24.6.15

[ROUND 1 - TEAM E] ANANDA - ENGGAK SERU

ANANDA - ENGGAK SERU

Penulis: Harbowoputra





"Males ah," kata Ananda, "pagi-pagi begini disuruh mandi. Lo aja duluan. Gue enggak ke kantor kok." Melihat Ananda yang tidak akan beranjak dari depan TV, dia ambil handuk dan bergegas mandi. "Eh itu lulur gue kok udah mau abis, lo pake terus ya?" kata Ananda yang dibalas sambil lalu. "Jangan dipake lagi! Hari ini gue mau mandi tiga jam."



Saat babak preliminer dimulai pada malam hari, Ananda tidak bisa bergerak. Kini di babak pertama Ananda lagi-lagi mendapat waktu malam hari. Maka sudah dua kali Ananda tidak bisa bergerak dalam pertandingan. Ananda sampai bersumpah, kalau di babak selanjutnya dia kebagian malam hari untuk yang ketiga kalinya...

Tapi, paling tidak, Ananda bisa menikmati keseluruhan pinggir ibukota dari atap gedung ini. Itu pun kalau bangunan ini bisa disebut gedung. Ranting-rantingnya mengindera bahwa ini adalah atap rumah susun. Jalanan di bawah pasti berliku-liku dengan banyak tukang jualan dan sampah becek, namun Ananda tidak bisa bergerak untuk mengindera itu semua.

Sekarang apa yang harus Ananda lakukan?


Ananda tidak bisa bergerak tanpa sinar matahari. Oleh karena itu malam ini Ananda hanya bisa berdiri sambil mengangkat bahu dan telapak tangan. Lima koin emas tertumpuk di telapak tangan kirinya. Singkat kata, Ananda tidak bisa melakukan apa-apa.

Sementara satu-satunya cara memenangkan ronde pertama di Tim E ini adalah memiliki koin emas paling banyak, atau menjadi satu-satunya peserta yang masih memiliki uang.

Koin emas yang ada di setiap peserta berjumlah lima. Satu koin bisa membeli apa saja yang seseorang inginkan. Ananda berpikir. Agar tepat daya, dia bisa memakai empat koin dan memaksa peserta lain untuk memakai lima koin. Jumlah koin yang harus dia habiskan adalah 29.

Semoga saja peserta lain mudah menghambur-hamburkan koin agar Ananda tidak perlu repot.

Pintu menuju atap terbuka. Ranting Ananda mengindera seorang gadis kece berjubah hijau. Gadis ini pasti salah satu peserta Tim E!

"Hai, Ananda!" sahut gadis itu sambil tersenyum. Ananda yakin namanya adalah Tata. Fatha A'lir alias Arahalia Yaenisser. "Ketemu lagi kita. Bagus deh, kamu enggak bisa gerak. Aku ambil ya semua koinmu."

Stop.

Susunan huruf menempel di layar, membentuk subtitel. Tata kaget. "A-Aku lupa kalau kamu bicara lewat subtitel. Haha." Setelah membenahi jubah hijaunya, Tata kembali mendekati Ananda. "Enggak usah pakai basa-basi. Aku ambil semuanya biar kamu langsung kalah tanpa bertarung."

Stop. Koin di tanganku ini koinmu.

"Hah? Ya iyalah, setelah kuambil, semua itu jadi milikku."

Bukan itu. Empat koin yang ada di tanganku ini punyamu. Sisanya punyaku.

Tata akhirnya berhenti. Wajahnya terlihat kesal. "Maksudnya apa sih? Koin yang ada di tanganmu ya punyamu. Koin yang ada di kantongku ya punyaku. Sini berikan koinmu!"

Kamu yakin koin-koinmu ada di kantong?

Mereka berdua bergeming. Angin malam berdesir, menggoyangkan kabel-kabel yang berseliweran dari tiang listrik. Antena TV bergeser, disusul dengan teriakan dari lantai bawah yang TV-nya tiba-tiba kesemutan.

"Koinku ada di kantong."

Sejak kapan jubah kesultanan punya kantong?

Bagaikan semua warna menghilang, Tata mematung. "Ta-Tapi aku menyimpan koinku di... di..." Tata merogoh kain ikat pinggang. "Kok enggak ada? P-Pasti ada di sini!" sahut Tata sambil membuka topi kece. Masih tidak ada juga.

