11.10.15

[ROUND 4] PITTA N. JUNIOR - THE PIZZA SOUL

THE PIZZA SOUL

Prologue



Makanan enak, makanan tidak enak. Apa yang menentukan rasa sebuah dari masakan? Kualitas bahan dasarnya? Kombinasi olahannya? Harga dari semua rempahnya? Wanginya? Tampilannya? Banyaknya? Tapi rata-rata akan mengatakan jawabannya adalah satu kalimat ini: "Tergantung selera orang yang memakan."

Ketahuilah, sesungguhnya bukan itu. Bahkan bukan pula keahlian super seorang tukang masak yang akan membuat makanan itu enak. Tapi hati, perasaan, jiwa yang dituangkan ke dalam masakan itu—oleh yang memasak tentunya.


Sebuah masakan dimasak dengan perasaan malas? Benci? Kau akan memuntahkannya dengan segera saat secuil makanan yang tampak berkilau itu memasuki rongga mulutmu. Memasak saat marah? Rasanya akan kacau, bahkan belum tentu saat memasak prosesnya akan berjalan dengan baik.

Sepiring makanan itu akan terasa nikmat, jika dimasak dengan baik dan dibumbui oleh satu hal. Jiwa yang bahagia. Jiwa yang penuh cinta.

Kau lapar atau pun sudah kenyang, saat sebuah masakan penuh cinta disajikan di depan matamu. Semua Inderamu akan aktif seketika tanpa dirimu pahami. Baunya, tampilannya, semua yang ada di makanan itu akan memanggilmu. Lalu kau akan mengambil sedikit bagian darinya, daaaaan...Kau akan terbang ke angkasa dan mendarat di surga kenikmatan. Kau akan puas.

Masalahnya adalah...Tidak dalam semua kondisi seorang tukang masak itu akan berada dalam kondisi terbaiknya. Kehidupan bukanlah hanya soal kebaikan dan kesenangan. Tekanan akan selalu datang, dan jiwa yang lagi lemah itu akan merasuk  ke dalam masakan yang diraciknya.

Lalu, apa? Makanan itu seakan tak bernyawa, bernyawa pun seperti hidup segan mati tak mau. Kau yang melihat itupun, rasanya ikutan runtuh.

Empat ronde lalu, kau sudah diberikan imajinasi, bayangan, visualisasi atas kelezatan pizza yang didalamnya ada jiwa cinta yang dahsyat, yang lembut, yang kuat, yang membuatmu ngiler dan berkata "jadi lapar...", "Pengen pizza...".

Fapi terus berusaha kuat dan berusaha menjaga cintanya untuk kalian.

Namun, saat Fapi harus menghadapi kegelapannya sendiri, saat hatinya goyah...masih maukah kau ingin memakan pizza yang dibuatnya? Atau...beranikah kau membayangkan...pizza seperti apa yang dihasilkannya?

Ingat-ingatlah semua makanan tak enak yang pernah kau makan, masakan yang pernah gagal kau masak, makanan terburuk yang pernah kau saksikan. Mungkin pizza itulah yang akan disuguhkan padamu sekarang.

Berharaplah, Fapi tetap berusaha menjadi manusia yang baik dan penuh cinta, untuk kita semua.

***

1st Slice

Doppelganger Project

[Sol Shefra-Masa Turnamen awal]


"Pak, semua data sudah ditransfer, fase satu sudah terlaksana. Profil pribadi, ingatan personal, Kekuatan dasar, Kemampuan, kelemahan dan hal-hal tirivial lainnya sudah dikopikan ke server ini."

"Berapa Jumlahnya?"

"Jelasnya ada 101 data yang dikirimkan Tuan Hewanurma, tapi yang datang hanya sekitar setengahnya."

".....Ini pasti kerjaan Yang Mulia Ruu lagi. Kasihan saya sama Tuan Hewanurma."

Staff di depannya hanya meringis geli mendengarnya.

"Laksanakan Fase 2 segera. Rangkum seluruh data yang ada, lalu selesaikan proses kloningnya. Biar Fase tiga mereka yang melakukannya."

"Siap pak. Segera melaksanakan Fase 2."

***

"Kloning kali ini kebanyakan manusia ya?"

Petugas berbaju biru mengetuk-ngetuk tabung kaca raksasa yang berisikan kloning para peserta Turnamen antar realm kali ini.

"Bukan sembarangan manusia kan? hanya saja mereka memang fiturnya seperti manusia. Tapi entah apa isi dari masing-masing tubuh ini."

Petugas berbaju hijau ini hanya menjawab tanpa menoleh, dia mengecek ulang semua klon yang sudah dikirim ke tempat ini untuk kemudian diserahkan untuk uji coba.

"Heheheh, menarik. Menarik! Nih, lihat ini, apaan, ada kotak begini, yang beginian tetep harus diujicobakan juga?"

"Lakukan saja tugas kalian, kalau memang makhluk itu mampu bertahan, berarti layak, jika tidak buang." Dengusnya.

Petugas berbaju biru menyengir, seakan berkata "Santai, gak usah dibilang juga udah tau."

"Kerjaanku selesai di sini, Tanda tangan, aku mau istirahat cepat. Aku benar-benar benci keadaan di sini."

Ya, tidak ada yang menyalahkannya berskiap seperti itu, tak ada orang normal yang mampu bertahan di sini. Di tempat yang menjijikkan ini.

