22.10.15

[ROUND 5] AT THE BOTTOM OF THE GRAVITY WELL

ROUND 5 - AT THE BOTTOM OF THE GRAVITY WELL

Penulis: Rizqi Rachman



Sebuah ledakan diikuti oleh sepasang pintu baja yang hancur berkeping-keping memecah kesunyian di dalam ruangan putih berisi sebuah peti mati. Alarm keamanan sontak menyala dan membuat seluruh ruangan berubah dari putih menjadi merah. Sepasang pintu baja cadangan segera menutup lubang akibat ledakan misterius tadi, namun belum sampai beberapa detik berlalu, ledakan lain kembali terjadi.

Kali ini, sesosok manusia berjubah hitam ikut terlempar bersama kepingan pintu baja hingga menghantam dinding di sisi lain ruangan.


“Dimas!”

Gadis berambut putih yang terbaring di peti mati menyahut dengan suara yang parau. Wajahnya berubah geram.

Dengan kendali pikiran, gadis itu mengaktifkan seluruh sistem keamanan di ruangan tersebut. Puluhan senapan dan pagar laser langsung memblokade lubang menganga akibat ledakan tadi.

“Apa maumu datang ke tempat ini?” Tanya gadis itu entah kepada siapa.

Untuk sesaat, keadaan kembali hening, hingga suara langkah kaki terdengar dari balik asap dan debu yang mulai memudar.

“Aku hanya datang untuk bertamu, apa begini cara kalian memperlakukan tamu kalian?”

Sesosok pria bertopeng kucing terlihat dengan santainya berjalan melewati hujan peluru dan pagar laser yang menghalangi jalannya. Dan dengan satu jentikan jari, seluruh sistem keamanan yang menyerangnya langsung hancur menjadi serpihan data yang menghilang di udara.

“Nekoman...” Ucap gadis berambut putih geram.

“Sudah lama tidak bertemu, Tamon Ruusyana.”

Pria yang disebut Nekoman itu berjalan menghampiri peti mati yang berada di tengah ruangan.
Melihat keadaan Tamon Ruu yang terbaring tak berdaya dengan tubuh yang mulai mengering, Nekoman menghela nafas dari balik topengnya.

“Jadi kau mengorbankan dirimu hanya demi menjaga harta terakhir Mcguffin? Apa kau tidak sadar kalau perbuatanmu sia-sia?” Tanya Nekoman dengan nada iba.

“Yang kulakukan hanya menunggu seseorang yang dapat membuka harta tersebut, sejak awal harta itu tidak membutuhkan penjagaan siapapun,” Tamon Ruu tersenyum tipis.

“Omong kosong, bukankah kau menciptakan semesta digital ini demi melindungi kotak Laplace?”

“Kau tidak tahu apa-apa soal kotak Laplace!”

Dimas pamungkas yang tadi terhempas hingga menghantam dinding, akhirnya mendapatkan cukup tenaga untuk kembali bangkit dan bicara.

“Sebenarnya apa tujuanmu mencari kotak Laplace sampai harus mengacaukan planet ini?” Dimas bertanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih keras.

“Tujuanku? Tentu saja untuk mendapatkan apa yang kuinginkan sejak lama,” Jawab Nekoman singkat.

“Jadi kau ingin menggunakan kotak laplace demi mewujudkan keinginanmu?”

Mendengar pertanyaan Dimas, Nekoman tertawa.

“Kurasa kau salah mengartikan apa keinginanku, keinginanku bukanlah sesuatu yang bisa diwujudkan dengan hal yang bisa mengabulkan segala keinginan, bukan juga dengan hal yang bisa memberikan segala kebenaran di dunia!” Jelas pria bertopeng kucing itu.

“Lalu apa yang sebenarnya kau inginkan?” Kali ini gilirang Tamon Ruu yang bertanya.

“Bagiku yang bisa hidup selamanya, segala hal yang ada di dunia ini semuanya membosankan, kadang aku sendiri tidak tahu untuk apa aku hidup selama ini. Hidupku terasa begitu kosong... hingga suatu hari aku menemukan sebuah harta yang luar biasa!”

“Harta yang kau maksud itu... harta Mcguffin?”

