluncur dari atas bukit ke depan pintunya, Bapak Faylim mengangkat bayi yang ada di kereta tersebut dan memberikannya pada Ibu Faylim. Bapak Faylim kemudian menutup pintu dan membawa kereta kayu tadi ke dalam istana kecil mereka, menghalangi air masuk dari luar. Bayi dengan baju putih terusan yang menyelimuti seluruh tubuhnya hingga ke ujung jari ini terlihat kedinginan. Ibu Faylim sedang mencoba melepas pakaian si bayi ketika tiba-tiba ada secarik kertas yang terjatuh dari pakaian putih itu. Kertas itu basah, kehujanan. Bapak Faylim mengambil kertas itu dan mencoba melihati tulisannya yang agak buram karena air, terbaca... lo.dmun

No comments:

Post a Comment