6.8.15

[ROUND 2 - LEVEL 2] NOBUHISA OGA - HASRAT YANG TERTAHAN

[Round 2 – Level 2] Nobuhisa Oga
Hasrat yang Tertahan

Hitam pekat.

Itulah yang dilihat Nobuhisa saat ini. Tubuhnya terbungkus oleh pekatnya kegelapan. Selain itu, ia juga tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Meskipun demikian, pikiran si samurai masih berjalan. Ia  sadar akan kondisinya saat ini.

Lelaki itu juga masih ingat. Beberapa jam yang lalu, Nobuhisa telah memenangkan pertandingan di atas pulau langit dan seharusnya dia sudah kembali ke penginapan dan melanjutkan obrolannya dengan Asep.

Arrgghh!!! Kenapa harus terjadi pada saat ini!!!
 
Batin Nobuhisa menjerit saat hidungnya mendadak gatal. Hasratnya untuk mengupil muncul dan memberontak. Meminta kepada si pemilik untuk mengizinkan salah satu jari mengorek sampah yang mengotori lubang pernafasan.

Sayang dewi fortuna tak mau tersenyum padanya. Jangankan lengan, seujung jari pun tak mau bergerak.

Akhirnya Nobuhisa menyerah. Ia memilih diam dan menahan rasa gatal di rongga hidung. Sadar bahwa semakin memberontak, maka sensasi yang sangat menggelikan itu akan semakin menyiksa.

Tiba-tiba kegelapan itu tersibak oleh lautan angka-angka berwarna hijau yang hanya terdiri dari 0 dan 1. Meluncur ke bawah memenuhi area pandangan Nobuhisa.

Dan beberapa angka tersebut berhenti di depan lelaki itu. Mereka berubah dan membentuk sebuah pesan singkat yang tertulis sebagai berikut :

ROUND 2-LEVEL 2

~ Place

Whamphis Stone Circle

~ Battle Type

Deadly Chariot Race

~ Enemy

Alex Alduin



LOADING DATA … 1%


Dan untuk yang keempat kalinya, lagi-lagi cahaya putih menelan tubuh Nobuhisa. Membawa raga sang pendekar pedang menuju ke takdir.

Entah takdir seperti apa yang menanti lelaki tersebut.

(######)

"Uuughh..di mana aku?"

Nobuhisa mendapati dirinya terbaring di atas sebuah kereta lengkap dengan kedua kuda. Setelah kesadarannya telah pulih seratus persen, ia memaksakan berdiri meski tubuhnya lemas tak berdaya akibat perpindahan antar dimensi secara mendadak. Kedua bola matanya menjelajah setiap sudut.

Sebuah situs kuno berbentuk seperti gelanggang pertempuran lengkap dengan tribun berdiri megah mengelilingi Nobuhisa. bulan purnama bersinar cerah menerangi tempat tersebut. di tengah arena tersebut, terdapat api besar yang berkobar hebat seolah tak mau kalah terang dengan sang dewi malam.

"Ada apa dengan mataku? Kenapa semuanya menjadi seperti ini?"

Penglihatan Nobuhisa masih kabur meskipun kesadarannya pulih seutuhnya. Dalam matanya, semua benda terlihat buram. Bahkan api yang tengah berkobar juga memiliki sedikit sudut tajam seperti terdiri dari jutaan kotak kecil yang tersusun menjadi satu.

"Selamat datang di Whamphis Stone Circle!"

Tampak sesosok boneka beruang dengan kostum ala kaisar Romawi berdiri di depan pria tersebut. Bulu emasnya berkilauan tertimpa cahaya purnama. Jubah merahnya melambai-lambai tertiup angin malam. Ia berpose seperti seorang raja yang agung.

Namun di mata Nobuhisa, beruang itu lebih terlihat seperti badut ketimbang raja. Kemungkinan beruang tersebut hanya kacung di tempat ini, begitu pikirnya.

"Oy, siapa kau? Tempat ini?" tanya Nobuhisa.

"Maaf, aku lupa memperkenalkan diri tadi. Namaku Carsorio, aku penjaga tempat ini. Kau Nobuhisa, kan?" Tangan mungil Casorio tertuju ke arah Nobuhisa.

Kening lelaki tersebut langsung berkerut saat si beruang kecil itu menyebutkan namanya. Apa dia anggota panitia seperti gadis cebol di penginapan? Cuma alasan tersebut yang terdengar paling logis.

"Tunggu! Tunggu! Apakah kau teman lelaki tua dan wanita pembawa gunung kembar itu? Aku pikir hanya kedua orang itu yang paling tahu semua identitas para pemain di dunia itu."