“Tepat sekali, aku menemukan harta yang tidak pernah kutemukan sebelumnya, sebuah harta yang bahkan makhluk tingkat tinggi sepertiku tidak bisa menggunakannya, jadi aku mengumpulkan orang-orang terbaik dari berbagai semesta yang memiliki kemungkinan dapat menggunakan harta tersebut,” Tambah Nekoman.

“Jadi alasanmu membuat turnamen antar semesta adalah...”

“Benar, aku membuat turnamen antar semesta untuk memuaskan rasa penasaranku terhadap harta Mcguffin!” Sahut Nekoman seraya mengangkat kedua tangannya tinggi.

“Tapi bukankah itu berarti keinginanmu sudah terpenuhi sejak dulu?”

“Awalnya aku memang merasa puas, tapi ternyata setelah harta tersebut digunakan, harta itu menunjuk kepada lokasi harta lainnya yang disebut kebenaran absolut, yang kemudian juga menunjuk pada harta lain yang disebut Golden realm, begitulah ceritanya hingga aku tahu tentang keberadaan kotak Laplace.”

Mendengar penjelasan panjang lebar dari Nekoman, Tamon Ruu tertawa kecil.

“Kenapa kau tertawa? Apa kau pikir ceritaku lucu?” Tanya Nekoman kesal.

“Tidak, hanya saja aku terkejut dengan ceritamu barusan, selama ini aku selalu mengira kalau kau menciptakan turnamen antar semesta dan mengacaukan planet ini demi suatu tujuan jahat, tapi nyatanya, kau hanya ingin menghapus rasa penasaranmu saja,” Jelas Tamon Ruu sambil masih tertawa cekikikan.

“Jadi sekalipun kau mendapatkan kotak Laplace, kau ataupun rekan-rekanmu tidak berniat menggunakannya?” Tambah Tamon Ruu.

“Pada dasarnya mereka membantuku karena sedang menganggur sih.”

“Sayangnya sekalipun kau tidak akan menggunakannya, aku tetap tidak bisa memberikan kotak tersebut padamu.”

“Kenapa? Apa kau berniat untuk menyimpannya sendiri?” Nekoman yang mulai tenang kembali geram.

“Aku tidak bisa, karena saat ini kotak Laplace memang belum ada.”

“Belum ada?” Nada suara Nekoman terdengar syok sekaligus geram.

“Aku akan menjelaskan semuanya padamu, tapi untuk saat ini, aku mohon biarkan turnamen ini berjalan hingga akhir.”



*** 


Malam kembali datang menyelimuti sebuah kawasan berisi reruntuhan yang tadinya adalah kota yang paling megah di planet Sol Shefra, yaitu Alforea.

Setitik cahaya muncul di udara di tengah sebuah tanah lapang yang tadinya adalah taman kota Alforea yang sejuk dan indah. Titik cahaya tadi melebar hingga membentuk sebuah portal dimensi besar yang menyala ungu.

Dari dalam portal, satu persatu sosok manusia melangkah keluar. Tepatnya ada enam orang, tiga orang wanita dan tiga orang pria yang muncul dari dalam portal. Mereka berenam adalah peserta yang tersisa dari turnamen berdarah yang disebut Battle of Realms.

“Walah, muncul di mana lagi ini?” Tanya salah satu peserta berambut kribo.

Butuh beberapa saat sampai mereka menyadari kalau mereka muncul di tempat yang sama.

“Sepertinya kita berkumpul lagi, apa ini pertanda pertarungan berikutnya?” Kali ini giliran Kairos yang bicara.

Sebelum ada yang sempat berbicara lagi, sebuah suara lantang mengalihkan perhatian mereka.

“Selamat datang, mongrels, sepertinya kalian sangat menikmati waktu kalian di bawah sana.”

Yang berbicara adalah sesosok makhluk, yang memiliki tubuh layaknya manusia, hanya dengan kulit yang berwana merah penuh tato dan sepasang tanduk hitam di dahinya.

“Kemarin makhluk hitam sekarang merah, besok apa lagi, biru?” Gumam Mima yang mulai lelah dengan sosok warna warni yang muncul di setiap ronde.

“Kulihat kalian sepertinya sudah kelelahan akibat pertarungan sebelumnya, dan karena aku adalah dewa yang baik hati, maka akan kukembalikan tenaga kalian supaya kita bisa ngobrol dengan lebih santai,” Makhluk berkulit merah bertepuk tangan dua kali, seketika tubuh para peserta terbakar oleh kobaran api hitam.

