IDENTITAS DASAR
Penulis
|
:
|
Manya
|
Nama
|
:
|
Fatha A'lir/Arahalia Yaenisser
|
Julukan
|
:
|
Tata/ Lionette of Greendome, Lost Star of Feyini
|
Jenis Kelamin
|
:
|
Perempuan
|
Umur
|
:
|
24 Tahun
|
Ras
|
:
|
Manusia
|
Class
|
:
|
Musketeer (Attacker)
|
Element
|
:
|
Earth
|
Kepribadian
|
:
|
- Ambisius.
- Manipulatif.
- Tenang, ramah, dan murah senyum.
- Feminim.
- Terkadang agak narsistik.
Di momen-momen tertentu sifatnya berubah menjadi mudah
tersinggung, gampang frustasi, dan panik. Maklum, perempuan punya momennya
sendiri.
|
Menyukai
|
:
|
Mendengarkan musik, genre favoritnya adalah punk
rock dan techno. Segala macam masakan yang diberi hiasan berry. Senyuman orang. Cermin. Pria lucu yang menarik.
|
Membenci
|
:
|
Konflik panjang, hak istimewa, sosok tak
teridentifikasi yang dinamainya Brian si pedagang.
|
DESKRIPSI
Tinggi / Berat | : |
169/Rahasia
|
Deskripsi Fisik | : |
Seringkali Tata terlihat mengenakan kasut kasual, anak
ini cepat beradaptasi dengan gaya yang populer di lingkungan yang dia singgahi.
Tapi, dalam pertempuran biasanya pakaian yang dikenakannya yaitu cuirass untuk
melindungi tubuh moleknya dari goresan. Cuirass itu dikenakannya dibalik
pakaian militer Kesultanan Atuktar, yaitu tunik putih dengan jubah hijau dan
pelindung kepala berupa peci putih yang biasa disebut ketche atau bektasis
berwarna putih dengan ornamen perak dan bulu merak. Walau begitu, tak pernah
sekalipun Tata melepaskan headphone yang terkalung di lehernya. Rambutnya merah
berkilau dan dipotong pendek. Perawakannya cukup tinggi untuk seorang
perempuan, badannya juga kurus seakan kurang nutrisi, padahal selera makannya
cukup besar. Parasnya cukup menarik, bibir yang tipis dan mata yang elipsis
dihiasi dengan silium yang lentik dan iris hijau dengan pupil coklat yang
kecil, serta hidung mungil yang membuat setiap orang merasa ingin mencubitnya,
karena terlihat lucu atau ketika Tata bertingkah sok centil.
|
Senjata | : |
Shamshir yang diberi nama "Sarafma
Furaz".
Bubuk Abhorrenium, semacam bubuk
peledak yang dipakai oleh artileri dan para infanteri Sipahi Atuktar untuk
melontarkan peluru tajam. Senyawa ini hanya bisa bereaksi jika ada kontak fisik dengan Timoratonium alloy yang menjadi material senapan
Atuktar dan pedang Sarafma Furaz. Reaksinya berupa ledakan dingin yang tidak
begitu deskruktif. Tata adalah satu-satunya Sipahi yang tidak memakai rifle.
|
KEMAMPUAN & KELEMAHAN
Kemampuan | : |
Atuktar Kalaripayattu
Seni beladiri pedang yang berkembang di Kesultanan Atuktar yang memanfaatkan
pijakan, energi ki yang di Atuktar disebut samadhi, dan kuda-kuda kecohan untuk
menghilangkan refleks musuh. Ideologi perang Atuktar adalah mengalahkan musuh
tanpa membunuhnya, membuat teknik-teknik beladiri ini tidak mematikan dan hanya
menghentikan pergerakan musuh. Namun, ada beberapa teknik maut yang diajarkan
untuk digunakan dalam situasi tertentu saja.
Abhorrenium
Powder
Tata dapat meledakkan lokasi yang dikehendakinya
dengan bubuk Abhorrenium yang dibawanya dalam jumlah yang
cukup banyak. Dengan bubuk ini, Tata dapat bertransportasi jarak dekat
dengan cepat. Selain itu, ledakan bubuk ini juga bisa menjadi serangan
langsung. walaupun ledakannya tidak mematikan, namun ledakannya bisa
mengarahkanmu ke suatu hal yang fatal.
Savaraga jaṛī
Kalaripayattu Atuktar memiliki teknik penyembuhan dengan
mengalirkan energi samadhi ke dalam dedaunan untuk mengeluarkan khasiat dari
daun itu. Tergantung dari khasiat tersembunyi dari daun yang dipakai. Teknik
ini bisa membuat racun maupun obat. Kandungan khasiat dari daun tersebut
tergantung pada jumlah energi samadhi yang dikeluarkan. Tata yang manajemen
energinya baik, tidak sering memakainya karena dia sadar bahwa dia bukan
pemilik energi yang melimpah.
Sarafma Furaz
Pedang ini terbuat dari Timoratonium alloy yang
berperan sebagai detonator bubuk Abhorrenium. Ada beberapa
kemampuan misterius yang bisa dikeluarkan oleh pedang ini. Namun, Tata urung
menggunakan kemampuan itu. Konon katanya, pedang ini hanya Tata saja yang bisa
memakainya.
|
Kelemahan | : |
Terkadang
ledakan Abhorrenium mengenai dirinya sendiriketika dia memanfaatkan
ledakan untuk berpindah posisi dengan cepat. Ledakan itu malah melontarkannya
ke arah yang salah atau menabrakkannya ke objek yang keras.
