19.4.15

[Char Sheet] Aushakii - Laki-laki Kecil yang Mengaum Seperti Singa



IDENTITAS DASAR
Penulis:
Kevin Arnando
Nama:
Aushakii
Julukan:
Laki-laki Kecil yang Mengaum Seperti Singa
Jenis Kelamin:
Laki-laki
Umur:
11 Tahun
Ras:Manusia
Class:
Pemburu (Attacker)
Element:
Neutral
Kepribadian:Kepo, mudah berteman dengan siapa saja.
Menyukai:
Padang rumput terbuka, hewan-hewan, sungai, bukit, manusia
Membenci:
Keserakahan.

DESKRIPSI
Tinggi / Berat:
145cm/37kg
Deskripsi Fisik:
Aushakii bertubuh kecil, berkulit gelap, dan sedikit berotot. Ia memiliki mata hitam cerah dan rambut mohawk ikal bergelombang. Aushakii memakai celana pendek berwarna coklat yang terbuat dari anyaman semak-semak desa Papala. Aushakii juga mengenakan kalung tali yang terdiri dari duabelas taring anjing hutan dan gelang kaki dari kulit jerapah. 

Di telapak tangannya terdapat banyak bekas luka lilitan tali busur. Di sekujur tubuh Aushakii, meliputi sebagian wajah, lengan, kaki, dada dan punggung, terdapat tato motif tribal dari darah kuda nil yang telah mengering. Tato itu pertanda bahwa Aushakii telah dinobatkan sebagai laki-laki dewasa dan boleh ikut berburu bersama laki-laki dewasa lain di desa. Ia membawa kantung berisi segenggam tanah dari desa Papala dan diikatkan dipinggangnya.

Senjata:
Busur lengkung dan anak panah dari tulang betis jerapah yang dipanaskan. Kokoh dan ringan.

Gading kudanil yang dipahat menyerupai belati kecil. Kuat, tajam, dan serbaguna.


Kantung kecil berisi getah semak Papala.

KEMAMPUAN & KELEMAHAN
Kemampuan:
- Naluri Seorang Papala
Aushakii memiliki reflek, ketahanan tubuh, insting dan fleksibilitas di atas rata-rata. Ia punya penciuman dan kemampuan membaca medan yang baik. Di usia yang masih sangat muda, Aushakii telah dikenal sebagai seorang pemanjat tebing dan pemburu hewan besar paling handal dalam suku.

- Getah Semak Papala
Getah dari semak-semak desa Papala mengandung komposisi racun. Aushakii biasa mengoleskannya pada mata panah maupun ujung belatinya. Musuh yang tergores benda tajam yang telah terbalut getah Papala, atau bahkan mencium aromanya, akan mengalami disorientasi berupa kehilangan keseimbangan, mata berkunang-kunang, pusing, dan dalam beberapa kasus dapat berhalusinasi. Efek ini hanya berlangsung beberapa saat. Ketika musuh telah menjadi sasaran lunak, kesempatan ini digunakan Aushakii sebagai momentum melepaskan anak panah berikutnya. Aushakii biasa menggunakan getah semak Papala untuk melumpuhkan mangsa tangguh.

- Heart of N'kote
Ketika terlahir, Aushakii dinaungi berkah para ruh. Salah satunya adalah N'kote, Ruh Binatang. Berkat kelembutan hatinya, hewan-hewan dan pet yang ia temui akan bersahabat dengannya dan tidak dapat memberi ancaman fisik ataupun magis secara langsung pada Aushakii.

- Call of Bharanj
Memejamkan matanya, Aushakii mulai melakukan gerakan tari-tarian khusus. Mukjizat ini dimiliki Aushakii untuk meminta Bharanj, Ruh Angin, untuk datang dan menemaninya. Bharanj dapat memunculkan hujan untuk menumbuhkan tanaman-tanaman yang dipelihara suku Papala, membasahi pohon-pohon kering. Bharanj juga mampu mengumpulkan awan panas, serta fenomena alam lainnya.

- Spirit of Itand'je

Aushakii akan duduk bersila, bermeditasi, dan memanjatkan doa-doa pada semesta raya. Ini memungkinkannya untuk memanggil Itand'je, Ruh Kebijaksanaan dan Pengetahuan, untuk memberi restu dan petuah-petuah dalam perjalanan Aushakii. Itand'je berwujud menyerupai elang bangkai tua dan hanya bisa dilihat oleh Aushakii.

Kelemahan:
Kagok teknologi
Suku Papala, tempat lahir Aushakii, meyakini dengan sepenuh hati bahwa bumi berbentuk datar. Jangan pikir Aushakii ngerti cara pakai gajet canggih atau teknologi mutakhir lainnya.

Kekanakkan
Aushakii masih berusia duabelas tahun dan senang bertemu anak seumurannya atau seseorang menyenangkan yang bisa dijadikan teman berburu. Ia lebih mementingkan bermain dan mengabaikan tujuannya semula.

Sulit berkata bohong
Demi kepentingan apapun, Aushakii tak pintar menyembunyikan maksud tertentu. Di desa Papala, ketika seseorang ketahuan berbohong atau berbuat jahat, ia akan diusir dari suku untuk mengembara selama tigakali musim kawin zebra, untuk merenungi kesalahannya. Aushakii tidak suka menunggu tiga kali musim kawin zebra.

