8.8.15

[ROUND 2 - LEVEL 3] RELIMA KRUKRU - INSTANT BATTLE

DOTO map, bagian dari database level 3 yang berisi peta permainan MOBA favorit Tamon Ruu. Map ini berupa hutan yang setengahnya indah dan ditumbuhi pohon hijau rindang, sementara setengahnya lagi gelap dan dipenuhi pohon-pohon layu.

Dua sisi hutan yang berlawanan tersebut dipisahkan oleh sungai kecil yang dangkal. Di sungai inilah terjadi pertempuran antara manusia pohon penghuni hutan rindang melawan pasukan zombie penghuni hutan layu.

Kedua fraksi saling baku hantam, beradu pedang dan melempar sihir. Namun pertempuran belum bergeser dari sungai itu, kekuatan mereka imbang, pertempuran masih belum menunjukkan kemenangan salah satu pihak.

Tiba-tiba kilatan sihir menyambar dua sisi sungai, membawa Hero ke medan pertempuran untuk mengubah nasib pertarungan tak berujung ini.


***

Reli baru saja diteleportasi ke arena pertandingan. Ia perhatikan ada sesuatu yang berbeda dengan tubuhnya. Kulit Reli menjadi kuning, telinganya lancip dan sebuah tabung hijau melayang di atas gear emasnya. Untungnya selain warna kulit dan telinga, tidak ada yang berubah darinya.

"Wow! Keren! Aku jadi goblin!!" seru Reli dengan mata berbinar-binar, senang, bahkan tidak merasa aneh dengan mutasinya.

"Krukrukru~ Reli juga berubah jadi goblin~"

Reli mendengar tawa Krukrunya, ia menoleh, tapi hanya mendapati tiga goblin kuning yang memakai topeng smiley beserta kereta tambang miliknya.

"Hahahaha!!! Sekarang kita berempat seragam," Reli tertawa. Lucu juga kalau sekali-kali ia sama dengan Krukrunya.

Terlalu heboh dengan penampilan barunya, Reli tidak menyadari seorang wanita duyung di seberang sungai, mengabaikan Reli, sibuk memainkan jarinya di layar-layar hologram di hadapannya.

"Relima Krukru..."

Mendadak si duyung berambut gimbal memanggil namanya, membuat Reli terpenjat. Reli tidak mengira duyung itu akan menyadari keberadaanya dengan cepat.

"Jadi kamu lawanku ya?" tanya si duyung berambut gimbal ketika menyadari Reli mengamati gerak geriknya.

Reli melihat nama yang tercantum di tabung hijau di atas si wanita duyung. Meredy, itulah namanya, sama dengan nama lawan pada surat beramplop putih yang diterima Reli sebelum pergi ke tempat ini. 

"Iya, sepertinya begitu,"  balas Reli singkat, ia menyadari tensi pertarungan naik. Tangan Reli meraih gear emasnya, siaga satu terhadap Meredy.

"Aku masih capek panas-panas dari ronde sebelumnya, aku mau istirahat," tangan kanan Meredy menyapu layar-layar hologram dari pandangannya. Si duyung mulai serius, api pertarungan menyala di  matanya.

"Akan kuselesaikan pertarungan ini dengan cepat, kemarilah [Avarice]!"

Meredy membentangkan tangan kanannya, bayangan-bayangan keluar dari udara kosong, berkumpul di tangan meredy menjadi bola bayangan. Meredy mencelupkan tangannya ke dalam bola bayangan itu, lalu menarik sebuah pistol hitam dari dalamnya.

"Akan kuhabisi kau secepat mungkin."

"[Transparent Avarice : Projection Bolt]," Pistol meredy berubah dari hitam menjadi transparan. Selanjutnya ia mengarahkan pistolnya ke kepalanya. Meredy tersenyum lebar, ia akan menggunakan jurus pemungkasnya di awal pertarungan.