"Keh keh keh, Nurma dan Ruu, maksudmu? Pantas saja dimensiku jadi seperti ini semenjak insiden serangan virus ke database Alforea. Pasangan itu memang tak becus mengurus Alforea."

Kemudian dia berjalan mendekati Nobuhisa. Saat mereka hanya berjarak satu langkah kaki, mata beruang itu bersinar sewaktu menatap Nobuhisa. Bergerak naik turun menyoroti tubuh samurai seperti mesin barcode.

"Hmmm,pasti Valentiana telah memberimu sesuatu. Aku menemukan ada sesuatu aneh di dalam tubuhmu,"  ujar Carsorio.

"Apa itu? Tolong katakan padaku!"

Beruang kecil itu hanya menggelengkan kepala, "maaf, aku juga tidak tahu. Benda itu tidak bisa diidentifikasi kecuali kau telah menggunakannya."

Masih segar dalam ingatan Nobuhisa tentang pesan Valentiana. Gadis itu mengatakan sesuatu yang akan membantu samurai itu memenangkan turnamen ini. Namun Nobuhisa tidak tahu pasti seperti apa "hadiah" yang diberikan jelmaan kakaknya itu.

Kekuatan baru? Sihir? Atau hanya sekedar jimat keberuntungan?

Yang jelas "sesuatu" itu telah memulihkannya dari semua luka dan rasa lelah sehingga samurai itu kembali ke kondisi primanya. Namun percuma saja jika tidak bisa menggunakannya secara bebas.

Mungkin ini adalah kesempatan untuk mengeksplor kekuatan barunya. Cara terbaik untuk membangkitkan kemampuan terselubung adalah dengan bertarung.

Hanya saja ia penasaran, siapa sebenarnya pria yang bernama Alex Alduin? Ia tak pernah mendengar nama selama mengikuti turnamen ini. Tapi setidaknya ia tidak perlu melawan wanita.

Selama bukan perempuan, musuh seperti apapun akan ia ladeni. Itulah prinsip sang samurai.

Tiba-tiba dari balik lorong, terdengar suara langkah kaki. Carsorio yang menyadari suara tersebut langsung mengarahkan tangannya ke pintu yang masih menutupi lorong.

"Sebentar lagi lawanmu akan hadir. Bersiaplah!"

Bunyi derit yang memilukan terdengar saat pintu terbuka. Sesosok pria berjaket hitam dengan dengan bekas luka melintang di wajahnya membawa hasrat bertarung yang luar biasa.

Senyum menghiasi wajahnya saat matanya tertuju ke arah Nobuhisa.

"Akhirnya kita bertemu di sini, Nobuhisa."

Seringai tipis muncul di bibir samurai tersebut. Tampaknya, lawan kali ini benar-benar membuatnya sangat senang. Ia sudah membayangkan berapa ratus tebasan yang akan ia daratkan ke tubuh keras pria yang pernah melumat kepala Tamon Rah.

"Aku tak menyangka Alex Alduin itu adalah kau, Asep. Sanggupkah pedangku menumbangkan petarung yang kekuatannya setara dengan Mushashibo Benkei, huh? "

Persetan dengan nama lain, intinya Nobuhisa tak mempedulikan identitas lawannya.

"Entahlah, kawan." Asep hanya mengangkat bahu.

Udara dingin yang menyelimuti situs kuno Whamphis seketika berubah menjadi panas membara saat kedua pria tersebut mulai berjalan mendekat satu sama lain. Berjalan membawa kebanggaan dan harga diri sebagai lelaki sejati.

Tak berapa lama kemudian, Nobuhisa dan Asep berdiri berhadapan. Mereka saling menatap mata lawan, berusaha membaca isi pikiran dan jiwanya.

"Jujur. Semenjak babak penyisihan, aku ingin sekali melawanmu, Asep."

"Begitu juga aku, Nobuhisa. Ayo bersenang-senang."

Tiba-tiba Carsorio muncul di tengah-tengah kedua lelaki tersebut sambil melayang-layang.

"Tampaknya kalian sudah mengenal satu sama lain, rupanya," ucap boneka beruang tersebut.

"Yah!" jawab Nobuhisa dan Asep serempak.

Carsorio berputar-putar mengelilingi dua peserta tersebut. Kemudian ia naik ke udara.

"Baiklah! Saatnya pertunjukan dimulai!"

Seberkas cahaya dari langit muncul dari langit saat Carsorio menjentikkan jarinya. Benda tersebut meluncur dengan kecepatan tinggi menuju ke tengah-tengah gelanggang.

DUUUAAARRRRR!!!!!

