ROUND 5 - AT THE BOTTOM OF THE GRAVITY WELL
Penulis: Rizqi Rachman
Sebuah ledakan diikuti oleh sepasang pintu baja yang hancur
berkeping-keping memecah kesunyian di dalam ruangan putih berisi sebuah peti
mati. Alarm keamanan sontak menyala dan membuat seluruh ruangan berubah dari
putih menjadi merah. Sepasang pintu baja cadangan segera menutup lubang akibat
ledakan misterius tadi, namun belum sampai beberapa detik berlalu, ledakan lain
kembali terjadi.
Kali ini, sesosok manusia berjubah hitam ikut terlempar
bersama kepingan pintu baja hingga menghantam dinding di sisi lain ruangan.
“Dimas!”
Gadis berambut putih yang terbaring di peti mati menyahut
dengan suara yang parau. Wajahnya berubah geram.
Dengan kendali pikiran, gadis itu mengaktifkan seluruh
sistem keamanan di ruangan tersebut. Puluhan senapan dan pagar laser langsung
memblokade lubang menganga akibat ledakan tadi.
“Apa maumu datang ke tempat ini?” Tanya gadis itu entah
kepada siapa.
Untuk sesaat, keadaan kembali hening, hingga suara langkah
kaki terdengar dari balik asap dan debu yang mulai memudar.
“Aku hanya datang untuk bertamu, apa begini cara kalian
memperlakukan tamu kalian?”
Sesosok pria bertopeng kucing terlihat dengan santainya
berjalan melewati hujan peluru dan pagar laser yang menghalangi jalannya. Dan
dengan satu jentikan jari, seluruh sistem keamanan yang menyerangnya langsung
hancur menjadi serpihan data yang menghilang di udara.
“Nekoman...” Ucap gadis berambut putih geram.
“Sudah lama tidak bertemu, Tamon Ruusyana.”
Pria yang disebut Nekoman itu berjalan menghampiri peti mati
yang berada di tengah ruangan.
Melihat keadaan Tamon Ruu yang terbaring tak berdaya dengan
tubuh yang mulai mengering, Nekoman menghela nafas dari balik topengnya.
“Jadi kau mengorbankan dirimu hanya demi menjaga harta
terakhir Mcguffin? Apa kau tidak sadar kalau perbuatanmu sia-sia?” Tanya
Nekoman dengan nada iba.
“Yang kulakukan hanya menunggu seseorang yang dapat membuka
harta tersebut, sejak awal harta itu tidak membutuhkan penjagaan siapapun,”
Tamon Ruu tersenyum tipis.
“Omong kosong, bukankah kau menciptakan semesta digital ini
demi melindungi kotak Laplace?”
“Kau tidak tahu apa-apa soal kotak Laplace!”
Dimas pamungkas yang tadi terhempas hingga menghantam
dinding, akhirnya mendapatkan cukup tenaga untuk kembali bangkit dan bicara.
“Sebenarnya apa tujuanmu mencari kotak Laplace sampai harus
mengacaukan planet ini?” Dimas bertanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih
keras.
“Tujuanku? Tentu saja untuk mendapatkan apa yang kuinginkan
sejak lama,” Jawab Nekoman singkat.
“Jadi kau ingin menggunakan kotak laplace demi mewujudkan
keinginanmu?”
Mendengar pertanyaan Dimas, Nekoman tertawa.
“Kurasa kau salah mengartikan apa keinginanku, keinginanku
bukanlah sesuatu yang bisa diwujudkan dengan hal yang bisa mengabulkan segala
keinginan, bukan juga dengan hal yang bisa memberikan segala kebenaran di
dunia!” Jelas pria bertopeng kucing itu.
“Lalu apa yang sebenarnya kau inginkan?” Kali ini gilirang
Tamon Ruu yang bertanya.
“Bagiku yang bisa hidup selamanya, segala hal yang ada di
dunia ini semuanya membosankan, kadang aku sendiri tidak tahu untuk apa aku
hidup selama ini. Hidupku terasa begitu kosong... hingga suatu hari aku
menemukan sebuah harta yang luar biasa!”
“Harta yang kau maksud itu... harta Mcguffin?”
“Tepat sekali, aku menemukan harta yang tidak pernah
kutemukan sebelumnya, sebuah harta yang bahkan makhluk tingkat tinggi sepertiku
tidak bisa menggunakannya, jadi aku mengumpulkan orang-orang terbaik dari
berbagai semesta yang memiliki kemungkinan dapat menggunakan harta tersebut,” Tambah Nekoman.
