10.4.15

[Char Sheet] Fatha a` lir - Lionettee of Greendome





IDENTITAS DASAR
Penulis
:
Manya
Nama
:
Fatha A'lir/Arahalia Yaenisser
Julukan
:
Tata/ Lionette of Greendome, Lost Star of Feyini
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Umur
:
24 Tahun
Ras
:
Manusia
Class
:
Musketeer (Attacker)
Element
:
Earth
Kepribadian
:

Ambisius.
- Manipulatif.
- Tenang, ramah, dan murah senyum.
- Feminim.
- Terkadang agak narsistik. 



Di momen-momen tertentu sifatnya berubah menjadi mudah tersinggung, gampang frustasi, dan panik. Maklum, perempuan punya momennya sendiri.

Menyukai
:

Mendengarkan musik, genre favoritnya adalah punk rock dan techno. Segala macam masakan yang diberi hiasan berry.  Senyuman orang. Cermin. Pria lucu yang menarik.

Membenci
:
Konflik panjang, hak istimewa, sosok tak teridentifikasi yang dinamainya Brian si pedagang.

DESKRIPSI
Tinggi / Berat:
169/Rahasia
Deskripsi Fisik:
Seringkali Tata terlihat mengenakan kasut kasual, anak ini cepat beradaptasi dengan gaya yang populer di lingkungan yang dia singgahi. Tapi, dalam pertempuran biasanya pakaian yang dikenakannya yaitu cuirass untuk melindungi tubuh moleknya dari goresan. Cuirass itu dikenakannya dibalik pakaian militer Kesultanan Atuktar, yaitu tunik putih dengan jubah hijau dan pelindung kepala berupa peci putih yang biasa disebut ketche atau bektasis berwarna putih dengan ornamen perak dan bulu merak. Walau begitu, tak pernah sekalipun Tata melepaskan headphone yang terkalung di lehernya. Rambutnya merah berkilau dan dipotong pendek. Perawakannya cukup tinggi untuk seorang perempuan, badannya juga kurus seakan kurang nutrisi, padahal selera makannya cukup besar. Parasnya cukup menarik, bibir yang tipis dan mata yang elipsis dihiasi dengan silium yang lentik dan iris hijau dengan pupil coklat yang kecil, serta hidung mungil yang membuat setiap orang merasa ingin mencubitnya, karena terlihat lucu atau ketika Tata bertingkah sok centil.

Senjata:
Shamshir yang diberi nama "Sarafma Furaz".
             
Bubuk Abhorrenium, semacam bubuk peledak yang dipakai oleh artileri dan para infanteri Sipahi Atuktar untuk melontarkan peluru tajam. Senyawa ini hanya bisa bereaksi jika ada kontak fisik dengan Timoratonium alloy yang menjadi material senapan Atuktar dan pedang Sarafma Furaz. Reaksinya berupa ledakan dingin yang tidak begitu deskruktif. Tata adalah satu-satunya Sipahi yang tidak memakai rifle.

KEMAMPUAN & KELEMAHAN
Kemampuan:
Atuktar Kalaripayattu
Seni beladiri pedang yang berkembang di Kesultanan Atuktar yang memanfaatkan pijakan, energi ki yang di Atuktar disebut samadhi, dan kuda-kuda kecohan untuk menghilangkan refleks musuh. Ideologi perang Atuktar adalah mengalahkan musuh tanpa membunuhnya, membuat teknik-teknik beladiri ini tidak mematikan dan hanya menghentikan pergerakan musuh. Namun, ada beberapa teknik maut yang diajarkan untuk digunakan dalam situasi tertentu saja.


Abhorrenium Powder
Tata dapat meledakkan lokasi yang dikehendakinya dengan bubuk Abhorrenium yang dibawanya dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan bubuk ini, Tata dapat bertransportasi jarak dekat dengan cepat. Selain itu, ledakan bubuk ini juga bisa menjadi serangan langsung. walaupun ledakannya tidak mematikan, namun ledakannya bisa mengarahkanmu ke suatu hal yang fatal.


Savaraga jaṛī
Kalaripayattu Atuktar memiliki teknik penyembuhan dengan mengalirkan energi samadhi ke dalam dedaunan untuk mengeluarkan khasiat dari daun itu. Tergantung dari khasiat tersembunyi dari daun yang dipakai. Teknik ini bisa membuat racun maupun obat. Kandungan khasiat dari daun tersebut tergantung pada jumlah energi samadhi yang dikeluarkan. Tata yang manajemen energinya baik, tidak sering memakainya karena dia sadar bahwa dia bukan pemilik energi yang melimpah.



Sarafma Furaz
Pedang ini terbuat dari Timoratonium alloy yang berperan sebagai detonator bubuk Abhorrenium. Ada beberapa kemampuan misterius yang bisa dikeluarkan oleh pedang ini. Namun, Tata urung menggunakan kemampuan itu. Konon katanya, pedang ini hanya Tata saja yang bisa memakainya.


Kelemahan:
Terkadang ledakan Abhorrenium mengenai dirinya sendiriketika dia memanfaatkan ledakan untuk berpindah posisi dengan cepat. Ledakan itu malah melontarkannya ke arah yang salah atau menabrakkannya ke objek yang keras.

