7.8.15

[ROUND 2 - LEVEL 3] MEREDY FORGONE - DATABASE OF THE ALFOREAN

Chp 0 : Lobby
[Meredy's POV]

Kota Despera tak seperti ini.

Hanyalah hamparan media putih tersebar jauh ke ufuk yang terlihat oleh Meredy. Ia tak mengerti, seharusnya ia dikembalikan ke Kota Despera, bukan hamparan luas seperti –

Tunggu.

Meredy mengenali pola hamparan ini. Ini adalah [Database], kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer dan dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informasi. 

Apabila secara tidak sengaja Meredy terlempar ke [Database] milik Alforea, maka ini adalah sebuah kesempatan emas untuk mencuri informasi.


Jika Meredy berjalan cukup jauh, maka ia akan menemukan informasi berharga tentang Alforea. Hal ini membuatnya semangat, ia dengan segera mengaktifkan layar hologramnya untuk mengaktifkan sistem pencari.

Namun usahanya gagal, ada sesuatu yang menghalangi sambungan Meredy dengan server SINS. Ia tak tahu apa itu, namun sesuatu itu cukup besar untuk membendung Alforea dari koneksi ke luar.

Ia tak lantas putus asa, masih ada cara lain, dengan cara manual.

Ia berjalan sampai menemukan tumpukan data yang tak tersortir. Senjata-senjata yang masih dalam wujud data setengah jadi, barang-barang yang tak bisa digunakan, dan banyak lagi. Namun ada satu hal yang menarik perhatian Meredy.

Data-data tersebut rusak, seolah ada sesuatu yang menggerogotinya.

Jika Meredy adalah seseorang yang berjiwa detektif, maka ia akan dengan senang hati mencari siapa pelakunya. Namun Meredy adalah seseorang yang berjiwa serakah, maka ia akan mencari data yang bisa ia gunakan untuk dirinya sendiri, tak peduli dengan sesuatu yang menyerang Alforea.

Tak butuh waktu lama baginya untuk menemukan sebuah data yang menarik. Bukanlah sebuah barang yang berguna, hanya beberapa lembar foto. Foto selfie Tamon Ruu, dengan pakaian yang bisa dibilang minim.

"Brengsek, susu macam apa itu?!" umpat Meredy, ekspresinya menunjukkan kebingungan bercampur senang, entah.

"Ini pasti mahal dijual di Deep Web, para maniak bangsat itu pasti berani bayar mahal, hahahahahaha!"

Meredy tenggelam dalam imajinasinya akan uang, tak menyadari kehadiran sesuatu yang lain disana.


(* * *)

[Relima's POV]

"Reli, ini dimana?"
"Ini kok putih semua?"
"Reliiiiiiiiiiii!!!!"

"MANA AKU TAU!" gerutu Relima, gadis berseragam kemeja putih dan rompi biru itu tampak kesal, menimpali ketiga robot yang mengenakan seragam senada dengan Reli.

"Tadi masih dibawah air, sekarang tiba-tiba udah di tempat nggak jelas gini. Panitianya ini gimana sih?"

..

Biasanya Krukru, robot-robot itu akan menyahut, namun kali ini tidak. Reli menoleh ke samping, ternyata mereka sedang berlarian jauh dari Reli.

Reli pun berlari dan menghampiri mereka. Mereka tampak kebingungan memperhatikan sesuatu yang tergeletak di tanah. Wujud benda itu seperti roti, namun terjadi gangguan data yang sangat parah, membuat roti tersebut seolah ditutupi sensor mozaik.

"Ini apa ya?"
"Ayok pegang."
"Biar enak."

"Stop!" perintah Reli. Intuisinya mengatakan ada sesuatu yang salah di sini, ia tak tahu apa, namun ada yang salah.

Sebuah gir besar yang melayang di atas kepala Reli berputar bingung. Meskipun bukan sebuah kepastian, namun Reli seolah mengerti arti pergerakan gir yang telah dibawanya sejak lahir itu.

"Krukru, ambil kereta! Kita akan berkeliling sebentar!" perintah Reli dengan antusias. Gadis itu sangat senang ketika menemukan sesuatu yang tak pernah ia lihat. Meskipun tampaknya apa yang terjadi di sini cukup membahayakan, namun ada sesuatu di dalam dirinya yang mendorongnya untuk terus menjelajah.

Dengan sigap, ketiga robot itu mengambil kereta dorong yang tergeletak tak jauh dari tempat mereka berada, lalu mendorongnya ke tempat Reli berada. Gadis itu lalu mematerialisasikan rel kereta dengan kemampuannya sebagai (calon)Masinis Bintang.

Kereta dorong itu melaju dengan kecepatan yang cukup pelan, agar Reli bisa memastikan keadaan sekelilingnya.

Sepanjang hamparan putih yang ia lihat, terdapat banyak rongsokan yang tidak jelas berasal darimana. Semua barang-barang itu terkena gangguan data yang parah, beberapa terlihat seperti mozaik, beberapa terlihat blur, beberapa lainnya terlihat setengah tenggelam di tanah.