Beberapa peserta terlihat panik, tapi ada beberapa yang sepertinya sama sekali tidak peduli sekalipun tubuh mereka terbakar, bahkan sampai memasang poker face.

Kurang dari lima detik, api yang membakar tubuh mereka lenyap seketika, dan bukannya menderita luka bakar, tubuh mereka malah pulih sepenuhnya, semua luka bekas pertarungan sebelumnya menghilang tanpa jejak, dan stamina mereka juga kembali prima seolah baru bangun tidur di pagi hari.

“Mantap sekali!” Sahut Fatanir yang merasa segar kembali.

“Baiklah, karena aku malas menjelaskan panjang lebar, jadi akan kukatakan langsung to the point, aku baru saja mendapat perintah untuk mengatur jalannya turnamen di ronde ini, sebenarnya aku sendiri malas, tapi karena tidak ada kerjaan lagi, jadi kuterima saja pekerjaan ini,” Jelas sosok merah yang entah kenapa malah jadi curhat.

“Jadi selama ini turnamennya masih berlangsung?! Kupikir selama ini kita cuma bertarung secara random!!” Teriak Kairos kaget.

“...” Sosok merah terdiam.

“Padahal panitianya saja sudah hilang entah kemana, jadi selama ini pertarungan kita sudah ada yang ngatur? Plot twist macam apa ini?!” Nely ikut kaget.

“Ternyata selama ini mereka mempermainkan kita bagai mainan?!” Protes bu mawar sambil memasang pose Ocelot dari metal gear solid 5 yang sedang ngetrend.

“Sekarang aku merasa menyesal sudah mengembalikan stamina kalian...” Gumam sosok merah sambil menghela nafas lelah.

“Jadi sebenarnya kalian ini siapa? Dan apa sebenarnya tujuan kami bertarung di turnamen ini?” Tanya Mima yang terlihat bosan melihat tingkah orang-orang disekitarnya.

“Sejujurnya aku sendiri tidak begitu mengerti tujuan dari turnamen kali ini, dan seperti yang kalian bilang, panitianya saja menghilang entah kemana, padahal seharusnya panitia yang menjelaskan langsung, kenapa malah menyuruh karakter sampingan sepertiku?” Sosok merah kembali curhat.

“tolong jelaskan saja sebisamu.”

“Baiklah, sejauh yang kutahu, tujuan kami datang ke planet ini adalah untuk menemukan harta terakhir Mcguffin, yaitu kotak Laplace. Menurut legenda, kotak Laplace memiliki kekuatan untuk membangun ulang bahkan menciptakan semesta seperti yang kita inginkan, planet tempat kalian berdiri saat ini juga sebenarnya tercipta dari kekuatan kotak Laplace, hanya saja karena kotak laplace masih terkunci, semua yang ada di planet ini tidak lebih dari kumpulan data, intinya semua yang kalian lihat di sini adalah palsu. Apa kalian mengerti?”

“Terlalu panjang, males baca penjelasannya, jadi intinya apa?” Ucap Eophi dengan wajah ngantuk.

“.....” Sosok merah kembali terdiam.

“Jadi maksudmu, saat ini kita sedang berada di dunia buatan, dan semua yang kita lihat dan alami sebenarnya tidak nyata?” Fatanir berusaha mencerna penjelasan tadi.

“Jadi selama ini mereka—“

“Cukup!”

Sebelum Mawar sempat menyelesaikan quote mainstreamnya, Mima sudah lebih dulu menampar wajah wanita berkerudung itu sambil memasang raut wajah bosan.

“tunggu dulu, kalau begitu bagaimana nasib mereka yang mati di turnamen ini, bukankah mereka bukan bagian dari dunia buatan ini, apa mereka benar-benar mati?” Kairos kembali bertanya dengan nada serius.

“Kalau itu aku tidak tahu, yang jelas kalian harus terus bertarung hingga hanya tersisa satu orang,” Jawab sosok merah santai.

Para peserta menelan ludah.

“Kita sudah terlalu banyak membuang waktu, malam juga semakin larut, jadi kita mulai saja pertarungan berikutnya!”

Sosok merah mengangkat tangannya ke udara, dalam sekejap mata, dua buah portal yang menyala merah muncul di hadapan para peserta.

