13.4.15

[Char Sheet] Stellene Fortrand - The Jeweller




IDENTITAS DASAR
Penulis:Clairine Cao / Rae
Nama:Stellene Esperance Fortrand
Julukan:Stella / The Jeweller
Jenis Kelamin:Male
Umur:22 Tahun
Ras:Manusia
Class:Jeweller (Attacker)
Element:Light
Kepribadian:Kalau harus dideskripsikan dalam satu kata, 'penasaran' adalah kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan Stella. Banyak ingin tahu, oportunis, dan mudah terkesan dengan segala sesuatu. Idealis dan jarang mempunyai pikiran buruk tentang seseorang yang baru ditemuinya, tapi kalau sudah keburu ada yang salah dengannya, dendamnya diingat sampai ajal menjemput.  'Religius', rajin doa ke bintang kejora di angkasa. Mungkin karena rajin berdoa ini makanya hokinya gede.
Menyukai:Logam dan batuan berharga, buku-buku tua, cerita dan legenda lama. Saat teduh bersama bintang di langit. Malam hari. Duit.
Membenci:
Mimpi buruk, hantu, yang pahit-pahit. Perang, kekerasan, intinya yang nggak enak-nggak enak.  Bayi menangis.

DESKRIPSI
Tinggi / Berat:172 cm / 75 kg
Deskripsi Fisik:Stella memiliki bentuk tubuh ramping yang bisa dibilang tidak ada atletisnya sama sekali. Tentu, dia bangga dengan kakinya yang cukup kuat dipakai lari, namun mengangkat barang berat, aduh hantam fisik dengan lawan, dia tidak punya cukup otot fungsional untuk melakukan hal-hal seperti itu. Kulitnya cerah, seperti banyak orang di kota kelahirannya yang beriklim dingin dan gelap, namun tidak pucat seperti orang sakit. Rambutnya yang pendek lurus dan sedikit mengembang berwarna hitam dengan kilau kebiruan. Matanya kelabu terang, hampir putih - mirip seperti batu kelahirannya yang tidak berwarna. 

Kacamata hampir tidak pernah absen dari wajahnya, mengingat kondisi matanya yang sangat rabun jauh. Sehari-harinya dia lebih sering mengenakan pakaian akademi tempatnya menjadi asisten, berupa setelan baju, celana dan jubah berwarna biru tua dan boots coklat yang menutupi kakinya hingga di bawah lututnya. Tas pinggangnya yang berisi gemstone, buku, dan benda-benda penting lainnya hampir selalu dipakainya kemana-mana.

Senjata:Polunocnica [ lit. Lady of the Night ] – Sebuah tongkat panjang dari sejenis logam magis yang hanya bisa ditemukan di tanah Grand Earth. Berwarna putih seperti marmer, ringan seperti galah, namun lebih kuat dari intan. Ujung atasnya dihiasi ornamen berbentuk bulan sabit dan bongkahan kuarsa, sedangkan ujung bawahnya hanyalah berupa pecahan kecil kristal yang sama. Kuarsa adalah salah satu batu kelahirannya, dan fungsinya adalah memperkuat efek yang muncul dari kemampuan Gemstone Artistrynya.

KEMAMPUAN & KELEMAHAN
Kemampuan:
Gemstone Artistry
Kemampuan unik yang menjadi ciri khas kelas jeweller yang memanfaatkan media yang hampir setiap waktu mereka temui dan kenali. Dengan memanfaatkan atribut elemental batu-batu yang ada, seorang jeweler mampu memanipulasi gerakan dan elemen Aether yang netral, menciptakan efek-efek yang bervariasi tergantung dari batuan yang digunakan.

