IDENTITAS DASAR
Penulis | : | Clairine Cao / Rae |
Nama | : | Stellene Esperance Fortrand |
Julukan | : | Stella / The Jeweller |
Jenis Kelamin | : | Male |
Umur | : | 22 Tahun |
Ras | : | Manusia |
Class | : | Jeweller (Attacker) |
Element | : | Light |
Kepribadian | : | Kalau harus dideskripsikan dalam satu kata, 'penasaran' adalah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan Stella. Banyak ingin tahu, oportunis, dan mudah terkesan dengan segala sesuatu. Idealis dan jarang mempunyai pikiran buruk tentang seseorang yang baru ditemuinya, tapi kalau sudah keburu ada yang salah dengannya, dendamnya diingat sampai ajal menjemput. 'Religius', rajin doa ke bintang kejora di angkasa. Mungkin karena rajin berdoa ini makanya hokinya gede. |
Menyukai | : | Logam dan batuan berharga, buku-buku tua, cerita dan legenda lama. Saat teduh bersama bintang di langit. Malam hari. Duit. |
Membenci | : |
Mimpi
buruk, hantu, yang pahit-pahit. Perang, kekerasan, intinya yang nggak
enak-nggak enak. Bayi menangis.
|
DESKRIPSI
Tinggi / Berat | : | 172 cm / 75 kg |
Deskripsi Fisik | : | Stella memiliki bentuk
tubuh ramping yang bisa dibilang tidak ada atletisnya sama sekali. Tentu, dia
bangga dengan kakinya yang cukup kuat dipakai lari, namun mengangkat barang
berat, aduh hantam fisik dengan lawan, dia tidak punya cukup otot fungsional
untuk melakukan hal-hal seperti itu. Kulitnya cerah, seperti banyak orang di
kota kelahirannya yang beriklim dingin dan gelap, namun tidak pucat seperti
orang sakit. Rambutnya yang pendek lurus dan sedikit mengembang berwarna hitam
dengan kilau kebiruan. Matanya kelabu terang, hampir putih - mirip seperti batu
kelahirannya yang tidak berwarna. Kacamata hampir tidak pernah absen dari wajahnya, mengingat kondisi matanya yang sangat rabun jauh. Sehari-harinya dia lebih sering mengenakan pakaian akademi tempatnya menjadi asisten, berupa setelan baju, celana dan jubah berwarna biru tua dan boots coklat yang menutupi kakinya hingga di bawah lututnya. Tas pinggangnya yang berisi gemstone, buku, dan benda-benda penting lainnya hampir selalu dipakainya kemana-mana. |
Senjata | : | Polunocnica [ lit. Lady of the Night ] – Sebuah tongkat panjang dari sejenis logam magis yang hanya bisa ditemukan di tanah Grand Earth. Berwarna putih seperti marmer, ringan seperti galah, namun lebih kuat dari intan. Ujung atasnya dihiasi ornamen berbentuk bulan sabit dan bongkahan kuarsa, sedangkan ujung bawahnya hanyalah berupa pecahan kecil kristal yang sama. Kuarsa adalah salah satu batu kelahirannya, dan fungsinya adalah memperkuat efek yang muncul dari kemampuan Gemstone Artistrynya. |
KEMAMPUAN & KELEMAHAN
Kemampuan | : |
Gemstone Artistry
Kemampuan unik yang menjadi ciri khas kelas jeweller yang
memanfaatkan media yang hampir setiap waktu mereka temui dan kenali. Dengan
memanfaatkan atribut elemental batu-batu yang ada, seorang jeweler mampu
memanipulasi gerakan dan elemen Aether yang netral, menciptakan efek-efek yang
bervariasi tergantung dari batuan yang digunakan.
Aktivasi
artistry berlangsung secara instan bila tidak melalui proses
amplifikasi, di mana partikel aether yang akan dilewatkan batuan medium
pertama dialirkan melalui batuan kuarsa di Polunocnica untuk dikondensasikan -
proses amplifikasi akan memperpanjang aktivasi efek artistry sepanjang 1-3
detik, tergantung Artistry Grade yang bersangkutan (Grade A: 2 detik, B:1
detik) Selain itu, amplifikasi juga akan mempercepat proses korupsi batu medium
yang digunakan.
Ruby - Grade B artistry: [Firebolt]
Dengan memanggil kekuatan elemen api yang tersimpan di dalam
batuan ruby, Stella mampu memanipulasi gerakan api dalam bentuk pembentukan
bola atau lembing api, yang kemudian dilemparkannya ke arah tertentu - dengan
kelas batu standar (B), Stella tidak bisa mengusai gerakan apinya lagi setelah
melemparkannya. Amplifikasi polunocnica menambahkan efek ledakan cukup luas
ketika apinya mendarat. [Cool down: 5 menit.]
