15.9.15

[ROUND 4] INTO THE ABYSS

ROUND 4 - INTO THE ABYSS

Written by: Rizqi Rachman




Dahulu kala, manusia memiliki hasrat yang amat kuat untuk menjelajahi dunia. Dimulai dari satu orang yang berhasil menjelajahi sebuah negeri, di ikuti oleh orang yang berhasil menjelajahi lautan, hingga kemudian muncul seseorang yang berhasil menjelajahi dunia.

Sayangnya manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah mereka capai, dan ketika tidak ada tempat untuk dijelajahi, maka manusia mulai berpikir untuk menjelajahi tempat yang belum pernah mereka jamah sebelumnya, yaitu angkasa luar.


“Tidak lama lagi, kita akan memasuki sebuah era baru, era di mana kekuasaan para dewa telah berakhir, era di mana setiap manusia memiliki dewa mereka masing-masing, yaitu dewa yang disebut dengan kemungkinan!”

Seorang pria paruh baya membuka pidatonya di atas podium megah disaksikan oleh ribuan orang yang berkumpul untuk memperingati berakhirnya era lama dan dimulainya era baru yang disebut dengan Universal Century.

Waktu menunjukan pukul 23:55, kurang dari lima menit lagi masa kejayaan era lama yang disebut Anno Domini akan segera berakhir. Peringatan ini tidak hanya disaksikan oleh mereka yang hadir di balai negara, acara tersebut juga disaksikan oleh semua orang di seluruh dunia  melalui siaran langsung televisi, radio, dan semua jenis sistem broadcast yang ada.

“Selama ribuan tahun, kita umat manusia yang hidup di planet ini telah mencapai berbagai hal yang luar biasa, kita telah hidup dalam masa yang amat diberkati oleh para dewa, namun tidak lama lagi semua itu akan berakhir, dan manusia akan memasuki  era baru yang akan membawa manusia melangkah lebih jauh lagi.”

Pria bernama Mcguffin tersebut melanjutkan pidatonya. Terdengar suara riuh manusia yang terus bersorak, tidak sabar menunggu datangnya era baru tersebut.

“Dan dalam rangka menyambut era baru, aku telah menyiapkan sebuah benda yang berisi harapan dan keinginan dari seluruh umat manusia. Benda ini akan dikirim bersama para penjelajah yang pemberani untuk mencari kehidupan lain diluar sana, dan untuk menunjukkan pada mereka yang berada di luar sana segala hal yang telah kita capai!”

Mcguffin mengangkat kedua tangannya seolah sedang berdoa, kemudian berbalik dan melangkah menuju sebuah kotak baja setinggi 3 meter yang berada tidak jauh dari tempatnya memberi pidato.
“Dengan ini aku persembahkan pada kalian!”

“Cukup sampai disitu.”

Sebuah suara misterius sontak membuat Mcguffin menoleh ke samping. Dilihatnya seorang pria bertopeng kucing sudah berdiri tepat di belakangnya, entah sejak kapan.

“Kau...!!”

Serentak semua orang yang ada di tempat itu terkejut, namun keterkejutan mereka segera berganti dengan panik ketika sebuah ledakan besar  terjadi di atas podium.

Ledakan tersebut semakin meluas dengan amat cepat, dan dalam sekejap mata, planet tempat mereka menginjakan kaki tersebut langsung hancur menjadi serpihan meteorit di luar angkasa.

Tidak ada yang selamat dari kehancuran yang terjadi dengan amat cepat tersebut, kecuali sekelompok orang yang saat itu berada di sebuah stasiun luar angkasa yang mengorbit tidak jauh dari planet.


***  


Dimas Pamungkas membuka matanya perlahan. Yang pertama kali dilihatnya adalah sebuah ruangan besar berwarna putih, dengan sebuah peti mati yang berada di tengah ruangan.

“Apa kau bermimpi buruk?” Terdengar suara yang berasal dari peti mati tadi.

“Yah, hanya sedikit teringat masa lalu,” Jawab Dimas seraya bangkit dari kursinya.

Pria berjubah hitam itu melambaikan tangan ke udara, dan dalam sekejap, pemandangan dari sebuah arena pertarungan muncul di tembok dan langit-langit ruangan tersebut.

Pada layar yang menunjukan gambar arena, terlihat sekelompok orang yang sedang berkumpul di arena , dan sesosok makhluk hitam pekat yang melayang di udara. Keadaan arena terlihat kacau dan terlihat banyak kerusakan yang parah.