Ledakan hebat tercipta saat cahaya itu menghantam sebuah lubang besar yang terdapat di tengah-tengah gelanggang. Api pun berkobar menerangi ke segala arah. Terlihat di bangku penonton, beratus-ratus sosok bermunculan. Lelaki, perempuan, anak-anak bahkan makhluk yang aneh pun ikut hadir. Mereka semua seperti tamu undangan dari dimensi lain.

Suasana berubah menjadi ramai. Tidak seperti peserta di saat babak penyisihan, raut wajah mereka terlihat seperti sudah terbiasa dengan tempat ini. Nobuhisa dan Asep terheran-heran saat melihat pemandangan tersebut.

"Siapa sebenarnya mereka, Carsorio?" tanya Asep.

Beruang kecil itu membalikkan badan. "Mereka adalah para peserta turnamen sebelumnya. Perlu kalian ketahui, Battle of Realms sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu. Dan ini adalah kali kelima turnamen antar dimensi ini dilangsungkan di bawah wewenang Tamon Ruu dan Hewanurma. Haaa…"

Carsorio menghela nafas panjang.

Insiden serangan database tampaknya benar-benar membuatnya kecewa terhadap kedua orang tersebut. Baru dua ronde saja, seluruh Alforea mulai kerepotan oleh serangan virus. Jika hal itu terus terjadi, maka semua eksistensi dunia ini akan lenyap.

Namun pertandingan harus terus berjalan meski virus menyerang dengan semakin hebat.

"Carsorio! Kau dengar aku?!"

Suara khas dari RNG tiba-tiba terngiang di dalam kepala boneka imut tersebut. Gadis berkepala besar itu menghubungi Carsorio lewat telepati.

"Yah! Kenapa?!"

"Tamon Ruu sudah kembali! Sekarang virus sudah berhasil dibereskan. Kami akan menarik dua peserta yang ada di tempatmu!" ucap RNG

"Tunggu! Pertandingannya belum dimulai!"

"Maaf! Tapi prioritas keselamatan peserta adalah tujuan kami! Bye!"

Usai RNG menutup pembicaraan, tubuh Asep dan Nobuhisa menghilang dalam sekejap.

Pertarungan sebenarnya baru dimulai. Tapi tidak di sini. Kali ini Nobuhisa dan Asep harus menahan hasratnya lebih lama.

(######)

TO BE CONTINUED





"








8 comments:

  1. Heheh, Vajra juga dari dulu berhasrat menjajal Asep, Oga atau 2-2nya sekaligus. But hey, glitch happened dan malah ketemunya dgn si Dyna yg bikin salah paham. Oh well, it's a glitch anyway.
    Normally saya pasti beri skor 1, tapi karena ini glitch dan ronde ini bener2 penuh glitch you-know-what, dan saya tersentuh oleh semangat Jojo+Oga utk maju terus, saya rasa skor 6/10 cukup utk menambah semangat juang. OC: Vajra

    ReplyDelete
  2. Entah kenapa buat saya lebih mending entri Kai atau Ananda yang meski gaje dan rushed tapi selesai dan sesuai ketimbang sesuatu yang dipotong setengah kayak gini. Tapi karena ini nunjukin niatmu buat terus maju dan masih jadi submitter 16 awal, bolehlah

    Dari saya 1+2 = 3

    [OC : Dyna Might]

    ReplyDelete
  3. Ceritanya gajeland tp dipotong maksa begini. Bahkan ga ada show off dulu ini. Wwww. Malah ngupil narasinya banyak. Oh, yaudah deh karena udah semangat kutitip 6 aja deh ya.

    -N. Alfian

    ReplyDelete
  4. [Pertarungan sebenarnya baru dimulai. Tapi tidak di sini. Kali ini Nobuhisa dan Asep harus menahan hasratnya lebih lama.]

    DAT ENDING

    kadang ngerasa lucu pas baca, tapi saya ngerti gmn mengerikannya deadline sih. ini kayak entri R1 Liona panjangnya. Eh lebih pendek ding.

    overall as an entry,

    4/10

    OC: Wildan Hariz

    ReplyDelete
  5. Wkwk, saya lupa sama sekali ma Wanpis Circle Stone, ingetnya balapan kereta kuda aja XD

    Hasrat yg tertunda ^_^

    Nilai: 5 aja deh
    (Asep)

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Heiho~~

    dikejar deadline kah?
    padahal awalnya saya cukup menikmati lho...
    pas liat ceritanya pendek saya sempat mengira ini memang dibuat pendek dengan semacam twist di akhir yang berujung pada kemenangan nobu. tapi well... ya... sudahlah.

    And here you go
    nilai: 7

    salam

    Avius Solitarus

    ReplyDelete