Sapphire - Grade A artistry: [Syphon]
Memanggil kekuatan elemen air yang tersimpan di dalam batuan
Safir. Dengan kualitas batu dengan kejernihan di atas standar, Stella mampu
memanipulasi partikel aether di udara untuk membentuk dan mengarahkan aliran
air dalam jarak 15 meter (30 dengan amplifikasi) dari posisinya berdiri.
Manipulasi ini bisa digunakan untuk hal-hal seperti membentuk bola air dan
memukulkannya ke lawan, hingga membentuk pusaran air kecil yang bisa
memperangkap lawan yang tidak berhati-hati. [Durasi: 3 menit] [Cool down: 5
menit]
Sapphire - Aetherstone artistry: [Undea]
dengan bantuan amplifikasi Polunocnica, menggunakan batu
safir kelas aetherstone, memanggil Undea, makhluk elemen air yang memiliki
tugas melindungi pemanggilnya. Tidak bisa menyerang secara langsung, namun
mampu membentuk kubah atau lapisan pelindung di sekeliling Stella atau target
lain, yang dapat mengurangi intensitas serangan lawan sepanjang durasi
pemanggilannya. Berfungsi sebaliknya terhadap elemen petir yang kuat terhadap
air (memperkuat serangan yang masuk) dan tidak berfungsi terhadap serangan yang
tidak memberikan kontak secara fisik, misalnya esp. Harus melalui proses
amplifikasi, dan proses pemanggilan awal Undea memakan waktu setidaknya lima
detik - dan dibatasi dengan kapasitas pribadinya, Stella hanya bisa memanggil
satu roh elemental dalam satu waktu. [Durasi: 3 menit] [ Cool down: 5 menit]
Amber - Grade B artistry: [Lesser Regen/Healing]
Dengan meminjam sifat alami batu amber biasa, Stella mampu
memandu partikel aether di udara untuk mempercepat regenerasi sel target
tertentu, bertindak sebagai cara penyembuhan darurat yang akan berlangsung
perlahan selama durasi waktu tertentu (10 detik). Amplifikasi Polunocnica
mempercepat proses regenerasinya, membuat penyembuhan berlangsung secara hampir
instan. [Cool down: 5 menit]
Citrine - Grade B artistry: [Lightning strike]
Dengan memanggil kekuatan elemen petir di batu kuning
ini, Stella dapat memanggil sambaran petir yang akan menghantam titik yang
ditentukannya dalam jarak 15 meter (30 dengan amplifikasi). Dalam kondisi
normal, kekuatan petirnya mungkin hanya sebatas tidak sampai membuat mereka
mati, atau bahkan kehilangan kesadaran, namun intensitas petirnya semakin kuat
bila digunakan di kondisi berawan/hujan/badai, atau bila lawan dalam kondisi
basah. [Cool down: 5 menit] |
Kelemahan | : |
Batu aetherstone cukup langka, kalau tidak dibuat
sendiri.
Ada syarat-syarat tertentu untuk sebuah gemstone bisa
digunakan sebagai Aetherstone (berhubungan dengan konten magisnya, terutama),
dan bahkan dengan keberuntungan ekstranya, tidak mudah menemukan batuan yang
memenuhi syarat itu. Seperti batu-batu lainnya, Aetherstone punya 'durasi'
pemakaian – setelah itu mereka hanya akan menjadi gemstone 'kotor', kalau tidak
hancur karena makhluk panggilannya dibunuh duluan sebelum nyawa batunya habis.
Bahkan pembuatannya pun tidak sesederhana kedengarannya, karena infusi energi
magis ke batuan berharga dipengaruhi cukup banyak faktor, dan hasilnya pun
jarang bisa sebagus batuan alaminya.
Dasarnya lemah.
Ya, mungkin nantinya dia bisa meminjam kekuatan intan untuk
meningkatkan pertahanan tubuhnya yang tidak ada special-spesialnya, atau
mungkin kekuatan safir untuk membuatnya segesit ninja, atau bahkan ruby merah
berkualitas tinggi untuk mendatangkan hujan api ke lawannya, tapi tanpa
batu-batunya, jujur saja secara fisik Stella tidak punya apa-apa yang bisa
dibanggakan. Pertarungan fisik? Adu panco dengan muridnya saja dia kalah telak.
Menerima serangan? Kalau tidak bertahan, sekali dihajar lutut di perut saja
mungkin sudah cukup untuk membuatnya lumpuh.