Sekelompok orang yang berada di arena itu terlihat sedang berbicara pada sosok hitam yang melayang, namun suara mereka tidak terdengar dari layar ruangan tempat Dimas berada.

“Sepertinya mereka sudah memakan umpan yang kita lempar,” Ucap seseorang yang berada di peti mati.

“Tentu saja, dengan hancurnya Alforea, mereka kehilangan satu-satunya petunjuk menuju harta yang mereka incar,” Balas Dimas seraya melangkah menuju peti mati.

Peti mati tersebut tidak tertutupseperti biasanya. Di dalam peti, terlihat seorang gadis dengan wajah yang sama persis dengan Tamon Ruu, namun dengan penampilan yang jauh lebih muda. Penampilannya terlihat tidak lebih dari seorang gadis berumur 15 tahun.

Tubuh gadis itu terlihat kurus dengan wajah yang pucat fasi, seperti seseorang yang sedang sakit dan hanya dapat berbaring di atas tempat tidurnya. Gadis itu menoleh pelan pada Dimas yang berdiri di samping peti matinya.

“Maafkan aku karena tidak bisa menyelamatkan Hewanurma,” Ucap Dimas dengan wajah yang penuh penyesalan.

Mendengar ucapan Dimas pamungkas, gadis itu hanya tersenyum.

“Hewanurma sudah membuat pilihannya sendiri, jika kau merada sedih, kau hanya akan membuat pengorbanannya sia-sia.”



*** 



Para peserta Battle of Realms yang berada di arena benar-benar dibuat bingung dengan perbuatan sesosok makhluk betubuh hitam pekat yang tiba-tiba muncul dan memporak-porandakan arena. Mayat para penonton yang tidak sempat kabur jatuh bergelimpangan di sekitar arena, bahkan Netori sekalipun tidak sanggup untuk menyentuh sosok hitam tersebut dan berakhir menjadi salah satu korban.

Kini hanya tersisa 12 orang yang berada di atas arena.

“Aku tanya sekali lagi, di mana Hewanurma menyembunyikan kotak Laplace?” Suara sosok hitam menggema di udara.

“Sudah kami bilang, kami tidak tahu apa-apa tentang kotak bodohmu itu!!” Jawab pria kribo bernama Fatanir dengan marah.

“Lagipula siapa kau sebenarnya, tiba-tiba muncul lalu menghancurkan segala yang ada!!” Tambah Wanita bernama Mima yang tidak kalah geram.

“Bukankah kalian bertarung dengan jaminan sesuatu yang dapat mengabulkan segala permintaan kalian? Bagaimana mungkin kalian tidak tahu tentang kotak itu.”

Para peserta saling menoleh satu sama lain.

“Kami memang dijanjikan hal seperti itu, tapi kami tidak pernah mendengar tentang kotak Laplace yang kau bicarakan!!” Sahut Asep geram.

Sosok hitam mendengus kesal.

“Aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni kalian semua, kalau kalian tidak tahu apa-apa berarti tidak ada gunanya kalian hidup!”


Sosok hitam mengayunkan tangannya ke depan, dan dalam sekejap mata  seluruh arena berguncang hebat, kemudian tanah terbelah. Para peserta yang kebingungan tidak sempat untuk lari hingga akhirnya mereka jatuh ke dalam lubang besar yang tercipta dari gempa tadi.




*** 

Begitu membuka mata, para peserta menemukan diri mereka berada di sebuah tempat seperti semacam laboratorium yang hancur dan telah lama terbengkalai.

Laboratorium misterius ini berisi kloning dari para peserta yang sepertinya ditinggalkan karena suatu  kecelakaan. Entah siapa yang membangun tempat ini dan apa tujuan mereka tidak diketahui, yang pasti kalian para peserta harus bisa keluar dari tempat ini dengan selamat, karena kebanyakan kloning gagal akan berusaha untuk menyerang dan memburu kalian.

Laboratorium ini terbagi menjadi 3 lantai yang berbeda, dan setiap lantai memiliki level bahaya yang berbeda, sama seperti pada ronde 2 yang lalu.






Bio Laboratory First Floor –  Research and Testing Hall

Kerusakan di tempat ini tidak terlalu parah, dan denah ruangan ini berbentuk seperti labirin untuk mencegah kelinci percobaan dari melarikan diri dan juga berisi kamar-kamar tempat kelinci percobaan tinggal. Di salah satu sisi ruangan terdapat ruangan konferensi yang dipakai para peneliti untuk berkumpul dan di tengah ruangan terdapat sebuah generator besar yang masih berfungsi dan sesekali mengeluarkan asap yang membuat suhu ruangan menjadi panas.