Aktivasi artistry berlangsung secara instan bila tidak melalui proses amplifikasi, di mana partikel aether yang akan dilewatkan batuan medium pertama dialirkan melalui batuan kuarsa di Polunocnica untuk dikondensasikan - proses amplifikasi akan memperpanjang aktivasi efek artistry sepanjang 1-3 detik, tergantung Artistry Grade yang bersangkutan (Grade A: 2 detik, B:1 detik) Selain itu, amplifikasi juga akan mempercepat proses korupsi batu medium yang digunakan.

Ruby - Grade B artistry: [Firebolt] 
Dengan memanggil kekuatan elemen api yang tersimpan di dalam batuan ruby, Stella mampu memanipulasi gerakan api dalam bentuk pembentukan bola atau lembing api, yang kemudian dilemparkannya ke arah tertentu - dengan kelas batu standar (B), Stella tidak bisa mengusai gerakan apinya lagi setelah melemparkannya. Amplifikasi polunocnica menambahkan efek ledakan cukup luas ketika apinya mendarat. [Cool down: 5 menit.]

Sapphire - Grade A artistry: [Syphon] 
Memanggil kekuatan elemen air yang tersimpan di dalam batuan Safir. Dengan kualitas batu dengan kejernihan di atas standar, Stella mampu memanipulasi partikel aether di udara untuk membentuk dan mengarahkan aliran air dalam jarak 15 meter (30 dengan amplifikasi) dari posisinya berdiri. Manipulasi ini bisa digunakan untuk hal-hal seperti membentuk bola air dan memukulkannya ke lawan, hingga membentuk pusaran air kecil yang bisa memperangkap lawan yang tidak berhati-hati. [Durasi: 3 menit] [Cool down: 5 menit]

Sapphire - Aetherstone artistry: [Undea]
dengan bantuan amplifikasi Polunocnica, menggunakan batu safir kelas aetherstone, memanggil Undea, makhluk elemen air yang memiliki tugas melindungi pemanggilnya. Tidak bisa menyerang secara langsung, namun mampu membentuk kubah atau lapisan pelindung di sekeliling Stella atau target lain, yang dapat mengurangi intensitas serangan lawan sepanjang durasi pemanggilannya. Berfungsi sebaliknya terhadap elemen petir yang kuat terhadap air (memperkuat serangan yang masuk) dan tidak berfungsi terhadap serangan yang tidak memberikan kontak secara fisik, misalnya esp. Harus melalui proses amplifikasi, dan proses pemanggilan awal Undea memakan waktu setidaknya lima detik - dan dibatasi dengan kapasitas pribadinya, Stella hanya bisa memanggil satu roh elemental dalam satu waktu. [Durasi: 3 menit] [ Cool down: 5 menit]

Amber - Grade B artistry: [Lesser Regen/Healing]
Dengan meminjam sifat alami batu amber biasa, Stella mampu memandu partikel aether di udara untuk mempercepat regenerasi sel target tertentu, bertindak sebagai cara penyembuhan darurat yang akan berlangsung perlahan selama durasi waktu tertentu (10 detik). Amplifikasi Polunocnica mempercepat proses regenerasinya, membuat penyembuhan berlangsung secara hampir instan. [Cool down: 5 menit]

Citrine - Grade B artistry: [Lightning strike] 
Dengan memanggil kekuatan elemen petir di batu kuning ini, Stella dapat memanggil sambaran petir yang akan menghantam titik yang ditentukannya dalam jarak 15 meter (30 dengan amplifikasi). Dalam kondisi normal, kekuatan petirnya mungkin hanya sebatas tidak sampai membuat mereka mati, atau bahkan kehilangan kesadaran, namun intensitas petirnya semakin kuat bila digunakan di kondisi berawan/hujan/badai, atau bila lawan dalam kondisi basah. [Cool down: 5 menit]

Kelemahan:
Batu aetherstone cukup langka, kalau tidak dibuat sendiri.
Ada syarat-syarat tertentu untuk sebuah gemstone bisa digunakan sebagai Aetherstone (berhubungan dengan konten magisnya, terutama), dan bahkan dengan keberuntungan ekstranya, tidak mudah menemukan batuan yang memenuhi syarat itu. Seperti batu-batu lainnya, Aetherstone punya 'durasi' pemakaian – setelah itu mereka hanya akan menjadi gemstone 'kotor', kalau tidak hancur karena makhluk panggilannya dibunuh duluan sebelum nyawa batunya habis. Bahkan pembuatannya pun tidak sesederhana kedengarannya, karena infusi energi magis ke batuan berharga dipengaruhi cukup banyak faktor, dan hasilnya pun jarang bisa sebagus batuan alaminya.