***
Teriakan menggema, keputusasaan sudah berevolusi di lantai ini. Satu-dua kloning berlarian mencari jalan keluar. Tapi percuma. Tempat ini adalah neraka. Labirin ini sama sekali tak memiliki jalan keluar. Apapun yang mereka lakukan, sekuat apapun mereka, mereka takkan bisa keluar dari sini.

Tempat ini berada tepat di bawah koloseum utama planet sol shefra.

Lantai ini sudah beberapa kali berusaha diterobos oleh para kloning, tapi tak pernah bisa. Hanya para pekerja—mulai dari staff transportasi, staff teknologi, penjagal, pelatih, ilmuwan, yang mampu melewati semua hal aneh yang ada di sini. Sudah diatur seperti itu. Manajemen risiko yang sangat detail. Tak perlu dijelaskan.

Selain labirin, tempat ini merupakan kumpulan ruangan tempat para kloning diletakkan setelah selesai di uji coba.

Awalnya Kloning akan dikeluarkan dari tabung cryonik. Diletakkan dalam 1 ruangan. Lalu dilatih dalam 1 hari untuk melakukan kemampuan dasarnya sebagai makhluk hidup. Mulai dari cara lembut sampai cara kasar dilakukan untuk melatih mereka. Setelahnya, bisa atau tidak bisa. Mereka akan diberikan uji coba tahap pertama, kemampuan mereka diuji. Apakah benar-benar mirip dengan makhluk aslinya atau tidak. Lalu mereka akan dinilai di Tahap kedua.

Tahap kedua, semua pelatih tadi akan berkumpul bersama para ilmuwan untuk melihat "anak didik" mereka yang sudah mereka besarkan sepenuh hati. Di sini mereka akan dinila apakah berhasil melewati uji tahap pertama atau tidak, apakah mereka sanggup untuk masuk ke uji berikutnya atau tidak.

Jika tidak berhasil, mereka akan dikunci di ruangan isolasi lantai ini dan besoknya akan diuji lagi. Jika berhasil, maka masuk ke...

Uji coba tahap ketiga. Kemampuan mereka akan ditingkatkan. Mulai dari kekuatan dasar mereka—fisikal. Kemampuan kognisi mereka. Lalu kemampuan unik yang mereka miliki. Tapi di sini, tidak ada rasa kasihani sama sekali.

Jika memang perlu sebuah tangan dipotong lalu disambungkan kembali ke badan yang lain agar badan itu menjadi kuat, maka itulah yang akan dilakukan. Jika dengan memasukkan racun melalui suntikan ke mata secara langsung adalah cara yang memungkinkan untuk membuat makhluk itu kuat, maka akan dilakukan.

Semua itu dilakukan di lantai kedua Bio laboratory, Ruangan enhancement.

Lalu ada satu lagi. Ruangan terdalam...sebuah kegelapan...Jika orang biasa memasukinya, mungkin akan langsung hilang kewarasan...

The abyss.

***

Di satu bagian, ruangan ini penuh bongkahan bagian tubuh yang gagal, kumpulan makhluk aneh yang tak berfungsi layaknya makhluk hidup. Jari tangan tercecer, mata yang terkoyak tertempel di dinding, darah bercampur dari merah,menjadi hijau lalu hitam. Tong sampah terdalam dari seluruh laboratorium ini.

Di bagian lainnya, kumpulan makhluk hidup yang berhasil melewati semua percobaan dan menjadi lebih kuat. Mereka adalah Doppelganger yang diharapkan akan menjadi kematian bagi makhluk aslinya dan akan berguna ke depannya sebagai pasukan baru.

Tapi kenapa tidak ada yang lolos dari sini kalau mereka kuat?

Karena, selain dididik dengan "penuh kasing sayang", di kepala mereka ditanamkan sebuah chip khusus yang akan membuat mereka tak mampu mengeluarkan kemampuan apapun. Mereka akan bungkam...dan patuh.

***

2nd Slice

Black Flame

"Ampun! Jangaaargghh!!!!"

Tulisan ini bahkan takkan mampu memberikan gambaran yang baik tentang sekejam apa perlakuan mereka pada para kloning ini. Menyakitkan.

Data aslinya adalah Pitta N. Junior, Fapi. Seorang pria gembul, pembuat dan pengantar pizza, penuh kebahagiaan, dan penuh kebaikan. Dari seluruh ingatan yang ada di kepalanya, jelas sekali dia bukan petarung, bukan pejuang, bahkan berkelahi pun tak mampu. Bukan sebuah kloning yang berguna untuk para ilmuwan di sini bukan?

Tapi siapa sangka...

Kondisi dirinya membuatnya menjadi salah satu kloning yang mampu bertahan sampai masuk ke golongan "uji coba sukses" di lantai ini.

Kloning seharusnya menjadi sangat mirip dengan makhluk aslinya, tapi yang mereka perbuat di sini..kepada kloning Fapi ini, membuatnya beringas, takada kemiripan sifat apapun dengan makhluk aslinya.

***

"Aku lapar..."

Tahu apa yang di benak klon fapi saat ini?

Bayangkan ini, dia berhasil menjalani seluruh uji coba yang ada. Tapi dia tak diberi makan, padahal sifat dasar yang dia miliki adalah keinginan besarnya untuk makan.

Fapi seharusnya bisa memasak pizza langsung dari tangannya dengan api yang keluar dari tangannya saat memegang adonan, tapi tidak dengan klon fapi.