Sungguh pemandangan yang.. menakutkan? Seolah gangguan data separah itu dapat terjadi pada mereka kapan saja. Reli bergidik melihat kepala manekin yang setengah tenggelam di lantai, dengan mata yang –

Tiba-tiba kereta berhenti.

"Wah ini kok disensor?"
"Wah kayak film *****!"
"Hahahaha disensor juga ya mz"

"HEY APA YANG KALIAN LAKUKAN!!!!" gerutu Reli pada ketiga Krukru yang sibuk melihat manekin dengan rambut panjang yang tergeletak di samping kereta.

Tiba-tiba sesuatu melesat dengan sangat cepat ke arah Reli.

TING!

"Eh?"

Suara benturan sesuatu dengan logam. Gir yang tadinya melayang di atas kepala Reli kini berpindah tempat ke samping Reli tanpa ia sadari.

Lalu sesuatu jatuh dari bagian depan gir tersebut.

Sesuatu seperti.. cacing dengan mata satu dan taring-taring yang tajam. Reli tergerak untuk menyentuh binatang aneh itu.

Dalam sekejap mata, binatang aneh itu hidup lagi dan bersiap menerkam Reli. Reflek, Reli menghujamkan gir raksasanya ke kepala binatang tersebut hingga hancur. Lalu setelah itu, makhluk aneh itu terurai dan pupus ke udara.

Reli mengira ini sudah berakhir, namun tidak. Entah dari mana, cacing-cacing aneh itu datang lagi dan menyerang Reli dengan liar.

"Krukru! Bangun sesuatu!" perintah Reli sambil mengibas-ngibaskan gir yang melayang mengikuti gerak tangannya.

"Nggak bisa Reli."
"Aku nggak kuat mb."
"Aku merasa seperti butiran debu."

Reli menggerutu, sempat-sempatnya Krukru melawak di saat segenting ini.

"Ayo cepat kabur! Dorong kereta dengan kekuatan penuh!!!" perintah Reli.

Rel yang tadinya menempel di tanah kini terjalin dan menanjak ke udara. Reli mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membangun rel yang lepas dari tanah. Sementara itu Krukru juga mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mendorong kereta dengan kecepatan penuh.

Perkiraan Reli untuk kabur ke udara ternyata..

Salah.

Cacing-cacing aneh itu mampu terbang mengikuti kereta Reli. Membuat gadis itu berteriak sejadi-jadinya saat salah satu dari cacing itu berusaha menggerayangi tubuh mungil Reli.

Reli yang panik mengibas-ngibaskan girnya membabi buta, tak peduli apa yang ia serang, selama ia mengibaskan senjatanya, pasti akan mengenai sesuatu.

Tiba-tiba suara notifikasi pesan digital terdengar. Reli membuka surat itu dengan panik, tak sempat melihat apa isinya. Yang ia lihat hanya tombol "Yha" atau "G"

"IYA, IYAAA, IYHAAAAAAA!!!!!!" jerit Reli dengan histeris seperti pemain gameshow 'Eat Bugala' sambil menekan tombol hologram tersebut berkali-kali.

Tiba-tiba saja mereka sudah berpindah tempat.

Sebuah hutan dengan kolam yang airnya bersinar biru. Di sekitar kolam tersebut banyak orang-orang berpakaian aneh berdiri tegap. Tak jauh dari sana, terlihat bangunan-bangunan aneh yang tak pernah Reli lihat sebelumnya.

[ANDA TERGABUNG DALAM TIM THE SENTIMENS]
[-ALL RANDOM]
[HERO AKAN DIBAGIKAN SECARA ACAK]
[PERMAINAN AKAN DIMULAI DALAM]
[10]
[9]
[8]
.
.
===(* * *)===


Chp 1 : THE SENTIMENS VS THE SKORS – Drawing first blood
[Meredy's POV]

"Anjing!"

Meredy mengumpat sejadi-jadinya saat melihat pantulan bayangannya di kristal putih di depannya.

"KENAPA MUKAKU SEPERTI PANTAT!!!!??"

Meredy melihat lagi nickname yang didapatkannya di permainan ini.

[Silit_iche LV1 Naga Siren]

Wanita gimbal itu mendapatkan hero manusia setengah ular naga panjang bertangan empat. Mungkin karena lisensi, wajah hero tersebut diganti dengan pantat. Namun untungnya tetap disensor demi kepentingan pembaca.

[A.I #1 telah memilih Rikimarukochan LV1 Healthy Assassin]

Setelah notifikasi itu muncul di jendela hologram Meredy, ia melihat rekan seperjuangannya muncul dari tempat respawn..

..

Meredy terpaku sejenak.

"Anjing."

Hanya satu kata umpatan yang meluncur dari luba – ehem, bibir Meredy.