Ananda berkacak pinggang. Atau setidaknya itu yang dia lakukan seandainya dia bisa bergerak.

"Enggak mungkin..." keluh Tata. "Koinku pasti ada di—" Tata membuka kain penyimpan bubuk mesiu "—ADA!" sahut Tata sambil sedikit berjingkrak. "AHAHAHAHA KOINKU ADA sa...tu..."

Ananda mengangkat bahu, yang memang sudah dia lakukan dari awal karena tidak bisa gerak.

"Bagaimana caramu mencuri koinku?" tanya Tata sambil melangkah menjauh. "Kamu bahkan enggak gerak sama sekali."

Ekonomi tertutup.

"Hah?"

Di tempat ini hanya ada 30 koin emas. Dengan perputaran dagang yang tertutup inilah pada akhirnya empat koinmu bisa sampai di tanganku.

Tata menganga. "Aku memakai satu koin buat laundry, satu buat makan malam, satu buat salon, satu lagi buat beli album digital. Bagaimana bisa empat-empatnya sampai di tanganmu dalam waktu beberapa jam?"

Ananda masih mengangkat bahu.

Reaksi berantai dalam ekonomi tertutup.

"Aku tidak akan membiarkan sisa satu koin ini jadi milikmu! Rasakan serangan bubuk—!"

Tata lupa bahwa yang dia genggam adalah koin. Bukan bubuk mesiu. Koin tersebut mendarat tepat di telapak tangan Ananda.


Selamat pergi, Tata.

Pintu atap terbuka lagi. Seseorang berbusana hijau, namun bukan jubah. Orang ini memakai jas. Ananda tahu namanya adalah Ronnie Staccato.

Tanpa basa-basi Ronnie langsung menyahut, "Attenzione!" dan memasang kuda-kuda. Dia dan Ananda berada dalam bidang dua dimensi. Kalau Ananda bisa melihat, pasti ada meteran nyawa di atas layar. "Lottare!" teriak Ronnie. Pertarungan pun dimulai.

Ananda yang tidak bisa bergerak hanya pasrah kena serangan bertubi-tubi dari Ronnie. Di Polvere di antara hantaman La Terra Violento yang diselingi dengan Dal Ceneri Alle Ceneri terus dilancarkan dan diteriakkan oleh Ronnie. Inilah akhir dari perjuangan Ananda di ronde 1...

...jika semua serangan Ronnie memang kena. Pasalnya, dari tadi Ronnie hanya bertarung sendiri. Tanpa lawan.

Menyadari hal ini, Ronnie langsung berhenti sambil mengejar napas. "Kau memakai sihir kebal?" tuduhnya. "Mengapa seranganku tidak ada yang kena?"

Mau sampai kapanpun seranganmu enggak bakal kena latar, Ron.

"Latar? Tapi kau lawanku. Dua petarung hanya bisa melukai satu sama lain dan tidak akan pernah bisa mengenai latar, memang. Tapi kenapa aku tidak bisa menyerangmu?"

Uh... karena aku belum masukin koin?

"...benar juga. Hanya aku yang memulai sendiri. Koin barusan pun koin terakhirku. Empat lainnya sudah kupakai untuk bertarung di perjalanan ke sini." Ronnie mengangkat bahu. "Kekalahan dilihat dari nyawa siapa yang paling sedikit. Karena tidak ada lawan, maka nyawakulah yang paling sedikit."

_人人人人人人_ 
Sudden Death 
 ̄YYYYYY ̄

 

Pintu atap terbuka lagi. Kali ini datang tiga orang sekaligus. Ananda sudah tahu siapa mereka. Si orang kampung (tapi tampan) bernama Ujang. Si ibu-ibu yang bikin Ananda ingin punya wajah lagi agar bisa yakin bahwa dirinya tidak kalah cantik dari seorang ibu-ibu adalah Mima. Si cewok/cowek rambut pink sudah pasti Will... eh Dyna Might.

Mana mungkin di sini ada William Pink.

"Siapa?" tanya Dyna.

"Kau kenal William Reid dari mana!?" sahut Mima

"Sok model neng Ananda, aya subtitelan."

Uh... lupain. Ayo kita rebutan koin.

Ujang membawa papan karambol dan bedak. Digelarlah papan itu, ditaburlah bedak di atasnya. Mima dan Dyna duduk di sisi masing-masing. Ananda dibiarkan berdiri karena tidak bisa gerak.

