IDENTITAS DASAR
Penulis | : |
Lazuardi Pratama/Dedalu
|
Nama | : |
Romeo D’Ambrosio
|
Julukan | : |
Juliet Mayangsari
|
Jenis Kelamin | : |
Laki-laki
|
Umur | : |
38 tahun
|
Ras | : |
Manusia/Mongoloid
|
Class | : | Defender |
Element | : |
Netral
|
Kepribadian | : |
Juliet menyimpan setiap momen; memaafkan namun tidak
melupakan.. Ia kadang tertawa—senang berlebihan, senyum kepada semua orang,
gembira luar biasa. Namun dalam tempo cepat bisa berubah menjadi pemurung,
tertutup, sentimental, dan melankolia. Ia gemar berkomunikasi intim dengan
orang lain. Juliet lebih sering menjadi altruis. Walaupun ada kisah yang ia
hanya simpan untuk diri sendiri.
Satu
hal yang tidak diketahui orang bahkan Juliet sendiri tidak tahu adalah
kenyataan bahwa Juliet mengidap skizofrenia. Juliet kadang berhalusinasi ada
seorang lelaki kekar yang mirip dia. Lelaki itu hanya memakai celana dalam. Ia
sering mencemooh Juliet atas tindakan-tindakan baik-budi yang dilakukan Juliet.
Juliet berusaha tidak peduli, tapi suara lelaki itu terus bergema dalam
tempurung kepalanya. Membuatnya sakit kepala. Lelaki hampir telanjang bulat itu
adalah Romeo.
|
Menyukai | : |
Juliet suka bebungaan. Di teras kosnya yang sempit, ia
merawat anggrek. Rekan satu kosnya sering mengeluh anggrek miliknya membuat
suasana kos yang sempit semakin riuh. Namun Juliet gentar; ia suka sesuatu yang
anggun di antara kezaliman.
Ia juga suka berbelanja. Dulu ia suka berbelanja ke pasar
untuk sekadar membeli kebutuhan sehari-hari. Kalau sedang baru gajian, ia pergi
ke mal untuk berbelanja aksesoris. Tapi suatu hari, pengaruh kapitalisme global
menyerang, Juliet jadi lebih sering berbelanja daring.
|
Membenci | : |
Satu-satunya hal yang ia benci adalah kenyataan bahwa
dia putus asa. Bahwa Tuhan memberi kutukan kepadanya. Juliet percaya semesta
melemparkannya ke tempat ini dan tetap hidup karena suatu alasan yang ia tak
ketahui. Dan itu membuatnya frustasi.
Banyak hal lain yang ia juga benci, tapi hanya benci-benci
jambu. Kesal dan gemas. Ia tidak suka orang yang suka merusak bunga. Ia
tidak suka toko daring penipu. Ia tidak suka pengguna-pengguna anonim yang suka
mengejeknya tanpa landasan berpikir di media sosial ask.fm. Ia tidak suka siswa sekolah yang sepulang
sekolah nonton bokep di warnet. Ia tidak suka kepala lingkungannya yang banyak
proyek sampah dan keamanan. Ia tidak suka organisasi massa kepemudaan di
sekitarnya karena rata-rata enggak tahu mau berbuat apa. Ia tidak suka mantan
menteri Tiffatul Sembiring karena memblokir situs porno kesukaannya dan ia
lebih benci karena teman-temannya bisa tetap mengakses sementara ia tidak
karena ia kolot. Pada dasarnya Juliet sangat moody. Ia juga
tidak suka Romeo, tapi sisi lain Juliet menganggap kehadiran Romeo dan
pendapat-pendapatnya penting dan kadang menjadi jalan alternatif mengambil
keputusan.
|
DESKRIPSI
Tinggi / Berat | : |
173/gemukan sedikit
|
Deskripsi Fisik | : |
Ia berotot dari leher sampai ujung jempol kaki. Keras dan
menonjol di sana-sini. Lehernya kekar, dada dan perutnya mirip six pack.
Betisnya tampak tegang seakan tidak sabar menendang sesuatu. Ia berdiri seperti
pohon jati, bergeming dihantam angin.