“Jadi alasanmu membuat turnamen antar semesta adalah...”
“Benar, aku membuat turnamen antar semesta untuk memuaskan
rasa penasaranku terhadap harta Mcguffin!” Sahut Nekoman seraya mengangkat
kedua tangannya tinggi.
“Tapi bukankah itu berarti keinginanmu sudah terpenuhi sejak
dulu?”
“Awalnya aku memang merasa puas, tapi ternyata setelah harta
tersebut digunakan, harta itu menunjuk kepada lokasi harta lainnya yang disebut
kebenaran absolut, yang kemudian juga menunjuk pada harta lain yang disebut
Golden realm, begitulah ceritanya hingga aku tahu tentang keberadaan kotak
Laplace.”
Mendengar penjelasan panjang lebar dari Nekoman, Tamon Ruu
tertawa kecil.
“Kenapa kau tertawa? Apa kau pikir ceritaku lucu?” Tanya
Nekoman kesal.
“Tidak, hanya saja aku terkejut dengan ceritamu barusan,
selama ini aku selalu mengira kalau kau menciptakan turnamen antar semesta dan
mengacaukan planet ini demi suatu tujuan jahat, tapi nyatanya, kau hanya ingin
menghapus rasa penasaranmu saja,” Jelas Tamon Ruu sambil masih tertawa
cekikikan.
“Jadi sekalipun kau mendapatkan kotak Laplace, kau ataupun
rekan-rekanmu tidak berniat menggunakannya?” Tambah Tamon Ruu.
“Pada dasarnya mereka membantuku karena sedang menganggur
sih.”
“Sayangnya sekalipun kau tidak akan menggunakannya, aku
tetap tidak bisa memberikan kotak tersebut padamu.”
“Kenapa? Apa kau berniat untuk menyimpannya sendiri?”
Nekoman yang mulai tenang kembali geram.
“Aku tidak bisa, karena saat ini kotak Laplace memang belum
ada.”
“Belum ada?” Nada suara Nekoman terdengar syok sekaligus
geram.
“Aku akan menjelaskan semuanya padamu, tapi untuk saat ini,
aku mohon biarkan turnamen ini berjalan hingga akhir.”
***
Malam kembali datang menyelimuti sebuah kawasan berisi
reruntuhan yang tadinya adalah kota yang paling megah di planet Sol Shefra,
yaitu Alforea.
Setitik cahaya muncul di udara di tengah sebuah tanah lapang
yang tadinya adalah taman kota Alforea yang sejuk dan indah. Titik cahaya tadi
melebar hingga membentuk sebuah portal dimensi besar yang menyala ungu.
Dari dalam portal, satu persatu sosok manusia melangkah
keluar. Tepatnya ada enam orang, tiga orang wanita dan tiga orang pria yang
muncul dari dalam portal. Mereka berenam adalah peserta yang tersisa dari
turnamen berdarah yang disebut Battle of Realms.
“Walah, muncul di mana lagi ini?” Tanya salah satu peserta
berambut kribo.
Butuh beberapa saat sampai mereka menyadari kalau mereka
muncul di tempat yang sama.
“Sepertinya kita berkumpul lagi, apa ini pertanda
pertarungan berikutnya?” Kali ini giliran Kairos yang bicara.
Sebelum ada yang sempat berbicara lagi, sebuah suara lantang
mengalihkan perhatian mereka.
“Selamat datang, mongrels, sepertinya kalian sangat
menikmati waktu kalian di bawah sana.”
Yang berbicara adalah sesosok makhluk, yang memiliki tubuh
layaknya manusia, hanya dengan kulit yang berwana merah penuh tato dan sepasang
tanduk hitam di dahinya.
“Kemarin makhluk hitam sekarang merah, besok apa lagi, biru?”
Gumam Mima yang mulai lelah dengan sosok warna warni yang muncul di setiap
ronde.
“Kulihat kalian sepertinya sudah kelelahan akibat
pertarungan sebelumnya, dan karena aku adalah dewa yang baik hati, maka akan
kukembalikan tenaga kalian supaya kita bisa ngobrol dengan lebih santai,”
Makhluk berkulit merah bertepuk tangan dua kali, seketika tubuh para peserta
terbakar oleh kobaran api hitam.