Makhluk setengah kambing berwarna biru, membawa dua bilah pisau layaknya pembunuh profesional. Dengan wajah gadis unyu berambut bob dari kartun terkenal, siap membunuh dengan sehat. Tampaknya panitia harus bersiap-siap dituntut masalah lisensi.

Berusaha mengabaikan penampilannya yang tidak masuk akal, Meredy mengagumi satu fakta hebat tentang dirinya.

Tangannya empat.

Meski pistolnya tetap satu, sih.

"Are you feeling lucky today?"

Dengan munculnya kembali catchphrase Meredy, semangatnya yang sempat hilang kini membara kembali.


(* * *)

[Relima's POV]

Reli tak percaya akan penampilannya yang terpantul di kolam bercahaya biru itu. Penampilannya begitu tidak masuk akal, membuatnya ingin menangis sejadi-jadinya. Bagaimana tidak? Wajahnya yang tadinya cantik kini berubah menjadi Goblin berwarna hijau dengan baju ketat berwarna putih, rok mini dengan warna biru dengan renda-renda yang membuatnya tampak manis.

[Squirt and her minions LV1 Goblin Ecchies]

"Hahahahaha pisang"
"Pepaya pepaya!"
"Pisaaaaaang…"

Melihat ketiga Krukrunya berubah menjadi makhluk kuning menyebalkan bermata satu membuat Reli semakin kesal, seolah Krukru tidak cukup menyebalkan sebelumnya. Makhluk kuning lonjong bermata satu ini sungguh menyebalkan, daritadi hanya berkata pisang dan pepaya, lalu tertawa seperti orang konyol sambil menjitak kepala satu sama lain.

[A.I #2 telah memilih Trasexy LV1 Wow Ranger]

Setelah notifikasi itu muncul, kepulan asap tiba-tiba meledak di dekat Reli. Samar-samar Reli dapat melihat siluet bayangan di balik kepulan asap itu.

Seorang wanita seksi berpakaian latex hitam ketat, kulit abu kebiruan tampak begitu mulus dan menggoda. Rambut perak yang berkilauan memantulkan cahaya kebiruan. Lekuk tubuhnya begitu indah mempesona, membuat tiap laki-laki bergetar hatinya. Dadanya tampak begitu berisi, meski hanya dibungkus kain latex ketat yang seolah-olah akan robek.

"Wow pepayaaaaa…."gumam ketiga Krukru bersamaan.

Reli hanya bisa menepuk jidat.

(* * *)

[Meredy's POV]

Meredy meliuk-liuk berusaha mengikuti teman barunya, namun tampaknya pergerakan gadis berambut bob itu jauh lebih cepat daripada Meredy, membuatnya kehilangan jejak. Selepas pagar terakhir markasnya, ia tak tahu kemana gadis absurd itu pergi.

Jalan terbagi menjadi tiga, Meredy memutuskan untuk ke tengah. Mengikuti pasukan tengkorak yang bangkit dari markasnya.

Masih belum terbiasa dengan tubuh setengah ular naga panjangnya, Meredy sempat terjatuh beberapa kali sebelum akhirnya bisa berjalan ke jalan yang benar dengan benar.

Akhirnya setelah perjuangan yang berat, Meredy sampai ke tempat pasukan tengkorak dan pasukan pohon bertarung. Ia lalu mematerialisasikan [Avarice] dan mulai menembaki pasukan pohon yang jadi lawannya.

"Hahahahaha ini menyenangkan sekali!!!" tawa Meredy senang saat uang masuk ke inventorinya saat ia berhasil membunuh satu lawan dengan pukulan terakhir.

Tiba-tiba suasana berubah, seolah ada sesuatu berbahaya yang mendekat.

Sebuah gelombang kejut meluncur menghantam tubuh Meredy. Meski tak membuat Meredy jatuh, gelombang kejut itu cukup..mengejutkan, tentunya.

Saat Meredy menoleh ke arah pusat gelombang tersebut, ia melihat seorang wanita berpakaian latex ketat, seperti yang ia biasa kenakan. Hal itu membuatnya marah, seharusnya dia mendapatkan hero tersebut, bukan muka pantat ini.

"!!!!"

Tunggu.

Meredy tak dapat mengeluarkan suaranya, sepertinya gelombang kejut barusan membuatnya bisu. Ia tak ambil pusing dan menembakkan pistolnya ke arah wanita tersebut.

Namun sebuah panah lebih dulu meluncur mengenai bahu Meredy, membuatnya jatuh. Meredy segera bangkit untuk membalas serangan itu, namun anehnya ia tak bisa menggerakkan tubuhnya.

Ia membeku. Panah tersebut membekukan tubuhnya.

Belum sempat ia memprediksi serangan selanjutnya, sebuah panah kembali meluncur dan menancap di perut Meredy. Bar HPnya berkurang drastis, mengindikasikan serangan itu cukup menyakitkan. Apabila ia kehabisan HP, maka habislah sudah.

Tiba-tiba sesuatu menghentikan serangan wanita itu. Sesuatu yang tak terlihat menyerangnya. Wanita itu terlihat memekik kesakitan dari kejauhan sambil menembakkan panahnya membabi buta tanpa sasaran.