"Pesona!" sahut meredy sebelum menarik pelatuk pistolnya, suara tembakan pistol transparan Meredy terdengar nyaring di udara, api biru meletup di kepala Meredy. Tubuh duyung itu kejang-kejang, ekspresi mukanya nampak kesakitan, tapi HP barnya masih penuh, tidak berkurang sedikitpun.

Mendadak sepasang tangan hitam keluar dari mulut duyung itu, merobek wajah, kemudian badan Meredy seperti kertas tipis. Tangan itu adalah milik seekor monster yang bersemayam di dalam tubuh Meredy. Sosoknya menyerupai seorang wanita berbaju lateks hitam dengan garis-garis biru bercahaya, mukanya seperti topeng tengkorak, legan kanannya berubah bentuk menjadi laras senapan panjang.

"Akulah Meredy dan Meredy adalah aku. Akulah personifikasi keserakahan, GREED!!" suara mengerikan Meredy menggema di kepala Reli, terdengar seperti suara wanita yang di auto-tone.

"P-Pesona?!" tapi bukannya takut, Reli malah terkesima, matanya berbinar-binar melihat transformasi Meredy yang keren, "Keren sekali! Boleh aku pinjam pistolnya, kak Meredy..? Sebentar saja!!"

"Hehehe! Buat kamu pistol yang ini saja!!" Meredy mengangkat lengan senapannya, menggunakannya untuk membidik Reli.

DOORR!!

Senapan tangan Meredy meletup, proyektil yang ditembakkannya melesat cepat melewati Reli, lalu menghantam patung raksasa beberapa meter di belakang Reli sebelum meledak sedasyat tembakan api monster kuda di ronde prelim. Patung raksasa itu hancur dalam sekali serang.

"Cih, membidik dengan rekoil sebesar ini nyusahin banget," keluh Meredy.

"Yah biarlah, yang selanjutnya tidak akan meleset!" Meredy kembali mengeker Reli dengan senapannya. Sayangnya Reli sudah tidak di tempatnya berdiri, yang ada hanya rel kereta di tanah yang mengarah ke hutan.

"Dasar bodoh... Tidak ada yang bisa lari dari Greed!!"

Hidung Meredy mendengus, aroma goblin dideteksi indra penciumannya yang tajam. Dalam sekejap mata Meredy berteleportasi ke dalam hutan, mengejar Reli yang lari dengan kereta tambangnya.

***

Reli kabur dengan kereta tambangnya. Dengan sihir [Railway Build] ia membangun rel untuk menjalankan kereta kecilnya, sementara salah satu goblin Krukrunya mendorong kereta dari belakang dengan kecepatan maksimal.

Begitu merasa cukup jauh, kereta tambang Reli berhenti di tengah hutan. Reli duduk bersandar di pohon dekat kereta tambangnya, memanfaatkan momen istirahat ini untuk menenangkan pikirannya dan mengelap keringatnya, "Whew... yang tadi itu hampir saja..."

"Iya, hampir saja aku menang."

"Betul betul betul! Bisa bahaya kalau kena tembakanmu tadi..."

Reli bercakap-cakap dengan santainya, sementara ketiga Krukrunya nampak panik melihat sesuatu di belakang Reli.

"Hm...? Kenapa kalian bertiga begitu tegang?"

"Gak usah tegang! Lagian kita sudah lari jauh dari kak Meredy," kata Reli santai, tanpa setitikpun rasa tegang yang dirasakan Krukrunya.

"R-Reli... Siapa itu yang di belakangmu?" tanya Krukru Reli, menunjuk-nunjuk sesuatu dibelakang Reli dengan tangan gemetaran.

"Hm..? Di belakangku?" sebuah tanda tanya muncul di kepala Reli. Ia menoleh sedikit ke belakang, di sana hanya ada muka Meredy yang menyerupai topeng tengkorak, tersenyum pada Reli, bahkan memberi lambaian tangan padanya. "Ah, itu kan cuma kak Meredy, gak ada yang perlu ditakuti, iyakan?"