Ketergantungan dengan gemstonenya
Serangan yang bisa dilakukannya benar-benar tergantung
dengan jenis batu yang sedang dipegangnya, selain tergantung dengan
kemampuannya sebagai seorang jeweller. Selain itu, summonnya akan hilang bila
gemstone media mereka dipecahkan. Efek racun dari emerald grade C akan hilang
kalau batu emeraldnya hancur. Buff pemercepat gerakan dari sapphire kualitas
tinggi? Hilang begitu batu safirnya pecah. Semua efek gemstonenya yang
berdurasi akan hilang begitu batu yang digunakannya hancur. Tidak hanya itu,
penggunaan sebuah batu yang terlalu lama atau sering akan mengkorupsi batu itu,
yang bisa dilihat dengan menghitamnya warnanya. Selain bisa mempengaruhi Stella
secara negatif, batu 'kotor' yang terus menerus digunakan lama kelamaan akan
kehilangan cahayanya dan hancur menjadi butiran debu.
Kalau kehabisan gemstone yang bisa dipakai? Dia
tidak bisa apa-apa selain mungkiiiin memukuli musuh dengan Polunocnica. Atau
kabur.
Sebagai penyerang, tidak bisa menggunakan kemampuan
penyembuhan secara optimal.
Mungkin kalau diibaratkan, kemampuan penyembuhnya sebagus
kemampuan domba mengemudikan traktor(?), karena dengan kemampuan penyembuh
(atau dengan efek-efek lain yang ditujukan ke dirinya sendiri atau temannya),
dia harus lebih konsentrasi mengarahkan aliran energi dari batunya ke
targetnya. Ya, dia memang bisa melakukannya, namun tidak akan pernah semahir
para supporter sesungguhnya – dan kalaupun dia melakukannya, batu yang
digunakannya akan lebih cepat terkorupsi juga karena dia tidak mahir.
Rabun jauh dan rabun senja membuat Stella sebenarnya
tidak ideal sebagai penyerang.
Rabun jauhnya ditanganinya dengan kacamatanya, namun
kemampuannya memunculkan cahaya untuk menerangi kegelapan hanya bisa sampai
batasan wajar tertentu saja (jangan bicara soal jurus ledakan cahayanya– cahaya
untuk melihat dan flashbang batu itu beda jauh) – walaupun dia
suka dengan kegelapan yang menentramkan, sesungguhnya bisa dibilang
kegelapan itu juga mimpi buruknya di sebuah pertarungan.
|
LATAR BELAKANG
Nama Realm | : | Grand Earth |
Deskripi Realm | : | [Bila
dibandingkan dengan bumi, Grand Earth memiliki banyak kemiripan secara
geografis. Grand Earth terdiri atas beberapa benua, dan yang paling besar
bernama Ar Licione, terletak di belahan Utara Grand Earth. Est Ergia,
negara-kota tempat asal Stella, terletak di Timur dataran terbesar benua ini.
Sedikit ke Barat dari Est Ergia terdapat kota para kaum Naga, yaitu Karistos,
sementara kota-kota elf tersebar di seluruh penjuru benua ini, dengan setiap
kota dikuasai oleh satu keluarga petinggi kaum tua itu. Ke arah Timur Laut Est
Ergia, menyeberangi selat Halridge, terdapat dataran yang dikuasai Negara-kota
Lindgarten, kota para imam dan cendikiawan. Tingkat teknologi di Grand Earth
kurang lebih setara dengan stereotip Steampunk, dengan sentuhan banyak fantasi
dan sedikit bumbu sci-fi. Teknologi seperti komputer, misalnya, kini tengah
berkembang di badan-badan penelitian Lindgarten. |
Bio | : |
Stella
berasal dari Meridien, kota satelit Est Ergia yang merupakan kota pusat
pengrajin dan artisan. Sejak kecil dia memiliki ketertarikan dengan batu-batuan
berharga dan logam-logam langka, berkat pengaruh dari ayahnya yang seorang
kolektor dan pengrajin perhiasan. Pada dasarnya memang dia memiliki kepiawaian
alami dengan batu-batuan itu, karena sensitivitasnya dengan Aether juga bisa
dibilang tinggi. Karena kecocokan alaminya dan ketertarikannya dengan
aether dan gemstone, ketika memasuki tahun-tahun remajanya orang tuanya
mengirimnya ke ibukota Lindgarten untuk menempuh pendidikan di salah satu
akademi Aetherial Arts ternama di kota pengetahuan itu.
Selama di akademi Lindgarten, Stella dan tingkat
keberuntungannya yang konon melebihi manusia biasa seringkali di'culik'
temannya ke acara-acara taruhan dan judi untuk dijadikan jimat hidup. Walaupun
Stella tidak pernah menjadi penjudi ataupun tukang taruhan akut, terlalu banyak
dibawa ke acara-acara ini juga cukup membantunya menemukan koneksi dan
mendapatkan uang, jadi dia sendiri pun jarang protes – bahkan, dia cukup siap
sedia menjual jasa bawa hokinya di kala dia butuh uang jajan tambahan. Polunocnica, tongkat kebanggaannya
pun dimenangkannya dari sebuah taruhan dengan salah satu pengajar di akademinya
setelah dia lulus dan direkrut menjadi asisten pengajar.
|
No comments:
Post a Comment