Api itu tidak keluar sama sekali, dia tidak bisa memanggang apapun. Dia tidak bisa memasak apapun. Dia lapar.

Dia lapar, tapi tetap dipaksa layaknya anjing yang dilatih untuk terbiasa melakukan perintah tuannya, untuk melakukan ujicoba terus menerus dan diracuni dengan berbagai macam hal ke dalam dirinya.

Sampai suatu saat, di titik batasnya. Klon Fapi tak mampu bertahan lagi, sebagai klon yang dihambat perkembangannya, Klon fapi menggelegak amarahnya. Lolongan kesakitannya berubah menjadi lolongan buas yang mengancam. Reaksi dalam tubuhnya memancarkan aura aneh.

Dari tangannya memercik api. Api yang akan membawanya jatuh ke dalam lubang kesengsaraan lebih dalam.

Api hitam.

***
3rd Slice

The Fat and The kairos

[Sol shefra-sekarang-Koloseum]

Kedua belas orang tersebut kebingungan, waspada. Sosok hitam yang melayang di tengah koloseum itu mengancam mereka dan menanyakan hal yang tidak mereka mengerti sama sekali.

Fapi melihat sekelilingnya, mayat bergelimpangan, para penonton turnamen, juga termasuk Netori sebagai penguasa sol Shefra ini. Amarah? Bukan, terkejut dan seluruh adrenalinnya membuat dirinya tak mampu berucap apapun.

Beberapa dari mereka mencoba bertanya kembali pada sosok hitam itu, tapi yang didapat hanya respon ketus.

"Aku tanya sekali lagi, di mana Hewanurma menyembunyikan kotak Laplace?" Suara sosok hitam menggema di udara.

Tak ada yang bisa memberikan jawaban pasti, karena memang tidak ada yang paham apa yang diminta oleh sosok hitam itu.

"ih, benci banget deh, masa ga ada yang bisa jawab siiih. yuk ah dah, eike capcus."

Semuanya terbengong melihat sikap aneh sosok hitam.

Tapi itu hanya sementara, tak sampai sedetik kemudian, tanah bergemuruh, koloseum luluh lantak. Ini perbuatan sosok hitam tadi.

Semua pertanyaan takkan ada yang terjawab, mereka berjatuhan satu persatu tertarik runtuhan yang terus hancur dan melesak ke bawah tanah.

Teriakan spontan pun terdengar, mereka berusaha untuk keluar dengan kekuatan masing-masing, tapi tiada berguna.

Reruntuhan itu semakin lama semakin jauh masuk ke bawah tanah, mengantarkan mereka ke takdir mereka berikutnya.

***
Melompat dari satu reruntuhan ke reruntuhan lain biasanya tidak sesulit ini bagi kairos. Namun, kondisi sekarang cukup menyulitkan. Serangan tiba-tiba, runtuh dari bawah dan tak mungkin mencapai ke atas ke arah koloseum lagi.

Dia bisa saja menteleport dirinya sekarang ke tempat aman, tapi jika dia pakai itu sekarang, maka dia harus bersiap-siap tidak bisa menggunakan kekuatannya jika ada yang menyerangnya, dan itu berbahaya. Kairos memilih melakukannya dengan cara normal.

Dia kembali melompat sambil menghindari batubatu yang jatuh ke arahnya dan mencoba mencari jalan keluar. Rambut putihnya yang tebal dan panjang berayun mengikuti irama lompatannya.

Dia memerhatikan sekelilingnya, peserta lain tampaknya sudah ada beberapa yang selamat dan masuk ke salah satu lantai. Sedangkan yang lainnya berusaha meraih lantai berikutnya.

Yakin tidak ada yang tidak selamat, akhirnya dia memutuskan untuk melompat ke arah salah satu lantai terdekat sesuai kemampuan penglihatannya. Lalu dia menc—

Hantaman dari atas.

"A-apa ini," dia berusaha memutar tubuhnya melihat apa yang terjadi.

"Ap—" Reaksinya terlambat, ini membuatnya harus berpikir ekstra cepat agar tidak mati.

Ada sebuah tubuh bongsor melayang jatuh ke atas badannya dan menyeretnya jatuh lebih dalam ke dalam lubang reruntuhan.

Sebelum semuanya menjadi lebih gawat, dia akhirnya menggunakan teleportasinya untuk dirinya dan tubuh bongsor yang menimpanya.

Rencana penyelematan dirinya rusak karena orang ini. Pertemuan awal dari kairos dan Fapi pun terjadi.

Mereka sampai dengan –hampir selamat seutuhnya tanpa luka di ruangan tergelap di tempat ini, The abyss.

***
"Hey, sialan! Bangun! Uhuk." Kairos mencoba mengangkat tubuh yang menimpa kakinya sekarang ini.

Tidak berhasil. Mencoba menyeret kakinya dari timpaan si gendut ini ternyata berat.

"Hey, bangun bangsat! Ah!" Sekarang kairos antara yakin dan tak yakin dengan kondisi tubuh di depannya. Sudah matikah?

Dia meninju tulang rusuk tubuh gempal di depannya. Membal. Lemaknya cukup banyak untuk menahan serangan sderhana seperti itu.

"Eh, sialan..."

Dia meninju dengan tujuan benar-benar merusak tubuh di depannya.

"OHHOOOEEEK!!" ternyata berefek.