  • Sanelia Nur Fiani VS Asep Codet

  • Nobuhisa Oga VS Bu Mawar


Bio Laboratory Second Floor – Enhancement Room

Kerusakan yang paling parah terdapat di lantai ini, karena pusat dari kecelakaan yang menghancurkan tempat ini berasal dari lantai ini. Lantai di tempat ini tergenang air setinggi mata kaki yang membuat suhu udara menjadi cukup dingin, dan banyak ruangan yang tertutup oleh reruntuhan tembok. Lantai kedua ini dipenuhi berbagai pelaratan canggih dan tabung percobaan yang berisi kloningan gagal.

  • Kazuki Tsukishiro VS Mima Shiki Reid
  • Vajra VS Eophi Rasaya



Bio Laboratory Third Floor – Hall of Abyss

Lantai yang dirahasiakan dari publik, karena disinilah tempat kloning yang sukses di uji coba dengan berbagai cara yang menyiksa mereka. Terdapat banyak ruangan seperti ruang operasi dengan meja bedah dan mayat kloning yang membusuk, ruangan yang dipenuhi oleh lemari penyimpanan mayat, dan tabung percobaan yang hancur.

  • Alshain Kairos VS Pitta N. Junior

  • Fatanir VS Fatha A’lir




Battle System

  • Tantangan pertarungan pada ronde ini adalah kemunculan dari kloning para peserta yang memiliki sifat serta kepribadian yang bertolak belakang dengan aslinya. Apabila sifat OC kalian baik hati dan ramah, maka kloning kalian akan menjadi jahat dan kasar, begitu pula sebaliknya.


  • Kalian boleh memunculkan kloning dari peserta yang sudah gugur, akan tetapi hal tersebut tidak wajib. Kewajiban kalian adalah memunculkan kloning dari OC kalian sendiri dan lawan kalian. Jumlah kloning yang mau dimunculkan juga tidak dibatasi.


  • Kloning peserta memiliki daya tahan tubuh yang lebih tinggi dari peserta asli sehingga mereka tidak terpengaruh oleh keadaan area pertarungan. Mereka juga memiliki kekuatan dan ingatan yang sama dengan peserta asli, hanya saja sifat mereka berkebalikan dengan yang asli.


  • Di setiap lantai terdapat sebuah teleporter yang hanya akan menyala apabila salah satu peserta mati, jadi satu-satunya cara untuk keluar dari tempat tersebut adalah dengan membunuh lawan kalian.



Ketentuan Tambahan:

  • Tidak ada batasan jumlah kata untuk ronde ini.
  • Kuota pemberian komentar kali ini adalah 5 komentar.
  • Pada ronde ini, sistem penilaian akan dilakukan dengan menggunakan voting, tapi kalian tetap harus memberi komentar mengenasi kesan kalian terhadap cerita yang kalian baca.
  • Sesuatu yang tidak disebutkan di atas artinya bebas. Di sanalah kreatifitas peserta diperlukan.
  • Kirimkan entry peserta ke Battleofrealms.id.exiled@blogger.com dan cc (untuk backup format) ke battleofrealms.id@gmail.com
  • Tata cara pengiriman entry peserta masih sama dengan Ronde sebelumnya, hanya saja judul kirimannya mengikuti contoh berikut ini.
  • [ROUND 4] NAMA OC - JUDUL CERITA
  • [ROUND 4] KAMIKAZE - DEWA BUANG ANGIN
  • Batas akhir pengiriman adalah hari minggu tanggal 10 Oktober 2015, dan batas akhir komentar adalah tanggal 17 Oktober 2015.

6 comments:

  1. looks like somebody do pays attention to suggestions...

    ReplyDelete
  2. Peserta yang bertahan sampai babak ini tinggal "manusia" semua. Padahal tahun lalu bisa ada dua "makhluk aneh" yang melaju sampai final ._.

    ReplyDelete
  3. dahell ini kereeen
    duh pengen ikutan lagi X'D

    ReplyDelete
  4. Eerr ... sekarang jd nelangsa karena babak favorit saia baru muncul~~

    *gak bisa ganti akun*

    -Bukan Ahran

    ReplyDelete
  5. Renggo adalah robot peniru...
    Bayangan adalah peniru peserta...

    Apa yang akan terjadi ketika sebuah peniru menirukan seorang peniru?
    Hmm....

    ReplyDelete