Beberapa peserta terlihat panik, tapi ada beberapa yang
sepertinya sama sekali tidak peduli sekalipun tubuh mereka terbakar, bahkan
sampai memasang poker face.
Kurang dari lima detik, api yang membakar tubuh mereka
lenyap seketika, dan bukannya menderita luka bakar, tubuh mereka malah pulih
sepenuhnya, semua luka bekas pertarungan sebelumnya menghilang tanpa jejak, dan stamina
mereka juga kembali prima seolah baru bangun tidur di pagi hari.
“Mantap sekali!” Sahut Fatanir yang merasa segar kembali.
“Baiklah, karena aku malas menjelaskan panjang lebar, jadi
akan kukatakan langsung to the point, aku baru saja mendapat perintah untuk
mengatur jalannya turnamen di ronde ini, sebenarnya aku sendiri malas, tapi
karena tidak ada kerjaan lagi, jadi kuterima saja pekerjaan ini,” Jelas sosok
merah yang entah kenapa malah jadi curhat.
“Jadi selama ini turnamennya masih berlangsung?! Kupikir
selama ini kita cuma bertarung secara random!!” Teriak Kairos kaget.
“...” Sosok merah terdiam.
“Padahal panitianya saja sudah hilang entah kemana, jadi
selama ini pertarungan kita sudah ada yang ngatur? Plot twist macam apa ini?!” Nely
ikut kaget.
“Ternyata selama ini mereka mempermainkan kita bagai
mainan?!” Protes bu mawar sambil memasang pose Ocelot dari metal gear solid 5
yang sedang ngetrend.
“Sekarang aku merasa menyesal sudah mengembalikan stamina
kalian...” Gumam sosok merah sambil menghela nafas lelah.
“Jadi sebenarnya kalian ini siapa? Dan apa sebenarnya tujuan
kami bertarung di turnamen ini?” Tanya Mima yang terlihat bosan melihat tingkah
orang-orang disekitarnya.
“Sejujurnya aku sendiri tidak begitu mengerti tujuan dari
turnamen kali ini, dan seperti yang kalian bilang, panitianya saja menghilang
entah kemana, padahal seharusnya panitia yang menjelaskan langsung, kenapa
malah menyuruh karakter sampingan sepertiku?” Sosok merah kembali curhat.
“tolong jelaskan saja sebisamu.”
“Baiklah, sejauh yang kutahu, tujuan kami datang ke planet
ini adalah untuk menemukan harta terakhir Mcguffin, yaitu kotak Laplace.
Menurut legenda, kotak Laplace memiliki kekuatan untuk membangun ulang bahkan
menciptakan semesta seperti yang kita inginkan, planet tempat kalian berdiri
saat ini juga sebenarnya tercipta dari kekuatan kotak Laplace, hanya saja
karena kotak laplace masih terkunci, semua yang ada di planet ini tidak lebih
dari kumpulan data, intinya semua yang kalian lihat di sini adalah palsu. Apa
kalian mengerti?”
“Terlalu panjang, males baca penjelasannya, jadi intinya
apa?” Ucap Eophi dengan wajah ngantuk.
“.....” Sosok merah kembali terdiam.
“Jadi maksudmu, saat ini kita sedang berada di dunia buatan,
dan semua yang kita lihat dan alami sebenarnya tidak nyata?” Fatanir berusaha
mencerna penjelasan tadi.
“Jadi selama ini mereka—“
“Cukup!”
Sebelum Mawar sempat menyelesaikan quote mainstreamnya, Mima
sudah lebih dulu menampar wajah wanita berkerudung itu sambil memasang raut
wajah bosan.
“tunggu dulu, kalau begitu bagaimana nasib mereka yang mati
di turnamen ini, bukankah mereka bukan bagian dari dunia buatan ini, apa mereka
benar-benar mati?” Kairos kembali bertanya dengan nada serius.
“Kalau itu aku tidak tahu, yang jelas kalian harus terus
bertarung hingga hanya tersisa satu orang,” Jawab sosok merah santai.
Para peserta menelan ludah.
“Kita sudah terlalu banyak membuang waktu, malam juga
semakin larut, jadi kita mulai saja pertarungan berikutnya!”
Sosok merah mengangkat tangannya ke udara, dalam sekejap
mata, dua buah portal yang menyala merah muncul di hadapan para peserta.