Meredy segera mengambil kesempatan ini untuk lepas dari efek beku dan segera menyembuhkan diri. Tak ingin kehilangan kesempatan, ia segera mendekati wanita itu agar masuk ke jarak optimal tembakannya. Menyerang dari jarak jauh adalah suatu hal yang buruk untuk akurasi Meredy.

Belum sempat menembak, sesuatu yang besar menghantam Meredy dan membuatnya terpental hingga beberapa meter.

Batu besar yang menghantam tubuhnya barusan menghabiskan hampir setengah HPnya. Meredy menoleh dan melihat menara kayu milik lawan telah menjadi lebih besar daripada biasanya. Ia tak melihat menara sebesar itu tadi.

Melihat kemungkinan menang kecil, Meredy memutuskan untuk berburu di tempat lain.


(* * *)

[Relima's POV]

Melihat ketiga Krukrunya lebih tertarik dengan wanita seksi berbaju latex itu, Reli memutuskan untuk pergi sendiri.

Namun belum berapa detik, ia sudah lupa berada di mana. Ia tersesat di hutan belantara tanpa tahu letak markas, atau bahkan dari mana dia masuk tadi. Semua tiba-tiba berubah menjadi asing. Ditengah keingintahuannya, ia menemukan sebuah jalan setapak yang tampaknya cukup valid untuk diikuti.

Ia lalu menelusuri jalan gelap itu hingga akhirnya menemukan seseorang yang menutupi dirinya dengan kerudung.

Dari postur tubuhnya tampak seperti pria. Baju coklatnya tampak lusuh dan kotor. Sebuah obor yang menyala lemah tergenggam di tangan kanannya yang kurus. Penerangan begitu minim, hanya obor itu satu-satunya pemecah kegelapan di sana.

Reli melangkahkan kaki kecilnya. Rasa keingintahuannya mengalahkan rasa curiga atas pria itu.

Pria itu menyadari ketika ada seseorang mendekat. Ia mengibaskan obornya untuk memperjelas imaji yang terlihat beberapa meter di depannya. Ia lalu membuka sedikit kerudungnya dan agak mendongak, meski itu tak membuat wajahnya terpapar cahaya.

"Dik..?" sapa pria itu lirih. Suaranya begitu serak dan sulit untuk didengar.

Reli menelan ludah, ketakutan mendengar suara serak pria itu.

"Sini.." panggil pria itu lagi.

"I-iya.."

Saat jarak di antara mereka hanya berkisar 2 meter, Reli dapat melihat dengan jelas wajah pria itu. Seorang pria paruh baya, berambut coklat yang sengaja dibiarkan menutupi wajahnya yang penuh luka.

"Dik.."

Reli kembali menelan ludah.

"Mau beli ganja?"

"…"

"A-apa itu ganja mz?" tanya Reli polos.

"Ganja itu enak, bisa bikin kamu ngefly. Sini ngefly bareng sama om.."

"Ng-nggak mau!!" spontan Reli menyilangkan tangannya saat pria itu menyodorkan sebatang rokok lintingan. Reli masih di bawah umur, belum pantas yang begituan.

"Yaudah kalau gitu, mau biji nggak?"

"…biji?"

"Enak loh bijinya bisa ditanem."

Reli berjalan mundur perlahan sambil tersenyum masam, dalam hitungan ketiga, Reli ambil langkah seribu.

"Cewek.. cewekk!!" panggil om-om pedo itu dari kejauhan. Reli pura-pura tak dengar.

Sementara itu..

"Pepaya…"
"Oh pepayaa…"
"Oooohhh…"

Ketiga makhluk kuning bermata satu begitu terhipnotis dengan keberadaan Trasexy, sampai-sampai mereka lupa dengan keberadaan sang (calon) masinis cilik.

Mereka berlomba-lomba memperkuat menara pelempar batu dengan kayu-kayu dari pohon tak jauh dari sana. Tak sampai berapa menit, menara tersebut menjadi kokoh, kuat, berotot, tampan dan berani.

Para Krukru begitu bangga dengan karya mereka. 10/10 fine art.

Alih-alih tertarik dengan karya mereka, Trasexy justru tampak sibuk memekik kesakitan disiksa sesuatu yang transparan. Ia berusaha melawan sang penyerang yang tak terlihat, namun semua serangannya gagal saat satu per satu bagian baju latexnya dirobek oleh sesuatu yang tajam.

Para Krukru hanya terdiam melihat pemandangan itu.

Sang pemanah seksi kini tak berdaya, ia hanya bisa bersimpuh menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya, ia hanya bisa mendekap dadanya yang masih terlindungi pakaian. Sementara hampir seluruh pakaian di tubuhnya habis dilucuti sang musuh.

HP sang pemanah semakin tipis, membuat tubuhnya semakin lemas dan terkulai tak berdaya di lantai.