Abhorrenium yang dia bawa tentu saja dalam jumlah banyak, tapi bukan berarti tidak akan habis.


Dia tak pernah memastikan kekalahan musuhnya.

Ideologi perang yang dibawanya dan kepribadiannya membuat dia enggan melukai orang lain.


Manusia biasa, wanita lagi, kurang apa?


Acap kali dia menumbangkan musuhnya dia selalu meninggalkan daun yang sudah diberi samadhi untuk menyembuhkan lukanya.

LATAR BELAKANG
Nama Realm:
Atuktar Empire, Human Realm, Firscilia Universe
Deskripi Realm:
Kesultanan kecil yang acap kali menarik diri dari peperangan dan mengutamakan cinta kasih dan kedamaian hidup. Untuk melindungi wilayahnya dari serangan bandit dan negara lain didirikan korps elite Sipahi yang keanggotaannya berasal dari keluarga-keluarga imigran non-Salama yang terusir dari negaranya dan terpaksa hidup merana di negara lain. Berkat Sipahi lah, negeri itu tak pernah terlibat perang dari awal berdirinya.

Bio:
Booru V, raja Feyenoord, ditemukan tewas di ruangannya dengan luka tembak di pelipis. Insiden itu menyebabkan kekacauan di Kerajaan. Raja yang sepanjang hidupnya membujang itu hanya memiliki seorang adik yang lemah. Sang penasihat berniat untuk menjadikannya sebagai raja. 


Di lain tempat, asosiasi masyarakat sudah memilih pemimpin pemberontakan untuk meruntuhkan monarki, dan di tempat yang tidak cukup jauh, Ordo Crimson Chariot hendak menyelamatkan posisi mereka sebagai pihak pengontrol raja sebelumnya dengan menyiapkan kekuatan yang cukup besar untuk merampas kukuasaan di kerajaan tersebut. Pada akhirnya Kerajaan itu tenggelam dalam kemelut perang yang panjang. Situasi tersebut memaksa bangsawan Yanissier yang juga termasuk simpatisan raja sebelumnya untuk meninggalkan tumpukan harta mereka dan berencana untuk meminta suaka ke negara lain.

Sialnya, pihak pemberontak mengetahui rencana pelarian tersebut dan menyergap rombongan keluarga Yanissier. Pertempuran pun tak terelakkan. Semua anggota keluarga Yanissier tertangkap dan dikubur hidup-hidup beserta dengan semua barang bawaannya. Tapi, salah seorang selir Yanissier adalah wanita yang cerdas, dengan berbekal udara yang disimpannya di sarung pedang yang dipakainya untuk membela diri. 


Dia menggali tanah yang menimbunnya dan berhasil selamat. Dengan keadaan lemah, selir itu melangkah ke sebuah dusun yang disana tinggal seorang wanita dan gadis kecil yang tak lain dan tak bukan adalah saudari kandung sang selir dan putri kandungnya yang dititipkan pada ibunya. Dalam keadaan sekarat, si selir memperingatkan mereka akan serbuan pemberontak dan menyuruh mereka melarikan diri ke Atuktar. 

Di Atuktar,wanita dan gadis kecil itu disambut dengan baik. Dengan jaminan keselamatan, si bibi dengan berat hati menyerahkan keponakannya bergabung dengan Sipahi. Gadis cilik bernama Arahalia itu kini tumbuh menjadi wanita tangguh yang ahli dalam perperangan dan komunikasi sosial. Tak heran Kesultanan menganugerahinya dengan titel Komandan. Dia juga menerima nama baru, Fatha a` lir, yang didapatkannya setelah mempelajari dan meyakini ajaran Salama. Fatha a` lir, yang biasa dipanggil Tata mengacuhkan stratifikasi di korpsnya, menganggap semuanya setara dan sepangkat. 


Walaupun begitu. Semua rekannya tetap menghormatinya. Sultan muda Atuktar, Fahime Seniye, 21 tahun, secara terang-terangan menyukainya dan berniat mempersuntingnya, walau diakhiri dengan penolakan yang sopan. (pemimpin yang hebat takkan menyerah dengan mudah tentunya)

Pada suatu hari, sebuah rombongan pedagang mengklaim telah menemukan sebuah teknologi dari Sentria, utopia dengan teknologi maha tinggi yang kini sudah tenggelam di dasar samudra Sasa. Sebuah alat transdimensi portable yang memiliki sebuah slot. Didalam slot tersebut ada sebuah kaset bertuliskan "Battle of Realms". 

Ketika alat tersebut hendak dihadiahkan kepada Sultan. Sultan tanpa sengaja menekan tombol yang membuat alat tersebut memancarkan sinar yang mengenai sang komandan korps elit. Mengirimkan fisik dan jiwanya ke sebuah tempat yang sama sekali tak dikenalnya. Sebuah tempat yang dirasanya seperti tanah para Elven. Dan ketika dia menemukan banyak manusia di tempat itu, terkaannya jelas sekali tidak tepat. Dengan berbekal sekantung koin dan seragam militernya, lengkap dengan senjata dan aksesori lainnya, yang secara misterius tertata rapi di badannya, Tata memulai ​petualangannya mencari pintu keluar dari tempat asing itu.


No comments:

Post a Comment