“Setiap portal hanya bissa dimasuki oleh tiga orang, dan dalam pertarungan kali ini, hanya ada satu dari tiga orang yang bisa lolos ke babak selanjutnya!” Sahut sosok merah lantang.

“Tunggu, bagaimana kalau kami menolak untuk masuk ke portal?”

“Kalau begitu kupaksa kalian masuk.”

Sosok merah menjentikan jarinya, dan seketika itu pula kedua portal langsung menghisap tubuh para peserta tanpa mereka bisa melawan sedikitpun.


*** 


Boss Raid – Proto Rahamut

Ketiga peserta yang terhisap ke dalam portal menemukan diri mereka berada di sebuah tempat seperti reruntuhan kuil besar dengan seekor monster yang terkekang di sebuah altar di tengah kuil. Monster berbentuk kuda sembrani raksasa yang awalnya dibuat untuk melawan Tamon Rah ketika perang berlangsung ini dianggap senjata gagal karena kekuatannya jauh lebih lemah dari Tamon Rah yang asli, tetapi tetap cukup berbahaya hingga terpaksa disegel.

Monster tersebut berukuran 15 meter dan kuilnya sendiri berbentuk melingkar yang terdiri dari lima lantai yang mengitari altar tempat proto rah disegel.

  • Mima Shiki Reid
  • Alshain Kairos
  • Sanelia Nur Fiani




Boss Raid – Proto Merkavah

Ketiga peserta lain menemukan diri mereka berada di sebuah tempat mirip istana yang dipenuhi oleh berbagai artileri mulai dari yang paling ringan hingga paling berat. Sebenarnya mereka berada di atas punggung sebuah benteng perang  bergerak yang awalnya juga dibuat untuk melawan penjajah ketika perang besar alforea berlangsung, namun setelah perang berakhir, benteng ini tetap bergerak sekalipun tanpa perintah.

Di dalam benteng juga dipenuhi oleh berbagai macam robot yang akan mengusir setiap penyusup tanpa pandang bulu.

  • Eophi Rasaya
  • Fatanir
  • Bu Mawar



Battle System

  • Sistem pertarungan kali ini adalah rumble battle di mana satu area berisi 3 orang peserta.

  • Dari 3 orang peserta yang ada, hanya ada satu peserta yang bisa lolos ke babak final.

  • Di setiap area, terdapat sebuah kristal seukuran genggaman tangan yang akan memberikan kendali penuh atas Boss area pada siapapun yang memegangnya. Apabila kristal ini hancur, maka boss area akan masuk status berserk, jadi sebisa mungkin jaga kristal tersebut.

  • Kamu bisa membunuh peserta lain dengan kekuatan kamu sendiri, atau menggunakan bantuan area Boss, yang jelas buatlah cerita dan pertarungan yang epik dan tunjukan pada pembaca kalau OC kamu pantas melaju ke final.

  • Begitu tersisa satu peserta di area, maka portal dimensi akan terbuka kembali di dekat peserta yang menang.

  • Sistem penilaian pada ronde ini akan kembali menggunakan sistem nilai/skor dan bukan voting lagi.

Ketentuan Tambahan
  •  Tidak ada batasan jumlah kata untuk ronde ini.
  • Pada ronde ini, sistem penilaian akan dilakukan dengan menggunakan nilai/skors, tapi kalian tetap harus memberi komentar mengenai kesan kalian terhadap cerita yang kalian baca.
  • Sesuatu yang tidak disebutkan di atas artinya bebas. Di sanalah kreatifitas peserta diperlukan.
  • Kirimkan entry peserta ke Battleofrealms.id.exiled@blogger.com dan cc (untuk backup format) ke battleofrealms.id@gmail.com
  • Tata cara pengiriman entry peserta masih sama dengan Ronde sebelumnya, hanya saja judul kirimannya mengikuti contoh berikut ini.
  • [ROUND 5] NAMA OC - JUDUL CERITA
  • [ROUND 5] KAMIKAZE - DEWA BUANG ANGIN
  • Batas akhir pengiriman adalah hari minggu tanggal 22 November 2015, dan batas akhir komentar adalah tanggal 29 November 2015.



3 comments:

  1. pertamax gan numpang ngakaks

    ReplyDelete
  2. Yg paling epik arrangement pesertanya itu. Andai Vajra lolos, dia mungkin juga dihadapkan dgn Fatanir dan Bu Mawar, courtesy of RNG-sama?

    ReplyDelete