"Koin kita masing-masing ada tujuh berkat ekonomi tertutup. Satu koin netral akan kita jadikan koin utama untuk karambol ini," jelas Dyna, "dan satunya lagi untuk menentukan giliran."

"Koin yang masuk ke lubang sendiri akan jadi hak milik. Hati-hati agar tembakannya tidak membuat orang lain mendapat koin. Kita main sampai tiga orang kehabisan koin," lanjut Mima.

Tapi aku enggak bisa gerak.

"Deritamu," kata mereka bertiga.

Tanpa peduli bagaimana Ananda bermain, giliran pun ditentukan. Dyna jalan pertama, disusul Ujang, kemudian Mima. Ananda terakhir.

Tanpa menggunakan jari, hanya dengan siulan, Dyna bisa membuat dua koin masuk. Satu masuk miliknya, satu lagi mengenai koin lain dan koin lain itu masuk ke Ananda. "Awal yang adil."

Mima ahli menembak. Koin pun bisa ditembak dengan tepat. Dalam sekali tembakan, Mima berhasil memasukkan tujuh koin... ke Ananda. "Kok begini!?"

Giliran Ujang. Dia bersiap menembak koin. Sambil bersimpuh, tangannya di atas papan karambol, ramuan degannya tumpah. "Eh copot eh copot," latah Ujang yang malah menggeser papan. Berkat kecelakaan itu, semua koin di atas papan berhasil masuk ke sisi Ananda.

Ini enggak banget deh.


Dyna, Mima dan Ujang terpaksa gugur. Ananda menang. Enggak seru, tapi menang.

22 comments:

  1. pertama-tama, biarkan saya menahan umpatan dulu.
    Ini lebih mengejutkan daripada baca entry Ronnie yang hancur, atau Dyna yang penuh kenistaan. Enggak seru, ya, sungguh benar-benar enggak seru. Sesuai judul, fit with the topic in title, yes...

    yang bisa diacungkan jempol adalah ini rapi dan ada illustrasinya. Saya suka Mima yang imut di sini. Namun eksekusi ceritanya, jauh kalau dibandingkan entry Ananda yang dulu, yang punya kesan Sci-fi (maaf saya nggak sempat review meskipun baca), ini mah terlalu sederhana, tak ada konflik atau sesuatu yang menggigit, terlalu di luar logika dan nalar yang bisa memuaskan pembaca. Okelah, teori Ekonomi itu boleh, tapi tetap saja bukan plot.
    Kesannya, seperti kebut semalem. Oh ya, btw, namanya Tuan Reid adalah Weasel, bukan William. hehehe.

    tapi, memang R1 ini kan belum ada eliminasi yha, jadi sepertinya tak masalah.

    Maaf, untuk ini, saya cuma bisa kasih 5.
    5/10

    best regards,

    OC Mima Shiki Reid

    ReplyDelete
  2. Fix tim E tim paling unpredictable dan ancur entrinya di ronde ini

    Saya bingung mau komen apa. Emang ngga seru sih, jadi sebenernya penulis sadar diri juga konsekuensi nulis gini. Tapi ga ada unsur kejutan kayak entri prelim Ananda atau faktor enjoyable kayak R1 Ronnie yang sama" super pendek, jadi sedikit hambar juga. Mungkin satu"nya yang saya suka masih sempetnya masukin 6 gambar peserta di sini

    Dari saya 6

    [OC : Dyna Might]

    ReplyDelete
  3. Saya bingung, speechless, gak tau mau komen apa...

    Dari awal sampe akhir saya baca, entah kenapa gak ada... well, gak usah ngarep plot twist, konflik yang coba dibikin pun kayaknya gagal...
    wait, emang ada konflik?

    skip---


    Dina, Ujang, sama Mima akhirnya... udah gitu aja. Ini ceritanya lagi maen hompimpah?
    ._.


    Authornya nulis di sela-sela kesibukan ya, jadi mungkin ada banyak sisi yang gak kegarap, banyak minus pula yang mungkin lebih pantas dibabarkan sama komentator lain yang lebih pandai dalam membantai.
    Saya gak cukup tabah untuk itu.


    Nilai plus di sini adalah... illustrasi dari ms. paint

    ._.