"Oh, masih hidup rupanya," dia memanfaatkan momen saat si gempal itu berguling kesakitan dan menarik kakinya yang tertimpa agar bebas.

Sudah jelas, tak lain tak bukan, si gempal yang meringis kesakitan itu adalah tokoh utama kita, Fapi.

"Gimana? Enak? Sudah bangun kan?" sindir kairos.

"Saaaakkkkiitt..." Fapi tetap berguling-guling sambil memegangi bagian yang dipukul Kairos tadi.

"...."

Kairos mengabaikannya dan memerhatikan seluruh bagian ruangan tempat mereka mendarat.

Lihat ke atas, lubangnya sudah tertutup runtuhan. Ada hampir 1 kilometer jarak jatuhnya, jika memerhitungkan semua yang terjadi tadi.

Lihat ke ruangan lain, hanya ada penerangan lampu merah darurat yang kadang berkedip sesekali.

"Ini sepertinya akan jadi lebih gawat daripada yang kurencanakan..."

Kairos mulai berjalan dan menggunakan kemampuannya melihat arah. Cartascient.

"...dan memang benar-benar jauh. Mau tak mau aku harus gunakan tenaga yang ada."

Kairos mendekati Fapi, bernegosiasi sekaligus memberikan ancaman keras untuk Fapi. Jelas-jelas dia sudah dirugikan oleh kemunculan Fapi.

Fapi harus membantunya untuk keluar dari sini, tapi jika menghambat, tanpa babibu, Kairos akan dengan senang hati menghabisi Fapi.

Petualangan si Gendut dan si cerdas pun, dimulai.

***
4th slice
The Abyss

Mereka antara terkagum dan jijik dengan pemandangan yang mereka saksikan. Tulang dan daging membusuk berceceran di sini. Ada apa sebenarnya yang terjadi di sini?

"Hei bang Kairos, ini...tempat apa ini...?" Fapi mau muntah melihat ini semua.

"Entahlah...sebentar..." Kairos kembali menggunakan Cartascientnya. Dia berhasil melihat hal yang dicarinya.

"Ke sini," Ajaknya.

Fapi mengikutinya dari belakang, biasanya kalau sedang berjalan begini, dia bisa mengolah adonan sambil berjalan, tapi di tempat seperti ini? tidak mungkin.

Kairos mengarahkan mereka menuju ruangan tempat dimana semua file dan data ruangan ini terkumpul.

Selama perjalanan mereka tadi, mereka sepertinya sudah mulai bisa menebak tempat apa ini sebenarnya. Semua asumsi mereka mulai terbukti saat sampai di ruangan data.

Mereka mencari semua informasi yang diperlukan. Tentang jalan keluar dari sini, sistemnya, dan apa yang akan menghalangi mereka di perjalanan.

Penemuan mereka bukanlah sesuatu yang menggembirakan.

Fapi berulang kali mau muntah menyaksikan apa yang dilihatnya di depan mata. Saat menyaksian salah satu video, mereka memerhatikan apa sebenarnya fungsi tempat ini.

"Ini gila......lebih gila dari turnamen yang kita lakukan...urgh..." Fapi menahan perutnya yang bundar agar tak keluar dari mulutnya sekarang ini.
Kairos memerhatikan semuanya dengan seksama. Sampai akhirnya dia melihat rekaman menuju akhir ruangan ini.

Dia terkejut.

"Gendut, lihat ini."

"'Tidak mau, isinya juga sama yang seperti tadi kan? ini gila!"

"Ck, lihat ini. sekarang." Tukas Kairos.

"Urgh..." mau tak mau Fapi mengikuti perintah Kairos.

Fapi terdiam. Mual yang tadi menghantuinya menghilang seketika. Apa yang dilihatnya sudah tak bisa dinalar oleh kebodohan dirinya. Dia tak mampu memroses informasi yang dia dapat saat ini.

"Itu, kau. Tepatnya kloningmu."

Di video yang mereka saksikan, Klon Fapi membakar semuanya dengan api hitam. Lalu memakan tubuh yang dibakarnya dengan penuh nafsu.

"....." Fapi terdiam. Tak ada lagi rasa mual. Yang ada hanyalah kesedihan.

Aneh ya? Bukannya jijik, tapi semua perasaan tak nyaman yang seharusnya tak hilang saat mengetahui tempat apa ini sebenarnya, malah berubah iba. Fapi merasa tempat ini tak seharusnya ada. Apa yang dilihatnya membuatnya sedih.

Dia ingin bertemu dengan klonnya sendiri.

Bodoh ya?

Fapi mengutarakan hal itu pada kairos, tentu saja jawabannya jelas. "Tidak!" melakukan itu hanya akan membuang waktu, juga akan menambah kesulitan untuk keluar dari sini.

Fapi tertunduk.

Kairos kembali mengutak-atik semua yang bisa menjadi bahan informasi. Jika teorinya sesuai,maka seharusnya dia menemukan sesuatu.

Dan ya! Dia menemukan hal itu di tangannya sekarang. File bernama "Alshain Kairos-;Doppelngager project." Dia membuka dan membacanya, Ternyata Klonnya juga ada di lantai ini. kesulitan yang tadinya tidak ada sekarang muncul satu persatu dan membebani dada kairos.

Hal berikutnya juga akan membuatnya semakin pusing, saat mau memberitahukan hal ini pada Fapi, ternyata Fapi sudah menghilang. Selamat datang kesulitan, selamat tinggal jalan keluar.