Sesuatu yang tak terlihat memaksa Trasexy membuka pertahanannya, sementara wanita yang tak berdaya itu hanya bisa pasrah. Segala usaha yang ia lakukan daritadi percuma saja. Pertahanannya bobol sudah, tak ada yang bisa menyelamatkannya dari 'tusukan benda tajam' sang penyerang.

Para Krukru menahan nafas.

[Rikimarukochan telah menyedot 'darah pertama' dari Trasexy]

Tampaknya mereka benar-benar melupakan Reli.


(* * *)

[Meredy's POV]

Meredy meliuk tertatih kembali ke markas. Ia tak mengerti kenapa ia tak bisa menyembuhkan diri lagi setelah serangan barusan. Ia lalu membuka hologramnya dan mengecek jumlah peluru dari menu utama.

[Rejuvenating Shot]
[Downloading bullet 1/5 at 135kbps (1%)]
[Remaining time 120 seconds]

Meredy tak mengerti kenapa kecepatan mengunduh pelurunya menjadi sangat-sangat lambat. Seolah ada sesuatu yang memblokir koneksinya ke server SINS. Saat Meredy berusaha mengakses [Parsimonous Exchequer], loker senjata miliknya di server SINS, tampak tulisan merah yang mengindikasikan bahwa ia tidak sedang terhubung dengan server SINS.

Matilah sudah, pikir Meredy.

Namun wanita itu tak kehabisan akal, jika ia tak bisa mengakses SINS, mungkin dia bisa mengakses tempat lain. Satu-satunya harapan Meredy adalah mengakses..

Gamefacks.com

Tempat di mana gamer yang baik membantu gamer yang lemah dengan memberi panduan. Untuk kali ini, Meredy terpaksa menggunakan panduan bagaimana cara memainkan game ini, karena kemampuan curangnya tidak bekerja efektif untuk saat ini.

Beruntung ia bisa mengakses situs tersebut, meski agak lambat karena ada sesuatu yang memblokir koneksi Meredy.

"Kalau tidak salah, game ini bernama.. D*TA" (disensor karena lisensi)

Setelah beberapa menit menelusuri panduan singkat, Meredy menemukan cara aman untuk menjadi kuat.

Berburu monster hutan.

"Hahahahaha I am feeling lucky today!" tawa Meredy sambil meliuk-liuk masuk ke semak-semak, berburu binatang liar.


===(* * *)===


Chp 2 : Siege against Roshan
[Relima's POV]

Reli tak tahu kenapa banyak binatang liar mengejar dirinya sejak tadi. Setelah kabur dari om-om mencurigakan itu, ia sama sekali tak menemukan jalan kembali ke markas. Yang ada malah semakin tersesat di hutan.

Segerombolan serigala berusaha menyerang Reli, namun dapat ia musnahkan dengan mudah hanya dengan beberapa kibasan dari gir raksasanya.

Reli berusaha memanggil para Krukru, namun hanyalah kegelapan dan suara-suara aneh yang menjawab panggilannya. Gemerisik pohon yang berisik, raungan serigala yang saling bersahutan melolong, atau kepakan sayap yang entah terdengar dari mana.

Kembali ia menemukan jalan setapak yang mencurigakan. Tak ada pilihan lain, ia menelusuri jalan setapak itu, berharap menemukan jalan kembali ke markas.

Suara dengkuran terdengar semakin jelas seiring langkah kecil Reli yang mendekat.

Reli terpaku tak percaya melihat apa yang terlihat di depan matanya.

Seorang om-om raksasa, brewokan. Bekas luka membujur di mata kirinya. Mengenakan pakaian seragam seifuku ala gadis SMA jepang, lengkap dengan rok selutut dan baret bulu berwarna putih. Sedang tidur dengan damai di tengah hutan, tak mempedulikan sekitarnya.

Reli membaca nickname yang ada di atas kepala pria itu.

[Pavlichenko Cute Hearted Roshan Sniper]

Gadis goblin berpakaian mini itu menarik langkahnya kembali, menyusuri jejaknya mundur.

Perlahan –

Lahan.

Saat Reli merasa mantap untuk pergi, sebuah suara tembakan yang cukup nyaring terdengar tak jauh dari sana. Cukup keras untuk membangunkan makhluk menakutkan itu.

Reli menoleh ke raksasa itu dengan keringat dingin mengucur deras dari pelipisnya.

"Aduh, kenapa kamu bangunin aku dari tidur cantikku?" gerutu pria raksasa dengan gaya yang di-imut-imutkan.

"A-ah, itu b-bukan saya," jawab Reli terbata-bata.

"Kamu telah lancang membangunkan Jendral Pavly. Sekarang kamu harus merasakan.. Pelukan penuh cinta dariku!"

Reli tidak bisa membayangkan dirinya dipeluk dada berbulu yang menyembul dari seragam seifuku ketat itu. Geli.

"TIIIIDAAAAAAAKKKKK!!!" teriak Reli ketakutan.