    OC : Sanelia Nur Fiani

    Point : 5

    ReplyDelete
  4. well, yang paling saya suka sih kesinambungan ilustrasi di awal2 sama ceritanya, lucu aja wkkwkwkw.
    sisanya, well, flat juga sih, engga seru, kenapa ini engga seru, karena emang engga seru. Sama kek kenapa saya spam komedi, karena emang spam komedi, dan masing2 terima konsekuensinya u,u

    Skor: 6

    OC: Vi Talitha

    ReplyDelete
  5. Karena pendek, saya langsung ke TKP.

    *baca

    Oh ... apa ini? Konflik sama alurnya nyaris ga ada. Jelas kesannya terburu2. Padahal udah berekspetasi entry Ananda bakal out of the box. Toh dia byk keterbatasannya. Jd bikin penasaran.

    Teori ekonominya saya gagal paham. Padahal udah berulang dibaca.

    Gak ada emosi OC. Sifat pun ga ditunjukkan.

    Gambar gak pengaruh, jadi saya titip 6 deh. Maaf ya ....

    OC: Ahran (wa sahran <--boong)

    ReplyDelete
  6. Ampun deh, minimal bikin saya ketawa kek kayak si Ronnie!
    Yang paling bikin kesel, Ananda mungkin emang jenius, tapi saya rasa cuma Bu Mawar aja yang bisa maksa peserta2 lain berebut uang dengan cara simpel. Main karambol! Please, they're not idiots! Apalagi Dyna yg banyak triknya kayak mafia :p

    Saya bisa ngerti kalau saya jadi super sibuk di sela2 segala kegiatan saya, saya suka hilang konsistensi.

    Jadi tetap aja, sori, skor buat kamu 4/10 karena udah paksa saya beli kopi kalengan buat malam (err, nggak selebay itu kali). OC: Vajra. (Putting on the hood)

    ReplyDelete
  7. Saya baca ini setelah beres sahur.
    Subhanallah sekali.... sesuai judulnya Enggak Seru.
    Knapa jadi main karambol.
    Trus ... ah... yah... sudahlah...
    Gambarnya imut <3

    6/10

    ReplyDelete
  8. Seperti yang lainnya, saya speechless.

    Tapi dibilang ga menikmati rasanya bohong juga ya. Karena saya menikmati. Tapi-tapi ini pendek, dan ya enggak begitu seru. Tapi saya tetep nikmatin, apalagi ilustrasinya ngakak www ditambah lagi rapi

    Hm, poinnya 6 sajalah heuheuuhuh

    btw, saya jadi inget lagi. Dulu di N2 gitu ya kalo ga salah entah kak har atau siapaa gitu mosting entri yang super duper pendek tapi ngakak. Itu kak har bukan sih? Saya lupa

    ReplyDelete
  9. Ya tuhan main Karambol.

    Anjir mola-mola.

    bangke wakarimasen_lol.jpg

    Entri yang sejauh ini bikin 'Eh'? 'Eh'? 'Eh'?

    also pendek. Meta sekali isinya. bangke.

    7/10 karena meta parah. Kalau bisa dibikin panjang tanpa kerasa dragging bisa 8/10 padahal gara-gara murni bikin heran berkali-kali. Tapi kalo panjang ya poin ceritanya juga hilang jadi ya maklumi aja de.

    - Adrienne Marsh, atas pesanan Ronnie Staccato.


    ReplyDelete
  10. Hm...

    Yha..

    Ga seru...

    Tapi.. memaklumi. Settingan ronde ga bagus buat ananda. Dan kak har ga ngeooc-in ananda biar keliatan bagus.

    Pas kelar, saya cuma bs bilang 'wat'?

    Dan akhirnya saya titip 6

    Karena ananda ga ooc


    [Oc : Kazuki Tsukishiro]

    ReplyDelete
  11. Hm...

    Yha..

    Ga seru...

    Tapi.. memaklumi. Settingan ronde ga bagus buat ananda. Dan kak har ga ngeooc-in ananda biar keliatan bagus.

    Pas kelar, saya cuma bs bilang 'wat'?

    Dan akhirnya saya titip 6

    Karena ananda ga ooc


    [Oc : Kazuki Tsukishiro]

    ReplyDelete
  12. saya nyengir-nyengir sendiri bacanya. flownya enak. tapi pas udah kelar ya responnya gitu, "Eh? wat?" LoL
    kesan menangnya berasa dibuat cepat dengan segala macam kebetulan itu. tapi poin plus sendiri karena penggambaran Ananda yang tetap dibuat konsisten alih-alih memberikan upgrade tertentu untuk menyesuaikan dengan latar pertarungan.
    ah well... poin plus juga untuk ilustrasinya LoL

    8/10

    salam~

    Avius Solitarus

    ReplyDelete
  13. My sides.
    Meskipun endingnya 'eh?'