"GENDUUUUUT!!!!"

***
Fapi berlari, mencoba mencari jalan ke tempat rekaman tadi diambil di lantai ini.

"Aku tidak bisa membiarkannya. Aku harus menemukannya."

Keinginannya terwujud, saat dia berbelok di persimpangan itu, maka takdir pun akan terpercik. Ini akan membuat diri Fapi goyah, kacau, hancur.

***

5th slice

Hunger

Tubuh gempalnya terikat erat ke ranjang eksperimen,  mulai dari tangan, kaki, leher, semuanya terikat.

Niat Fapi malah menjerumuskannya dalam situasi terjepit sekarang.

Klon Fapi sangat senang bertemu dengan Fapi yang asli. Sangat bahagia sekali.

"Aku tak menyangka diriku yang asli sangat lemah." Tawanya mengikuti pernyataannya tadi.

"Tapi daging dan lemakmu banyak, kurasa aku akan benar-benar puas kali ini." lagi, tawanya membuat bulu kuduk berdiri.

Tadi, Fapi bertemu dengannya, mencoba mengajaknya berbicara, gagal. Klonnya menyerang dengan bertubi-tubi, pertahanan Fapi gagal. Kegundahan hatinya membuat pizza yang dibuatnya rapuh, terlalu keras untuk dimakan, dan terlalu mudah untuk dihancurkan karena tak mampu membalikkan serangan musuh.

Ini akhirnya, dia sekarang diikat oleh klonnya sendiri, untuk di santap.

"Jangan lakukan ini, kalau kau adalah klonku, punya seluruh ingatanku, seharusnya...kau tidak bertindak seperti ini."

Klon fapi menelengkan kepalanya melihat Fapi. Ekspresinya entah seperti apa, entah mengiba dirinya sendiri, atau malah malas mendengar ocehan Fapi.

"Ya ya ya...ingatan-ingatan ini. Mana yang kau elukan? Kenangan indah bersama mama? Kelahiran adikmu? Saat kau berhasil membuat pizza cinta?"

Dia berjalan mengelilingi Fapi sambil menowel bagian-bagian badan Fapi yang terlihat empuk.

"Kau tau? Aku rasa aku lebih suka bagian yang ini...SAAT PAPA MENGHANTAMMU DENGAN MARAH KARENA KAU TAK BERHASIL MENGADON PIZZA DENGAN BAIK!"

Wajahnya yang sedikit rusak itu mendekati wajah Fapi. Teriakannya keras. Bukan telinga fapi yang sakit mendengarnya. Tapi hati Fapi. Semua ingatan traumatis itu muncul dan membuatnya ingin menangis.

"OH OH, ATAUUUU....ummm..."

Lagaknya seakan mencoba mengingat – ingat sesuatu, lalu kembali mendekati wajah Fapi.

"SAAT KAKAK-KAKAKMU  MEREMEHKANMU DAN MENYEBUTMU ANAK GAGAL? HAHAHAHAAHAHAHAHAHAAHAHAH."

Air mata tak terbendung dari hati Fapi.

"Favoritku...kau mau mendengarnya kan? mau kan mau kan mau kan mau kan?"

Fapi berharap agar klonnya tidak mengutarakan hal itu. Fapi berharap sekali. Sangat berharap. Dia ingin menghentikannya, tapi mulutnya terttutup, menahan agar dirinya tidak menangis meraung.

"Saat...dirimu...pertama kali...merasakan...cinta...
DANSEMUANYAITUHANCURDIPIJAKPIJAK DANTIDAKBERGUNA!!!! hahahaha. Lalu semua teman-temanmu meledekmu, bahkan kakak-kakakmu juga!"

Dia tidak mau ingatan itu muncul lagi, dia tidak mau. Tidak mau.

"Menangislah, dagingmu akan terasa enak sekali sekarang."

"...dan entah kenapa kau malah suka sekali dengan pizza, padahal saat kau kecil kau membencinya sekali karena itu membuatmu kelihatan bodoh dan terus dimarahi papamu."

"se-setidaknya aku mendapatkan kasih sayang ibu yang menguatkanku. Pizza itu adalah bentuk kasih sayangku pada mereka!"

"kasih sayang kasih sayang, cuih."

"kau, kau juga tidak bisa membuat pizza kan? kau pasti tak bisa membuat pizza!"

"Pizza? Seperti ini?"

Klon Fapi mampu mengeluarkan adonan seperti sulap di atas panggung, lalu mengeluarkan api hitamnya, memanggang pizza itu dan menyuguhkannya ke fapi.

"Tadaaaaaa, bisa kan? nih makan." Ditekannya pizza itu ke mulut Fapi.

Pahit, mengerikan, tak ada rasa apapun selain gosong dan pekat di lidah. Fapi merasa mual.

"hah...." klon fapi menghela napasnya, "kau membuang-buang makanan, tapi memang sih, entah apa enaknya pizza. Oh oh, ini, aku buatkan menu baru. miniheart! Biar bisa kau makan."

Klon fapi membuat sesuatu seperti panalove tapi dalam ukuran yang lebih kecil. Api hitam itu sekali lagi keluar dari tangan klon fapi, dan mengubah warnanya menjadi hitam, super gosong.

"hati hitam! Imut kan?"