(* * *)

[Meredy's POV]

"Hahahahaha uang!"
"Ayo keluarkan semua uangmu!"
"Uaaaangggg!"
"MUAHAHAHAHAHA!!"

Meredy begitu girang saat mendapati bahwa binatang liar di hutan adalah sumber uang tanpa batas. Setiap beberapa menit sekali setelah dibunuh, mereka kembali respawn di tempat yang sama dan bisa dibunuh kembali, untuk diambil uangnya.

Ia tak lagi peduli dengan objektif misi ini, yang ia pikirkan hanya mencari uang, dan uang, dan uang, dan uang.

Ditengah keasyikannya, ia mendengar suara dentuman yang cukup keras. Tanah bergetar saat bunyi dentuman itu terjadi, seolah ada raksasa yang berlari ke arahnya.

Dan benar saja, seorang gadis goblin kecil berpakaian minim tampak dikejar seorang om-om raksasa berpakaian wanita. Kenapa ada om-om seperti ini di permainan ini, itu pertanyaan belakangan. Pertanyaan yang pertama seharusnya –

Bagaimana pergi dari sini.

"Lari muka pantat, lariiiiiiiiiiiii!!!!!!"

"Heh jangan panggil aku muka pantat dasar goblin binal!" hardik Meredy sambil ikut berlari seiring dengan gadis goblin itu.

"Hey, aku tidak memlih baju ini, dasar muka tak lulus sensor!!" balas gadis itu tak mau kalah.

"Kalian kenapa bertengkar sih? Pasti lagi bertengkarin aku ya? Aku kan imut~" timpal om-om raksasa yang akrab dipanggil Pavly itu.

"TIDAAAAAK!!!!!" teriak kedua makhluk setengah jadi itu bersamaan.

(* * *)

[Krukru's POV]

Setelah kematian Trasexy, para Krukru menyadari ada sesuatu yang salah.

Reli tak bersama dengan mereka sejak tadi.

Dan sekarang ada musuh yang tak terlihat di sekitar mereka.

Para Krukru segera berlari tunggang-langgang menyelamatkan diri mereka masing-masing. Namun terlambat, sebuah bom asap telah mengurung mereka sebelum mereka sempat kabur jauh.

"Pisa – ugh.."
"Pepa – ughk!"
"Wha – bugh!"

[Rikimarukochan telah membunuh Goblin's Minion]
[Rikimarukochan telah membunuh Goblin's Minion]
[Rikimarukochan telah membunuh Goblin's Minion]
[Rikimarukochan MENDOMINASI!]

Beberapa puluh detik kemudian, para Krukru kembali respawn di kereta dorong mereka yang ternyata masih tertinggal di markas The Sentimens. Dengan panik, mereka mendorong kereta tersebut, tanpa tujuan pasti. Yang pasti mereka harus menemukan Reli sebelum terlambat. Seharusnya mereka tak membiarkan Reli lepas dari pandangan mereka, karena Reli sangat mudah tersesat.

"TIDAAAAAK!!!!!"

Suara gadis yang akrab terdengar tak jauh dari sana. Dapat dipastikan itu adalah Reli.

(* * *)

[Meredy's POV]

"RELIIIII…!!"

Reli, gadis goblin itu sumringah mendengar suara yang ia kenal.

"Kalian kemana aja sih daritadi, Krukru?"

Krukru, ketiga makhluk kuning bermata satu tersebut tampak mendorong sebuah kereta barang kecil. Reli dengan sigap melompat ke tengah kereta, mengibaskan tangannya dan membuat sebuah rel magis yang melintang di udara, meninggalkan Meredy.

"Kalian mau kemana sih? Aku kan Cuma mau pe – luk "

Pria besar itu melompat tinggi, melebihi jalur kereta Reli, bersiap menghujamkan kereta dorong itu ke tanah.

Refleks, Meredy menembakkan [Nullifying Bullet] yang dapat membuat gerakan apapun gagal. Pria besar itu gagal melompat dan kembali berada di tanah dan membuatnya bingung.

Meredy tak mengerti apa yang ia lakukan barusan, seharusnya ia bisa membiarkan pria besar itu membunuh Reli dengan mudah, menyelesaikan objektif yang diberikan pada Meredy tanpa susah payah. Tapi tangannya seolah bergerak sendiri menarik pelatuk [Avarice]. Seolah ingin..melindunginya?

Ia mempertanyakan keputusan dirinya sendiri, ia bukan seorang pahlawan. Dan tak akan pernah jadi seorang pahlawan.

"Iih, kalau gini kan Jendral Pavly jadi kzl kzl kzllllll!!"

"AWASSSS!!"

Meredy tak waspada terhadap serangan balasan Pavly yang akan menghancurkannya dengan telapak tangan besar itu, bagaikan membunuh seekor nyamuk.

Sial.

"Dasar om-om mesummm!!"

Reli melompat dari keretanya di udara dan menghujamkan gir raksasanya ke kepala Pavly, membuatnya mengaduh dan batal menyerang Meredy, lalu memegangi kepalanya yang benjol.