    Illustrasinya lucu dan 'semales' entrinya.

    6/10 dari saya karena. Nilai minusnya di alur ngebut dan semua yang secara keseluruhan 'malesi'

    OC: Lexia

    ReplyDelete
  14. Tay kamu Harhar.


    Mana Tata disini gak sopan banget, tapi kece, Ananda juga.

    I was eh when reading this, sialnya bener meta. Tapi saya kira Ananda bakal seheboh bayangan saya yang sempet pengen ngasi role Ananda yang beli bank buat ngerusak perekonomian Alforea gitu. Ternyata cuma karambol.

    Yah, padahal pengen ngasi skor gedhe.. tapi gak asik ah nanti saya. 7 aja ya?


    enggak asik, tapi kece.

    ReplyDelete
  15. sesuai judulnya "ga seru" niatnya bikin cerita supaya ga seru. tapi di mata gw kok ini bagus ya? @_@

    Meta.
    Latar. TROLL.
    Karambol. yang ini emang off sih soalnya punya tendensi bakal seru kalo digarap. kalo aja beneran sesuatu yang 'doeng' alias lebih WTF lagi gw serius bakalan hype. mungkin sesuatu yang lebih relate ke ekonomi tertutupnya sih. tapi gw ga kepikiran apaan soalnya semua ada tendensi jadi seru apalagi kalo dibawa jadi taruhan.

    nilai dari gw (serius jangan kaget karena ini subjektifnya kenceng):
    8/10

    OC gw: Kii

    ReplyDelete
  16. anjjaayy
    ini pertarungan apaan
    pada kocak semua cara kalahnya.

    btw, saya penasaran sama ekonomi tertutup
    kok si tata sampai gk tahu sementara mima, dyna dan mang ujang tahu.

    nilai 8
    reviss

    ReplyDelete
  17. Sebenernya aku gak ngerti mau komentar apa di entri yang "gak seru" ini. Tapi berhubung aku kurang satu komen lagi. #plakk maka aku putusin ngasih sedikit perasaan yang "wat" "wut" dan "???" Ini.

    Komennya sih gak panjang2, sama kek entri ini :3 aku cuma mau komen tentang ekonomi tertutup yg aku sama sekali gak ngerti. Udah baca pelan tapi tetep gak ngerti. Maka salahkanlah otakku ini. Tapi karena poin yg keliatan niat disini itu cuma teori ekonomi tertutupnya, aku jadi sama sekali gak dapet apa2 selain ngeliat Mang Ujang yg ceroboh disini.

    6/10

    OC : Mang Ujang

    ReplyDelete
  18. Ummi berasa di troll :v

    Umi ngakak bacanya, Ananda berasa polos banget :v

    "Karena aku belum memasukkan koin?"

    sesuatu sekali XD

    kedataran muka para OC-nya itu ._.

    sesuatu :v

    ga ada konflik, tapi Umi ngakak xD (dapet full deh di fun :v )

    The Fun : 5.0/5.0
    Karakterisasi : 2.0/3.0
    Alur : 2.0/2.0
    (+1 karena Umi ngakak)
    Total : 10.0

    OC : Maria Fellas

    ReplyDelete
  19. PONTEN 3

    Well, konsep awalnya bagus. Tapi eksekusinya datar, dan segala teori bla-bla-bla itu nggak memberikan penjelasan apa-apa kepada pembaca. Situ pamer teori atau mau nulis cerita? Biarpun saya mengerti plotnya, tapi kok saya tak merasa terhibur? Dan jadi beneran kerasa enggak seru~ Semua berakhir begitu saja.

    Paling yang bagus cuman gambarnya aja. Lucu, soalnya :)

    ReplyDelete
  20. Antara penulis udah masa bodo aja asal nulis atau ini tulisan meta banget. Tapi, semeta apapun, cerita emang tetep nggak seru sih mo diapain juga. Nggak ada penjelasan ke pembaca soalnya (saya gak paham ekonomi tertutup apaan). Mungkin buat yang paham, bisa jadi rada seru dikit. Tapi tetep, saya gak paham.

    Nilai : 4
    OCku : Alshain Kairos

    ReplyDelete