Temperamen
Aushakii benci diremehkan. Ia mudah sekali dipancing amarahnya dan akan bertindak gegabah.

Jago Kandang

Kantung berisi segenggam tanah dari desa Papala adalah jimat. Aushakii tidak bisa pergi jauh-jauh dari desa dan untuk mengatasinya, ayahnya membawakannya kantung kulit berisi tanah. Ini menimbulkan perasaan nyaman seolah-olah Aushakii tak pernah jauh dari rumah. Ketika kantung itu hilang, atau robek berserakan, Aushakii akan mulai gemetaran, merindukan kampungnya dan ketakutan.

LATAR BELAKANG
Nama Realm:
Lembah Besar Nenek Moyang
Deskripi Realm:
Lembah Besar Nenek Moyang adalah sebutan bumi bagi orang-orang Papala. Kehidupan berjalan relatif damai, meski satu musim sekali terjadi perang antar-suku sebagai tradisi turun temurun. Laki-laki Papala berburu setiap hari untuk mencukupi kebutuhan makan, sementara para perempuan mengumpulkan tumbuhan obat dan menjahit pakaian. Desa Papala berada di padang rumput terbuka, dikelilingi tebing-tebing batu terjal. Jerapah berlarian menuju telaga bersama kelompoknya. Babon-babon memakan daun di atas pohon. Keluarga hyena berburu mengepung rusa, dan kambing-kambing gunung berdiri jumawa di puncak tebing. Adalah pemandangan sehari-hari yang terlihat oleh mata Aushakii. Ia mencintai desa dan orang-orang Papala.

Bio:
Aushakii adalah anak dari istri ke-empatbelas kepala suku Papala, Ndong'je. Ada kisah yang sering diceritakan Ndong'je, Ayah Aushakii, mengenai perjuangannya memperebutkan ibunya.

Jadi begini, ke-tigabelas istri Ndong'je secara misterius tidak berhasil melahirkan anak laki-laki. Ndong'je menjadi gelisah. Kekhawatirannya ini berasal dari ketakutannya mengenai kelangsungan suku Papala yang cepat atau lambat akan membutuhkan seorang pengganti dirinya sebaga kepala suku. Suatu hari, Ndong'je mendengar pesta kawin yang akan diadakan kepala suku Nggo yang berada di dekat sungai. Nggo mengadakan sayembara memperebutkan putrinya, yang konon digadang-gadang sebagai titisan Ruh Bulan yang membawa berkah makanan berlimpah dan kesuburan kandungan.

Ndong'je mengikuti pesta kawin itu. Untuk mendapatkan izin Nggo dan hati Ruh Bulan, Ndong'je mesti mengalahkan kuda nil betina yang mendiami sungai. Ndong'je menerimanya. Meski tahu betul bahwa kuda nil betina adalah hewan ganas yang merupakan jelmaan Ruh Tarung dan bersifat teritorial. Tetapi, betapapun Ndong'je terkenal karena keberingasan serta keperkasaannya, ia akhirnya harus mengakui kekuatan kuda nil betina ganas yang sulit ditandingi. Ndong'je mesti menelan kekalahan. Dan mengorbankan salah satu lengannya menjadi santapan kuda nil betina ganas teritorial. Tapi cinta Ruh Bulan terlanjur luluh untuk Ndong'je. Wanita itu jatuh hati pada keberaniannya. Ia memutuskan untuk kawin dengan Ndong'je pada malam yang bergairah dan penuh nafsu duniawi itu.

Dari rahim Ruh Bulan lahirlah Aushakii. Anak laki-laki kecil yang kuat dan dilahirkan bersama bakat sejati dan kemurnian. Ibunya meninggal sesaat setelah melahirkan. Aushakii tumbuh menjadi kekaguman suku Papala dan kebanggaan bagi ayahnya, Ndong'je. Ia belajar dengan cepat memahami ilmu-ilmu berburu dan strategi perang tanding. Ketika umurnya menginjak duabelas tahun, Aushakii mendatangi kudanil betina ganas teritorial yang memakan lengan ayahnya dan menaklukkannya dengan gagah berani. Sejak saat itu, ia mendapat gelar kedewasaan di usia yang masih sangat belia oleh tetua Papala, dan memperoleh julukan sebagai Laki-laki Kecil yang Mengaum Seperti Singa.

Ndong'je berkata pada Aushakii ketika itu: "Kau hidup bersama naungan para Ruh dan tumbuh hanya untuk menjadi kebanggaan dan puji-pujian. Aku tahu itu sejak malam ketika kau dilahirkan. Aku berkata 'kelak, ketika anakku besar, jerapah-jerapah akan tunduk dan singa-singa akan belajar cara menghormati. Mereka akan memuja anakku seperti hal yang tak pernah mereka lakukan sebelumnya'.   Pada malam itu, langit memancarkan cahaya yang aneh seperti sebuah lintasan api yang indah. Ia menjatuhkan sesuatu ke tanah kita seperti nyala kemakmuran. Aku tidak tahu benda apa itu. Aku mengambilnya dari tepi telaga dan seketika mengetahui ia ditujukan untukmu," kata Ndong'je, "sekarang setelah kau tumbuh dewasa, aku merasa perlu memberikannya kepadamu."

Aushakii menerimanya.



No comments:

Post a Comment