"Kau..menyelamatkanku?" tanya Meredy ragu.

"Iya dong! Kamu kan udah nyelametin aku tadi. Sekarang giliran aku nyelametin kamu. Kan itu gunanya teman!"

Ada sesuatu yang berdesir di dalam dada Meredy, suatu perasaan yang selalu ia tutupi sebelumnya. Sebuah perasaan hangat yang sama saat misi pre-eliminasi kemarin. Tanpa sadar, sebutir air menetes dari tepi matanya, namun dengan cepat ia hapus sebelum ada yang melihatnya.

Meredy segera bangkit dan mengambil kuda-kuda. Dengan bantuan keempat lengan barunya, ia yakin mendapatkan akurasi yang lebih baik daripada biasanya.

Tak lagi mempedulikan peluru yang ia miliki, ia menembakkan semua peluru normal [Avarice] sehabis-habisnya.

"Aduh sakit. Jangan sakiti aku lagi mb," pinta Pavly dengan manja.

"Krukru, segera buat sesuatu!" perintah Reli.

Reli mengayunkan girnya sekuat tenaga secara horizontal ke tulang kering Pavly. Satu hentakan keras membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh berlutut. Namun sang raksasa tak berhenti begitu saja, dengan kekuatan tangannya yang besar, ia memukul-mukul tanah, membuat tanah terguncang.

Meredy dan Reli ikut kehilangan keseimbangan. Hal itu segera dimanfaatkan Pavly dengan sebuah pukulan besar.

"[Krukru Build : Fruitzooka]!!"

Para Krukru membuat sebuah bazooka besar dari pepohonan sekitar, menggunakan buah sebagai amunisinya. Pavly yang teralihkan perhatiannya menoleh ke arah Krukru, yang di saat bersamaan menembakkan buah tepat ke matanya.

"AAAH MATAKUUU!!!" pekik Pavly sambil memegang mata kirinya.

Sebuah tembakan melesat dari Meredy, kali ini mengenai mata satunya.

Pavly yang marah mulai memukul membabi buta, kembali membuat gempa kecil di sekitar. Bahkan membuat [Fruitzooka] sampai terpental dan hancur karena efek gempa tersebut.

Reli membisikkan sesuatu ke telinga Meredy.

"Apa? Kau ingin kita melakukan itu?" tanya Meredy setengah tidak percaya.

"Lakukan saja!"

Reli maju menerjang duluan, gir yang melayang di depan tangannya ia putar dengan kecepatan penuh. Sementara itu Meredy mengambil jalan memutar ke belakang Pavly. Namun Pavly kembali mendapatkan penglihatannya. Ia melihat Reli yang berdiri di depannya lalu bersiap menginjaknya.

"[Krukru Build : Fruitcannon]!!"

Sebuah meriam yang lebih besar daripada tadi berhasil dibuat dengan cepat oleh Krukru yang handal. Disaat Pavly mengangkat kakinya, Krukru menembakkan meriam ke sendi kaki yang jadi tumpuan Pavly, membuatnya kehilangan kesembangan dan kembali jatuh berlutut.

Reli telah berada di bawah Pavly, tepat di bawah roknya. Sungguh pemandangan yang..

"Semua laki-laki kelemahannya sama!"

Reli memutar girnya lebih kencang, dan dengan satu hentakan hebat, ia melempar gir tersebut ke selangkangan Pavly yang terbuka.

"AAAAAGGGHHHH K*****KUUUU!!!" teriak Pavly sambil memegangi selangkangannya

"Sekarang!" perintah Reli pada Meredy.

Meredy kini mahir menggunakan keempat tangannya, dan membidik jauh lebih akurat.

"Sayang sekali jendral, namun rasa sakit ini akan tersisa.."

"SERIBU TAHUN!!"

Meniru jurus mematikan dari Kakasu Hatokai, karakter kartun Narto, Meredy melepaskan sebuah tembakan yang mempenetrasi pantat sang jendral dan memberikan rasa sakit yang amat sangat. Meskipun serangan itu tak menghabiskan banyak HP bar Pavly, tapi cukup untuk membuatnya pingsan seketika.

Ini saatnya.

Reli memukul tubuh besar itu berkali-kali dengan girnya.

Para Krukru menembakkan [Fruitcannonnya] tanpa jeda.

Sedangkan Meredy yang harus menunggu 30 detik agar peluru normalnya selesai diunduh terpaksa memukul-mukulkan [Avarice] seolah itu adalah senjata tumpul.

"YEEEAARRRRTTTT!!!!!" teriak Meredy sambil memukulkan gagang pistolnya dengan bodoh.

"Kamu ngapain? Hahahaha," Reli tertawa melihat kawannya bertingkah laku konyol.

"Peluruku habis, jadi terpaksa..YEAAARRTTT!!!" jawab Meredy sambil melanjutkan teriakan imbisil itu.

"Apa pula teriakan itu, hahahaha bodoh."