“Setiap portal hanya bissa dimasuki oleh tiga orang, dan
dalam pertarungan kali ini, hanya ada satu dari tiga orang yang bisa lolos ke
babak selanjutnya!” Sahut sosok merah lantang.
“Tunggu, bagaimana kalau kami menolak untuk masuk ke portal?”
“Kalau begitu kupaksa kalian masuk.”
Sosok merah menjentikan jarinya, dan seketika itu pula kedua
portal langsung menghisap tubuh para peserta tanpa mereka bisa melawan
sedikitpun.
***
Boss Raid – Proto Rahamut
Ketiga peserta yang terhisap ke dalam portal menemukan diri
mereka berada di sebuah tempat seperti reruntuhan kuil besar dengan seekor
monster yang terkekang di sebuah altar di tengah kuil. Monster berbentuk kuda
sembrani raksasa yang awalnya dibuat untuk melawan Tamon Rah ketika perang
berlangsung ini dianggap senjata gagal karena kekuatannya jauh lebih lemah dari
Tamon Rah yang asli, tetapi tetap cukup berbahaya hingga terpaksa disegel.
Monster tersebut berukuran 15 meter dan kuilnya sendiri
berbentuk melingkar yang terdiri dari lima lantai yang mengitari altar tempat
proto rah disegel.
- Mima Shiki Reid
- Alshain Kairos
- Sanelia Nur Fiani
Boss Raid – Proto Merkavah
Ketiga peserta lain menemukan diri mereka berada di sebuah
tempat mirip istana yang dipenuhi oleh berbagai artileri mulai dari yang paling
ringan hingga paling berat. Sebenarnya mereka berada di atas punggung sebuah
benteng perang bergerak yang awalnya
juga dibuat untuk melawan penjajah ketika perang besar alforea berlangsung,
namun setelah perang berakhir, benteng ini tetap bergerak sekalipun tanpa
perintah.
Di dalam benteng juga dipenuhi oleh berbagai macam robot
yang akan mengusir setiap penyusup tanpa pandang bulu.
- Eophi Rasaya
- Fatanir
- Bu Mawar
Battle System
- Sistem pertarungan kali ini adalah rumble battle di mana satu area berisi 3 orang peserta.
- Dari 3 orang peserta yang ada, hanya ada satu peserta yang bisa lolos ke babak final.
- Di setiap area, terdapat sebuah kristal seukuran genggaman tangan yang akan memberikan kendali penuh atas Boss area pada siapapun yang memegangnya. Apabila kristal ini hancur, maka boss area akan masuk status berserk, jadi sebisa mungkin jaga kristal tersebut.
- Kamu bisa membunuh peserta lain dengan kekuatan kamu sendiri, atau menggunakan bantuan area Boss, yang jelas buatlah cerita dan pertarungan yang epik dan tunjukan pada pembaca kalau OC kamu pantas melaju ke final.
- Begitu tersisa satu peserta di area, maka portal dimensi akan terbuka kembali di dekat peserta yang menang.
- Sistem penilaian pada ronde ini akan kembali menggunakan sistem nilai/skor dan bukan voting lagi.
Ketentuan Tambahan
- Pada ronde ini, sistem penilaian akan dilakukan dengan menggunakan nilai/skors, tapi kalian tetap harus memberi komentar mengenai kesan kalian terhadap cerita yang kalian baca.
- Sesuatu yang tidak disebutkan di atas artinya bebas. Di sanalah kreatifitas peserta diperlukan.
- Kirimkan entry peserta ke Battleofrealms.id.exiled@blogger.com dan cc (untuk backup format) ke battleofrealms.id@gmail.com
- Tata cara pengiriman entry peserta masih sama dengan Ronde sebelumnya, hanya saja judul kirimannya mengikuti contoh berikut ini.
- [ROUND 5] NAMA OC - JUDUL CERITA
- [ROUND 5] KAMIKAZE - DEWA BUANG ANGIN
- Batas akhir pengiriman adalah hari minggu tanggal 22 November 2015, dan batas akhir komentar adalah tanggal 29 November 2015.
pertamax gan numpang ngakaks
ReplyDeleteYg paling epik arrangement pesertanya itu. Andai Vajra lolos, dia mungkin juga dihadapkan dgn Fatanir dan Bu Mawar, courtesy of RNG-sama?
ReplyDeleteAwokawokawoka
ReplyDelete