Ia tampak maskulin dengan bulu kaki yang lebat menghitam,
berusaha naik sampai ke pahanya yang berotot. Lengannya juga berbulu lebat. Di
dadanya masih berbekas bulu yang tidak dipangkas dengan sempurna, menyisakan
bulu-bulu pendek. Ia berewok tipis dengan rambut panjang yang ia kuncir satu.
Sangat Italia.
Sehari-hari, Juliet biasa memakai celana boxer bergambar No
Fear dan Bad Boy. Kalau hari sedang gerah dan PLN sangat
tidak berperikemanusiaan, ia pakai hot pants. Atasannya lebih
sering kaos kutang ketat nauzubillah.
Sebenarnya hampir semua
bajunya adalah kaos dan kaos tanpa lengan. Baju yang paling ia suka adalah kaos
merah bergambar kondom di punggungnya dengan teks Jangan Lupa Alat
Kontrasepsi.
Sebenarnya ini kaos dari puskesmas dan ia suka sebab memiliki
pesan menuh makna.
Rambutnya yang pada dasarnya hitam ia cat pirang. Lengannya
yang berbulu tadi hampir setiap hari ia cukur sampai licin, tapi entah memang
bawaan lahir, bulunya selalu saja tumbuh barang 2-3 hari. Namun, Juliet tidak
pernah bosan.
Kalau hendak keluar berbelanja bersama teman-teman. Juliet
membawa tas lengan kecil warna merah marun tempat menyimpan kartu, uang, obat
pereda sakit kepala, obat maag, buku catatan kecil, pulpen, dan perkakas lain
seperti alat rias dan kondom (kondom untuk keadaan darurat (darurat saat
seseorang lain membutuhkannya)).
|
Senjata | : |
Tas lengan: Tas
lengannya ia pasang lempengan besi di bagian dalam. Lempengan besi yang ia buat
seperti kerangka itu membuat tasnya seperti balok kayu.
|
KEMAMPUAN & KELEMAHAN
Kemampuan | : |
Juliet dihitung tidak mempunyai kemampuan khusus jika secara
pragmatis dimaknai sebagai kekuatan bertarung. Ia hanya lebih kuat dibanding
sejawat-sejawatnya. Laut pernah menempa tubuhnya menjadi ‘baja’. Praktiknya,
tanpa tas lengannya, ia pernah merumah-sakitkan seorang pemuda setempat. Di
rumah sakit, hidungnya patah.
|
Kelemahan | : |
Perasaan. Juliet benci bila tabir rekam jejak hidupnya
dibuka perlahan-lahan. Rasanya seperti mengiris jakun sendiri. Juliet sangat
pemurung bila ia tersakiti. Bila ia murung, maka seharian ia tidak bergairah
untuk hidup. Bila tidak ditangani secepatnya, kemungkinan besar ada percobaan
bunuh diri. Ia memang bisa bangkit kemudian, namun luka di hati tidak pernah
sembuh.
Juliet kadang merasa sakit kepala. Bila seperti itu,
kemungkinan besar Romeo muncul dan mencekoki kepalanya dengan kata-kata yang
hanya membuat sakit kepala. Dalam keadaan seperti ini, Juliet kemungkinan kecil
terpancing emosinya. Tergantung mood juga. Ia bisa jadi kalap dan destruktif.
Juliet mudah terdistraksi. Ini akibat Romeo yang sering
sekonyong-konyong muncul dan mengganggunya dengan ocehan yang tidak penting.
Di umurnya yang sudah memasuki paruh baya, ia kini mudah
lelah. Tahun-tahun sebelumnya ia menikmati jogging keliling
kampung. Kini jogging hanya dilakukan di depan kosan.
Sebenarnya lahir sebagai manusia biasa itu bukanlah
kelemahan. Namun karena sulit sekali mengeksploitasi kelemahan untuk
maksimal lima kelemahan, di dunia yang imajinatif seperti turnamen ini, maka
statusnya sebagai manusia biasa bisa jadi nilai minus.
|
LATAR BELAKANG
Nama Realm | : |
Bumi, Bima Sakti
|
Deskripi Realm | : |
Bumi tempat kita berada. Namun memiliki satu rahasia
alam yang hanya sedikit orang tahu.
|
Bio | : |
Romeo adalah seorang komodor abad ke-17. 23 fregat di bawah
komandonya. Romeo dan kesatuan kapalnya adalah salah satu divisi dari angkatan
laut salah satu kerajaan di perairan Mediterania. Sejak remaja, Romeo mulai
bekerja sebagai anak buah kapal seorang saudagar dari Mesir. Sang saudagar
melihat besarnya rasa ingin tahu Romeo akan navigasi dan perkapalan. Jadilah
Romeo mendampingi sang saudagar sampai ia usianya berkepala dua.