Fapi hanya menatapnya nanar. Dia melihat klon fapi dengan rasa amarah, dia mempermainkannya. Memanggil ingatan traumatisnya kembali, kini merusak salah satu menu kebanggaannya. Bukan itu saja yang membuatnya kesal, dia sadar klon nya lebih kuat dari dirinya, bahkan bisa menemukan menu baru yang lebih baik.

"Masih tidak mau memakannya? Makanya aku tidak suka membuat pizza. Tidak praktis. Kau mau melihat karyaku?"

"BURGER HITAAAM"

Entah darimana makanan itu muncul.

"Kau tau ini terbuat dari apa?"

"Daging-daging super yang ada di sini. Mereka orang-orang hebat, sayang kalau tidak dihabiskan."

Dia mengunyahnya. MENGUNYAHNYA.

"Appetizer sebelum makan dirimu. Hahahahah."

"Rasanya? Entahlah, api hitamku ini hanya bisa membakar dan mengubah semua rasa menjadi pahit. Hebat kan? tidak susah-susah, yang penting kenyang, toh aku tak masalah dengan makanan pahit. Yang penting. KENYANG."

Dia mengarahkan jempolnya ke Fapi, seperti iklan-iklan burger top jaman dulu.

"Lepaskan aku. Lepaskan! Kau, kau sangat jahat! Aku tidak seperti itu, klonku tidak seperti itu! Kau menyedihkan!"

Klon Fapi menatap Fapi dengan keinginan membunuh, dia meloncat ke atas ranjang dan menimpa Fapi.

Hantaman telak masuk ke rahang kanan Fapi.

"MENYEDIHKAN KAU BILANG?"

"KAU. DIKELILINGI. CINTA. KAU. TAK. DIKELILINGI. MASALAH. YANG. KUHADAPI. DI. SINI. AKU. LELAH. AKU. MARAH. AKU. LAPAR. AKU. YANG. DISAKITI. DI SINI. AKU. YANG. MENYEDIHKAN? AKU YANG SALAH?"

Berulang kali tinjunya mendarat di wajah dan dada Fapi. Klon itu kehilangan tawanya.

"MATI. KAU. BABI. MATI. MATI. MATI!"

"Kalau kau mati, aku akan memakanmu, dan hanya akan ada satu Fapi di sini, aku akan pulang ke duniamu, dan memakan semua keluargamu."

Klon Fapi mengeluarkan Api hitam dan bersiap membakar Fapi.

"HANGUS KAU BABI!!"

"Hei, sabar. Teriakanmu bikin sakit telingaku."

Suara seseorang muncul dari balik pintu ruangan.

"kau..."

"Aku klon alsain kairos. Ini kubawakan untukmu."

Tubuh yang mirip dengan orang tadi dilemparkan dengan entengnya ke hadapan klon Fapi.

"Aku klonnya. Mungkin kau bisa makan dia. Dengan begitu kau tak perlu memakanku kan?"

"Heh, baik sekali kau Klon kairos." Klon Fapi nyengir melihat hal itu, "tapi aku harus menghabisi ini dulu.

"Baiklah kalau begitu, tapi aku harus menghabisimu duluan berarti."

"Eh?"

"Aku Alsain Kairos yang asli dasar bodoh."

Tendangan tinggi dari kairos telak mencium wajah klon Fapi, mementalkannya jatuh dari ranjang.

"Gendut, kau merepotkan sekali."

***

6th slice
As above so below

"Yakinlah dengan dirimu sendiri. Kau memang tidak pintar, tapi kau punya kekuatan jiwa yang besar."

Ujar saudara ketiganya pada Fapi remaja.

"Keinginanmu, Kau harus mampu konsisten dan mempertahankan hal itu. Keberhasilan seorang Chef Pizza terletak di dalam keyakinan diri dan prinsip hidupnya."

Sambung saudara pertamanya.

"Aku memang bukan chef yang hebat seperti mereka berdua, tapi tahukah kau? Dari pengalamanku menghadapi pelanggan, mereka semua lebih tertarik dengan makanan yang punya jiwa. Makanan yang penuh kebahagiaan, dan kau punya itu.

Kakak keduanya memberinya semangat.

"Kakekmu pernah berkata pada papa. 'Sebuah resep, tak punya jiwa. Kau sebagai tukang masaknya, kau yang menuangkan jiwa ke dalamnya.' . Separah apapun kondisimu. Kembalilah pada apa yang kau yakini, bayangkan orang-orang yang tersayang, ingatlah kekuatan terbaik yang kau punya. Tuangkan pesan itu pada masakanmu, kau akan membuat makanan terenak di dunia."

Ayahnya memberi wejangan terakhir sebelum Fapi menjalani upacara kedewasaan.

"Kami percaya padamu. Kau mampu mengubah pandangan kami. Kau adik kami, bangkitlah. Sampaikan kasihmu melalui pizzamu Fapi."

Ujar ketiga saudaranya. Sang Ayah pun tersenyum dan memberikan satu kekuatan untuk fapi. Pelukan hangat dari ayahnya.

"Apa yang ada di dalam itu yang terpenting, karena semua yang ada di sini, akan menentukan apapun yang ada di luar."

Telunjuk ibunya menunjuk ke arah dada Fapi." Masakanmu...adalah cermin Jiwamu. Berbahagialah, mencintalah, karena kau, anak keluarga navolee!"


"Ibu!"