Dasarnya lemah.
Ya, mungkin nantinya dia bisa meminjam kekuatan intan untuk meningkatkan pertahanan tubuhnya yang tidak ada special-spesialnya, atau mungkin kekuatan safir untuk membuatnya segesit ninja, atau bahkan ruby merah berkualitas tinggi untuk mendatangkan hujan api ke lawannya, tapi tanpa batu-batunya, jujur saja secara fisik Stella tidak punya apa-apa yang bisa dibanggakan. Pertarungan fisik? Adu panco dengan muridnya saja dia kalah telak. Menerima serangan? Kalau tidak bertahan, sekali dihajar lutut di perut saja mungkin sudah cukup untuk membuatnya lumpuh.

Ketergantungan dengan gemstonenya
Serangan yang bisa dilakukannya benar-benar tergantung dengan jenis batu yang sedang dipegangnya, selain tergantung dengan kemampuannya sebagai seorang jeweller. Selain itu, summonnya akan hilang bila gemstone media mereka dipecahkan. Efek racun dari emerald grade C akan hilang kalau batu emeraldnya hancur. Buff pemercepat gerakan dari sapphire kualitas tinggi? Hilang begitu batu safirnya pecah. Semua efek gemstonenya yang berdurasi akan hilang begitu batu yang digunakannya hancur. Tidak hanya itu, penggunaan sebuah batu yang terlalu lama atau sering akan mengkorupsi batu itu, yang bisa dilihat dengan menghitamnya warnanya. Selain bisa mempengaruhi Stella secara negatif, batu 'kotor' yang terus menerus digunakan lama kelamaan akan kehilangan cahayanya dan hancur menjadi butiran debu.  

Kalau kehabisan gemstone yang bisa dipakai? Dia tidak bisa apa-apa selain mungkiiiin memukuli musuh dengan Polunocnica. Atau kabur.

Sebagai penyerang, tidak bisa menggunakan kemampuan penyembuhan secara optimal.
Mungkin kalau diibaratkan, kemampuan penyembuhnya sebagus kemampuan domba mengemudikan traktor(?), karena dengan kemampuan penyembuh (atau dengan efek-efek lain yang ditujukan ke dirinya sendiri atau temannya), dia harus lebih konsentrasi mengarahkan aliran energi dari batunya ke targetnya. Ya, dia memang bisa melakukannya, namun tidak akan pernah semahir para supporter sesungguhnya – dan kalaupun dia melakukannya, batu yang digunakannya akan lebih cepat terkorupsi juga karena dia tidak mahir.

Rabun jauh dan rabun senja membuat Stella sebenarnya tidak ideal sebagai penyerang.
Rabun jauhnya ditanganinya dengan kacamatanya, namun kemampuannya memunculkan cahaya untuk menerangi kegelapan hanya bisa sampai batasan wajar tertentu saja (jangan bicara soal jurus ledakan cahayanya– cahaya untuk melihat dan flashbang batu itu beda jauh) – walaupun dia suka dengan kegelapan yang menentramkan,  sesungguhnya bisa dibilang kegelapan itu juga mimpi buruknya di sebuah pertarungan.

Patut disebutkan juga kalau tanpa kacamatanya, serangan Stella bisa meleset di jarak kurang dari lima meter.