"Benar sekali, tidak ada yang perlu ditakuti," ucap Meredy. Ia memasang senyum yang lebar, lebih tepatnya senyum seekor predator yang bermain-main dengan mangsanya.

Meredy masih belum membunuh Reli karena satu alasan, ingin tahu seberapa bodoh lawannya ini, berapa waktu yang diperlukan gadis polos berotak dungu ini untuk menyadari betapa gawat situasinya.

"Oh iya! Aku baru ingat!" Reli menepuk tangannya, "Waktunya hampir tiba!"

"Waktunya apa?" tanya Meredy heran.

"Ah... Bukannya harusnya kak Meredy yang paling tahu?" Reli meraih gear emasnya, kemudian memutar-mutarnya dengan santai di kedua tangannya, "Waktu habisnya perubahan kak Meredy."

Meredy kaget, perktaan Reli benar. Perubahannya sudah memudar, kini ia kembali menjadi wanita normal berambut gimbal yang memakai baju lateks hitam. Meredy panik, ia menyesal tidak menghabisi Reli ketika ia punya kesempatan.

"S-Sial..!! T-Ternyata bocah ini lebih pintar dari dugaanku!!" ucap Meredy dalam hati.

Meredy memanggil pistol [Avarice]nya dari udara kosong, tapi belum sempat ia mengatur mode atau peluru yang akan digunakan, Reli sudah menyerangnya dahulu dengan gear emas miliknya.

"[Gold Gear Bash]!!" seru Reli, gear emasnya berayun cepat dan menghantam Meredy yang tengah panik, melayangkan wanita berambut gimbal itu ke udara.

Si wanita berambut gimbal jatuh beberapa lima meter dari posisi awalnya. Health barnya berkurang lebih dari setengah. Meredy segera bangkit dan menyapu pandang ke sekitar, mencari tempat bersembunyi, ia tidak mungkin menang jika melawan Reli blak-blakan.

Sayangnya ini bukanlah waktunya bagi Meredy untuk berpikir terlambat, Reli dan Krukrunya sudah mengepungnya. Dengan serentak mereka berempat berseru, "SERANG!!!"

Reli dan ketiga Krukrunya melompat bersamaan, yang terjadi selanjutnya adalah pertarungan konyol ala film kartun. Debu dari tanah mengepul ke udara karena sangking serunya keroyokan ini, sekali-kali terlihat kepala Reli, Krukru dan Meredy mencuat dari kepulan debu itu. Berbagai objek kartunik berterbangan, mulai dari bintang dan kata kotor yang disensor hingga tulisan sound effect seperti "Bang!", "Buk!", "Brak!".

Tidak bisa kabur dari keroyokan Reli dan Krukrunya, health bar Meredy dikuras habis dan Reli memenangkan ronde ini. Pertarungan yang pendek, tapi semoga bisa membawa Reli ke ronde berikutnya.

5 comments:

  1. Yup, seperti itu cara lawan si gimbal. Habisi secepatnya. Minimal gak terlalu instan kyk one-hit-win lah. Masih perlu skor? OC: Vajra.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Hahahaha Pesona!
    Nggak kepikiran mlesetin itu.

    Pertarungannya singkat banget yah, nggak banyak yg bisa digali, tapi gedebak gedebuknya bener2 persona banget

    Dariku 7/10 deh
    Coba lebih panjang, pasti bakal banyak banget plesetan2 ngaco

    OC : Meredy Forgone

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. Hella~~

    Yah, saya kira DOTOnya bakal lebih dikupas lagi. tapi cuma berasa kaya selingan di awal aja. dan battlenya sendiri kembali terfokus pada kekuatan setiap karakter tanpa doto itu memberikan pengaruh apa-apa.
    Walau rada kecewa, yah... cukup enjoyable.

    score: 7/10

    salam~

    Avius Solitarus

    ReplyDelete