Fapi tersentak bangun. Itu semua seperti bukan mimpi, kenangan itu menyeruak seakan mengatakan Fapi harus sadar dan melanjutkan perjalanannya. Dia tidak boleh berhenti di sini. Bawah sadarnya memberikan pertahanan terhebat saat ini. kenangan bahagia.

Fapi melihat dari sudut matanya, Ada yang sedang bertarung dengan sengit sekali di depannya. Kairos kepayahan melawan Klon Fapi. Kemampuannya belum pulih benar.

Tiba-tiba Fapi melihat ada satu sosok mirip kairos yang berjalan menuju Kairos dari belakang. Lalu menyergapnya!

"Oh tidak..." gumam Fapi.

"Sialan! Masih hidup rupanya! Argh!" tak sempat melepaskan diri, malah hantaman telak masuk ke perut Kairos, Klon Fapi menghantamnya.

Serangan bertubi-tubi pun datang. Kacau semuanya. Fapi terikat dan kini, Kairos terancam mati.

***
"Tenangkan diri...tarik nafas...berpikirlah...merasalah..." Fapi memberikan sugesti pada dirinya sendiri.

Dia melemaskan tangan kirinya, lalu melakukan enchant, "Cool-de-sack"

Ranjang itu menjadi beku, tali pengekang tangannya pun mudah hancur. Fapi langsung meloloskan diri dari ranjang pengikatnya.

Dia langsung berdiri, mengambil tasnya dan membuat adonan pizza dengan cepat selagi perhatian mereka teralihkan oleh Kairos.

"Bertahanlah kawan. Bertahanlah."

Yang Fapi tuangkan dalam masakannya kali ini bukanlah cinta, tapi keberanian dan kekuatan untuk melindungi temannya.

Tak ada waktu untuk bernyanyi lembut seperti biasa.

***
7th slice

Mighty Pizza Punch

"BURN O BAKE"

Nyala apinya membara, api ini membakar adonan fapi dalam suhu yang tepat, kini pizza siap di tangannya.

Dia memakan sebuah panalove dan singleround. Tubuhnya sembuh dan kekuatannya meningkat drastis.

Lalu dia menyiapkan adonan lainnya.

Fapi berlari dan melakukan side tackle ke arah klonnya. Lalu melemparkan miniheart shuriken ke arah tangan klon kairos. Tepat kena!

Kairos sudah pingsan, kehabisan tenaga diserang dua arah. Kini fapi harus menghadapi semuanya sendirian.

Klon Fapi masih limbung dan kesulitan bergerak. Fapi menghadapi klon Kairos terlebih dahulu.

Walau tangannya terluka, klon kairos masih melancarkan serangan lainnya, dia bisa melakuakn teleport cepat dan membuat Fapi kebingungan, tiga serangan telak ke rusuk membuat Fapi meringis.

Klon kairos melakukan teleport lagi, dan mengarahkan tendangannya ke Fapi. Tapi fapi mencoba menghindar. berhasil!

Fapi mengeluarkan satu adonan besar, menutupi pandangan Klon Kairos. Lalu mengarahkan telapaknya ke arah adonan Pizza.

"Aku pernah membaca dan meniru gerakan ini dari Kungfu Boy. Tapi aku namakan dengan jurusku sendiri, Gentle Pizza palmwave!"

Tenaga dari hentakan kaki Fapi diarahkan ke tangan kanannya yang penuh api. Lalu menghantam langsung adonan pizza yang ada dihadapapannya. Hasilnya? Klon airos yang berada di balik adonan itu terpental jauh dengan seluruh tulang rusuknya patah.

Sayangnya tidak selesai sampai di situ, Klon Kairos berusaha bangkit dan langsung teleport ke dekat Fapi. Menghantam dagu Fapi dan membuat Fapi pusing.

Satu tendangan lagi dari klon kairos, dan Fapi pun jatuh.

Fapi tak mau menyerah. Fapi membungkus kedua tangannya dengan adonan Pizza.

"Kau, saatnya berhenti!" Fapi memasang kuda-kuda.

"Frozen Flame!" kedua tangan kanan Fapi yang terbungkus adonan menyala.

Tangan kanan merah dan panas. Tangan kiri biru dan sangat beku.

Fapi berlari dan menghampiri Klon Kairos.

"Mighty..."

Fapi membuka lebar kedua tangannya ke samping.

"Pizza..."

Terus menerjang ke arah klon kairos.

"PUNCH!"

Kedua tangannya menghantamkan diri ke kepala klon kairos dari masing-masing sisi. Suara gemeretak muncul.

Klon Kairos tidak bergerak lagi. Selesai.

"Bagaimana bisa kau bertarung?" Ternyata klon Fapi bangkit dan sudah siap menyerang dengan api di tangannya.

"Aku tidak bisa, aku Cuma mau melindungi temanku."

Fapi menerjang ke arah Klonnya. Dia kembali meneriakkan jurus barunya tadi. "Mighty Pizza Punch!"

Daaaaan! Gagal saudara-saudara. Klon Fapi ternyata lebih sigap sedikit. Dia menyiapkan sebuah adonan besar dibakar dengan api hitam. Adonan yang mengelilingi tangan fapi hancur.

"Mati kau."

***
8th Slice

LAVABAGA

Pertarungan sengit terjadi, tak ada yang mengalah, semua ruangan itu hancur berantakan.

"Kau bagaimana kau bisa bertahan begini, tidak mungkin, aku lebih kuat darimu babi busuk!"