LATAR BELAKANG
Nama Realm:Grand Earth
Deskripi Realm:[Bila dibandingkan dengan bumi, Grand Earth memiliki banyak kemiripan secara geografis.  Grand Earth terdiri atas beberapa benua, dan yang paling besar bernama Ar Licione, terletak di belahan Utara Grand Earth. Est Ergia, negara-kota tempat asal Stella, terletak di Timur dataran terbesar benua ini. Sedikit ke Barat dari Est Ergia terdapat kota para kaum Naga, yaitu Karistos, sementara kota-kota elf tersebar di seluruh penjuru benua ini, dengan setiap kota dikuasai oleh satu keluarga petinggi kaum tua itu. Ke arah Timur Laut Est Ergia, menyeberangi selat Halridge, terdapat dataran yang dikuasai Negara-kota Lindgarten, kota para imam dan cendikiawan. Tingkat teknologi di Grand Earth kurang lebih setara dengan stereotip Steampunk, dengan sentuhan banyak fantasi dan sedikit bumbu sci-fi. Teknologi seperti komputer, misalnya, kini tengah berkembang di badan-badan penelitian Lindgarten.

Salah satu hal yang membedakan Grand Earth dengan bumi kita adalah konsep aliran energi yang dikenal penghuninya sebagai 'Aether'. Aether adalah aliran energi yang menghidupi Grand Earth, yang pada umumnya mengalir dalam bentuk partikel-partikel tak terlihat di udara bebas. Aether yang tidak bisa mengalir dengan bebas akan mengalami stagnansi, menumpuk di tanah dan mengalami pengerasan menjadi batu-batuan berharga dengan karakteristik unik – batu-batuan spesial ini diklasifikasikan sebagai 'Aetherstone', dan bisa ditemukan di seluruh penjuru Grand Earth. Batu-batuan ini dapat di'panen' dari titik-titik tertentu yang memiliki konsentrasi stagnansi Aether tinggi, salah satunya di sebuah tambang di dekat kota asal Stella.
Bio:
Stella berasal dari Meridien, kota satelit Est Ergia yang merupakan kota pusat pengrajin dan artisan. Sejak kecil dia memiliki ketertarikan dengan batu-batuan berharga dan logam-logam langka, berkat pengaruh dari ayahnya yang seorang kolektor dan pengrajin perhiasan. Pada dasarnya memang dia memiliki kepiawaian alami dengan batu-batuan itu, karena sensitivitasnya dengan Aether juga bisa dibilang tinggi. Karena kecocokan alaminya dan ketertarikannya dengan aether dan gemstone, ketika memasuki tahun-tahun remajanya orang tuanya mengirimnya ke ibukota Lindgarten untuk menempuh pendidikan di salah satu akademi Aetherial Arts ternama di kota pengetahuan itu.

Selama di akademi Lindgarten, Stella dan tingkat keberuntungannya yang konon melebihi manusia biasa seringkali di'culik' temannya ke acara-acara taruhan dan judi untuk dijadikan jimat hidup. Walaupun Stella tidak pernah menjadi penjudi ataupun tukang taruhan akut, terlalu banyak dibawa ke acara-acara ini juga cukup membantunya menemukan koneksi dan mendapatkan uang, jadi dia sendiri pun jarang protes – bahkan, dia cukup siap sedia menjual jasa bawa hokinya di kala dia butuh uang jajan tambahan. Polunocnica, tongkat kebanggaannya pun dimenangkannya dari sebuah taruhan dengan salah satu pengajar di akademinya setelah dia lulus dan direkrut menjadi asisten pengajar.

Suatu kali, dia mendapat pesan tanpa nama pengirim yang isinya merupakan undangan untuk 'ujian terbesar keberuntungan', yang tidak menyebutkan jumlah pasti hadiah, namun menjanjikan sebuah 'hadiah seumur hidup'. Pesan itu sukses mengetuk rasa ingin tahunya, dan begitu dipilihnya jawaban setuju—

No comments:

Post a Comment