Suatu ketika kapal sang saudagar dicegat perompak dari
Algier. Lumbung kapal kena meriam. Kapal oleng. Sang saudagar ketakutan. Namun
Romeo tetap gentar. Ia mengembangkan layar dan berlayar menuju arah angin dan
arus laut. Mereka sempat lepas dari ruang tembak meriam perompak. Namun
dipastikan tidak akan mampu lolos dari kejaran sebab kondisi kapal yang oleng.
Romeo mengambil keputusan sepihak yang tidak diketahui sang saudagar. Namun
Romeo menggunakan nama saudagar untuk mengambil keputusan: membuang semua
barang dagangan berupa karpet-karpet, ke laut. Mereka berhasil lolos. Saat sang
saudagar mengetahui itu, ia murka. Namun ia memahami, mereka tidak punya
pilihan lain. Maka setelah kapal berlabuh dan diperbaiki dengan uang tabungan
saudagar, ia mengangkat Romeo menjadi perwira utama atau first
mate.
Perjalanan Romeo menuju kemasyuran cukup panjang. Ketika
Romeo akhirnya berada pada puncak kariernya sebagai komodor, kapalnya
menghilang beserta seluruh awak kapal dalam sebuah badai. Padahal, divisi yang
Romeo pimpin adalah divisi yang cukup disegani di lautan Mediterania. Romeo
kejam dalam memimpin. Kapal-kapalnya adalah rumah bagi pelaut-pelautnya, namun
bila ada pelaut yang merusuh, maka akan jadi makanan hiu dan badai.
Romeo sering
mengambil rute patroli di perairan Genoa. Namun kadang ia sinting dengan
mengubah haluam menuju Algier, wilayah perompak Afrika Utara untuk menguji
nyali pelaut-pelautnya.
Kembali ke hilangnya kapal Romeo, tidak ada yang tahu kemana
mereka hilang. Tidak ada yang menemukan kepingan-kepingan kapal seandainya
karam dihantam badai. Hingga beberapa tahun setelahnya, rahasia kapal Romeo
tetap terjaga dalam rahasia di antara pelaut-pelaut bekas anak buahnya. Publik
tidak tahu.
Romeo terbangun di sebuah gubug sederhana di pinggir pantai.
Romeo mendengar suara ombak yang pecah. Ia berusaha mengingat apa yang ia telah
derita. Namun semuanya samar-samar. Tidak ada orang di ruangan ini. Namun yang
pasti seseorang atau sesuatu telah menyelimutinya dengan selimut dari karung
beras dalam gubug gelap gulita ini. Ia menunggu berjam-jam, tidak ada yang
mendatanginya. Akhirnya karena lapar dan haus, ia keluar gubug dan menemukan ia
berada dalam suatu perkampungan kumuh di pinggir pantai. Romeo hanya mengenakan
selimut dari karung beras untuk menutupi tubuhnya yang polos tanpa seutas
benang. Ia melihat sekeliling dan lampu-lampu berpendar.
Penglihatannya kabur. Tiba-tiba ia melihat seorang anak,
membawa karung besar di punggungnya. Tidak jelas isi karung itu. Sang anak
heran, Romeo juga.
Mereka saling bertatapan. Si anak ragu-ragu mendekat, ia
akhirnya mendekat, namun jarak mereka terpaut beberapa langkah. Anak itu
berkata gagu, “Halo, sir. Wh-where are yu came for?” Romeo kaget.
Namun ia tak mengerti. Si anak kemudian tertawa dengan giginya yang kuning dan
tak rapi. “Ooooi, ada bule, nih! Bugil! Bugil!,” katanya berteriak
pada sesuatu di kejauhan. Selamat datang di Tanjung Priok, Romeo, di abad
ke-21!
|
OC yang khas lazu banget :3
ReplyDeleteyha mz
Delete