Abhorrenium yang dia bawa tentu saja dalam jumlah banyak, tapi bukan berarti
tidak akan habis.
Dia tak
pernah memastikan kekalahan musuhnya.
Ideologi perang yang dibawanya dan kepribadiannya membuat dia enggan melukai
orang lain.
Manusia
biasa, wanita lagi, kurang apa?
Acap kali dia menumbangkan musuhnya dia selalu meninggalkan daun yang sudah
diberi samadhi untuk menyembuhkan lukanya.
|
LATAR BELAKANG
Nama Realm | : |
Atuktar Empire, Human Realm, Firscilia Universe
|
Deskripi Realm | : |
Kesultanan kecil yang acap kali menarik diri dari
peperangan dan mengutamakan cinta kasih dan kedamaian hidup. Untuk melindungi
wilayahnya dari serangan bandit dan negara lain didirikan korps elite Sipahi
yang keanggotaannya berasal dari keluarga-keluarga imigran non-Salama yang
terusir dari negaranya dan terpaksa hidup merana di negara lain. Berkat Sipahi
lah, negeri itu tak pernah terlibat perang dari awal berdirinya.
|
Bio | : |
Booru V, raja Feyenoord, ditemukan tewas di ruangannya
dengan luka tembak di pelipis. Insiden itu menyebabkan kekacauan di Kerajaan.
Raja yang sepanjang hidupnya membujang itu hanya memiliki seorang adik yang
lemah. Sang penasihat berniat untuk menjadikannya sebagai raja.
Di lain tempat,
asosiasi masyarakat sudah memilih pemimpin pemberontakan untuk meruntuhkan
monarki, dan di tempat yang tidak cukup jauh, Ordo Crimson Chariot hendak
menyelamatkan posisi mereka sebagai pihak pengontrol raja sebelumnya dengan
menyiapkan kekuatan yang cukup besar untuk merampas kukuasaan di kerajaan
tersebut. Pada akhirnya Kerajaan itu tenggelam dalam kemelut perang yang
panjang. Situasi tersebut memaksa bangsawan Yanissier yang juga termasuk
simpatisan raja sebelumnya untuk meninggalkan tumpukan harta mereka dan
berencana untuk meminta suaka ke negara lain.
Sialnya, pihak pemberontak mengetahui rencana pelarian tersebut dan menyergap
rombongan keluarga Yanissier. Pertempuran pun tak terelakkan. Semua anggota
keluarga Yanissier tertangkap dan dikubur hidup-hidup beserta dengan semua
barang bawaannya. Tapi, salah seorang selir Yanissier adalah wanita yang
cerdas, dengan berbekal udara yang disimpannya di sarung pedang yang dipakainya
untuk membela diri.
Dia menggali tanah yang menimbunnya dan berhasil selamat.
Dengan keadaan lemah, selir itu melangkah ke sebuah dusun yang disana tinggal
seorang wanita dan gadis kecil yang tak lain dan tak bukan adalah saudari
kandung sang selir dan putri kandungnya yang dititipkan pada ibunya. Dalam
keadaan sekarat, si selir memperingatkan mereka akan serbuan pemberontak dan
menyuruh mereka melarikan diri ke Atuktar.
Di Atuktar,wanita dan gadis kecil
itu disambut dengan baik. Dengan jaminan keselamatan, si bibi dengan berat hati
menyerahkan keponakannya bergabung dengan Sipahi. Gadis cilik bernama Arahalia
itu kini tumbuh menjadi wanita tangguh yang ahli dalam perperangan dan
komunikasi sosial. Tak heran Kesultanan menganugerahinya dengan titel Komandan.
Dia juga menerima nama baru, Fatha a` lir, yang didapatkannya setelah
mempelajari dan meyakini ajaran Salama. Fatha a` lir, yang biasa dipanggil Tata
mengacuhkan stratifikasi di korpsnya, menganggap semuanya setara dan sepangkat.
Walaupun begitu. Semua rekannya tetap menghormatinya. Sultan muda Atuktar,
Fahime Seniye, 21 tahun, secara terang-terangan menyukainya dan berniat
mempersuntingnya, walau diakhiri dengan penolakan yang sopan. (pemimpin yang
hebat takkan menyerah dengan mudah tentunya)
Pada suatu hari, sebuah rombongan pedagang mengklaim telah menemukan sebuah
teknologi dari Sentria, utopia dengan teknologi maha tinggi yang kini sudah
tenggelam di dasar samudra Sasa. Sebuah alat transdimensi portable yang
memiliki sebuah slot. Didalam slot tersebut ada sebuah kaset bertuliskan "Battle
of Realms".
Ketika alat tersebut hendak dihadiahkan kepada Sultan.
Sultan tanpa sengaja menekan tombol yang membuat alat tersebut memancarkan
sinar yang mengenai sang komandan korps elit. Mengirimkan fisik dan jiwanya ke
sebuah tempat yang sama sekali tak dikenalnya. Sebuah tempat yang dirasanya
seperti tanah para Elven. Dan ketika dia menemukan banyak manusia di tempat
itu, terkaannya jelas sekali tidak tepat. Dengan berbekal sekantung koin dan
seragam militernya, lengkap dengan senjata dan aksesori lainnya, yang secara
misterius tertata rapi di badannya, Tata memulai petualangannya mencari
pintu keluar dari tempat asing itu.
|
No comments:
Post a Comment