"Heh, aku harus bisa keluar dari sini, dan kau klon, tidak boleh hidup di sini."

Fapi mengerahkan kekuatan terakhirnya, di kondisi genting dia menemukan menu baru yang dirancangnya.

"Klon."

"apa?"

"kau suka burger kan?"

"Ya, burger daginmu!"

Dia menyerang Fapi. Fapi berkelit.

"Kau harus merasakan yang 1 ini.

Fapi menyiapkan dengan cepat sebuah daging burger yang dibelinya di Alforea. Daging kualitas terbaik dan lembut sekali. Dia membakarnya sedikit, lalu menyelubunginya dengan adonan pizza.

PIZZA ISI BURGER SAUDARA-SAUDARA.

Fapi lalu berlari agak jauh mengindari Klonnya.

"Mau kemana kau? Hah?!"

Fapi kemudian berhenti dan berbalik arah.

"Sudah menyerah babi?"

"Belum. Makan ini."

Fapi mengambil kuda-kuda. Dia menarik kedua tangannya ke belakang, mengumpulkan tenaga. Api dan es bersatu mengelilingi pizza isi burger tadi.

"Selamat tinggal...klon."

Pizza isi burger itu semakin bercahaya dan Fapi lalu mengarahkannya ke arah klon.

"LA..."

"mati kauuuu!!!" klon fapi menyerang.

"VA..."

"KAU AKAN JADI MAKANANKU."

"BA...."

"MATI KAU BABIIIII".

".....GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA".

Sebuah gelombang energi maha dahsyat menghantam Klon Fapi dan menghabisiny tanpa tersisa. Dua kekuatan bersatu menjadi sebuah tenaga murni yang menghancurkan kegelapan.

Bersama dengan itu, tempat itu mulai runtuh.

***
Epilogue

Fapi mencoba menolong Kairos, tapi tidak menemukannya sama sekali, reruntuhan demi reruntuhan semakin berjatuhan.

Entah kapan tempat itu akan kolapse dan menimpanya. Fapi berusaha mencari jalan.

Apakah ini akhir dari petualangan Fapi?
Mari kita lihat ke depannya.

5 comments:

  1. Oh, my! Saya ingiin sekali makan pizza isi burger dan ditambah setruman penuh cinta :p Aduh, andai kita bisa pastikan saja kondisi terakhir Kai dan pastikan Kai tewas, apapun sebabnya, saya pasti vote di sini tanpa harus lihat ke sebelah lagi. Dan sekarang, saya harus lihat ke sebelah... OC: Vajra

    ReplyDelete
  2. Fatanir - Po

    Fapi ini kyknya tipe yang banyak dapet ilmu baru setiap ngelawan musuhnya via pencerahan ya. Tapi entah kenapa, menurutku kali ini perjuangannya Fapi kurang kerasa, dan kyknya malah Kai yg lebih berjuang di sini. Tapi tetep aja tema jurusnya unik dan asik, paling kurasa perlu diperdalam jurus2 atau teknik lawannya Fapi supaya lebih menyusahkan buat Fapi. Dan respon2 Fapi secara mental terhadap klon Fapi buatku terasa tlalu tergesa2. Untk votenya tunggu dulu...

    ReplyDelete
  3. Agak berantakan dan rushed ya

    Kayaknya entri ini lebih berat fokusnya ke Fapi lawan klon Fapi, cinta lawan benci, pizza vs burger. Pengolahannya cukup berasa angsty, mungkin kayak persona yang face your own self

    Sayang kayaknya menjelang akhir Kai jadi dilupain, dan endingnya berasa ga konklusif buat itungan satu entri

    ReplyDelete
  4. Fyuh. Ini terburu-buru, kerasa banget. Yang paling bingung itu pas bagian akhir, siapa melakukan apa dan siapa yang ngomong apa agak campur baur. Terlepas ini pengaruh deadliner, itu tak jadi alasan.

    Lalu ada sedikit kesamaan antara entri Fapi dan entri Kai. Kalau di entri Fapi, keberadaan Kai agak terlupakan dari segi latar dan segalanya, tapi setidaknya masih ada battle. Sedangkan di entri Kai, keberadaan Fapi dimunculkan dari segi latar dan segalanya, tapi di battle malah cupu sekali. Cuman sekali coel mati.

    Ini pilihan yang sulit. Tapi entri Fapi buat saya terasa lebih sederhana, dan kayaknya masih punya potensi lebih untuk dikembangkan ke depannya. Si Fapi belum masuk "Battle Mode", ingat itu. Entah bakal sekuat apa kalau dia benar-benar serius bertarung. Kebalikannya, si Kai udah terlalu waw. Jadinya tidak tampak menarik lagi.

    Karena itu untuk kali ini, saya akan

    VOTE FAPI

    OC: Kusumawardani, S.Pd.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini entry yang kubaca pertsma tapi malah lupa mo komen.

      Keliatan banget buru-burunya Om Dhiko. Jadi malah gak banyak yang bisa dikomentarin. Paling antara Kai yang minim banget dan battle plus endingnya yang cepat dan tergesa-gesa sampe sulit diikutin. Padahal revelasi tentang klon Fapi makan daging klon lainnya itu udah serem dan leren banget. Kalo plot lain dibangun lebih hati-hati menuju klimaks makan daging itu, entry ini bakal jadi luar biasa.

      Delete