"Cobalah berteriak seperti itu. Itu bisa membantumu kembali semangat," jawab Meredy, mengutip kata-kata Kai, sang pelopor teriakan bodoh itu. Momen di mana mereka menembak menara saat waktu seolah terhenti dalam [Lag].

"YEEEAARRTTT HAHAHAHAHA, INI KONYOL SEKALI HAHAHAHA!!"

HP Pavly berkurang dengan sangat cepat, hingga tersisa satu kali serang lagi.

Dor!

Reli dapat merasakan tubuhnya terpental tanpa sebab, hingga terguling beberapa meter. Saat ia menoleh ke arah kawannya, ia melihat wanita naga absurd itu mengacungkan pistol berwarna hitam kepadanya.

"Reli!!" seru ketiga Krukru bersamaan. Mereka melepas [Fruitcannon]nya dan menolong Reli yang terpental.

Gadis goblin itu masih tak percaya apa yang terjadi barusan, sesaat lalu mereka masih tertawa bersama.

Satu tembakan lagi meluncur dari wanita itu, menembus tubuh sang jendral dan menghabiskan HP terakhirnya. Tubuhnya terurai lalu hilang di udara, dan sebuah benda bersinar turun perlahan ke tangan wanita itu.

[The Skors telah mengalahkan Pavlichenko The Cute Hearted Roshan Sniper]
[1000 gold akan dibagikan ke seluruh anggota tim The Skors]
[Silit_iche LV20 Naga Siren telah mendapatkan item Agus The Immortal]

"Jadi..kau," ucap Reli masih tidak percaya.

"Ya, aku adalah musuhmu. Sekarang, matilah."

"Tapi..kenapa?"

"Bukankah sudah dijelaskan di surat elektronik yang kita dapatkan di awal? Pemenang adalah dia yang berhasil membunuh lawannya."

Satu tembakan meluncur menembus lengan Reli, membuatnya kehilangan beberapa poin HP. Namun rasa sakit yang diterimanya tak serta merta membuatnya menyerah. Justru, rasa sakit dikhianati yang lebih terasa menyakitkan ketimbang luka fisik.

"Jadi aku cuma dimanfaatkan nih?"

Bulir-bulir air mata menetes dari sudut mata gadis kecil itu. Para Krukru memeluk Reli untuk menenangkannya.

"Jangan pikir emosi manusia bisa mempengaruhiku."

Satu tembakan kembali menembus perut Reli, menghabiskan lebih banyak poin HPnya.

"DASAR PENGKHIANAT!!"

Reli bangkit dan mengayunkan gir raksasanya sambil menghapus airmata yang membasahi pipinya.

===(* * *)===

Chp 3 : Revenge from the enemy
[Relima and Meredy's POV]

Meredy meliukkan badannya menghindari serangan horizontal Reli. Salah satu dari keempat tangannya menghantam perut Reli, tangan yang lain menghantam wajahnya di saat yang bersamaan. Sementara dua tangan sisanya menodongkan pistol tepat ke wajah Reli.

"Lemah."

Hampir saja Reli celaka apabila Krukru tak menembakkan [Fruitcannon] dan menghantam perut Meredy dengan tepat.

"Cih, makhluk kuning merepotkan," gerutu Meredy sambil mengacungkan pistolnya ke arah Krukru yang bersiaga dengan senjata Mereka.

"Takkan kubiarkan kamu menyakiti temanku!!"

Reli melompat dan menghantamkan girnya tepat ke kepala Meredy, membuatnya kehilangan keseimbangan dan juga poin HP cukup banyak.

Meredy membalas dengan sabetan dari ekornya yang panjang, membuat Reli terpental. Dengan cepat, Meredy kembali mengambil kuda-kuda dan menembakkan sebuah peluru pelontar ke arah Krukru.

Krukru sempat menghindar, namun karya mereka tak sempat terselamatkan.

"Sudah kubilang, jangan sakiti temanku!!"

Reli kembali melancarkan serangan yang sama, namun digagalkan dengan cepat oleh sabetan ekor Meredy, membuatnya kembali terpental.

Wanita naga itu melepaskan tiga tembakan, yang telak mengenai ketiga Krukru yang sedang berlari.

[Silit_iche telah membunuh Goblin's Minion]
[Silit_iche telah membunuh Goblin's Minion]
[Silit_iche telah membunuh Goblin's Minion]
[Silit_iche MENDOMINASI!]

Meskipun Reli tahu kalau ketiga Krukru itu akan kembali respawn di kereta barang mereka, tapi tetap saja ia merasa kesal. Sementara itu Meredy merasa segar setelah membunuh tiga makhluk kuning itu.

Tak punya banyak pilihan serangan, Reli kembali menggunakan girnya sebagai senjata. Meredy yang dari awal menang jarak dengan sabetan ekor kini berada di atas angin. Dengan hilangnya kemampuan utama Reli yang bisa membangun senjata, kini gadis kecil itu tak lebih dari penyerang jarak dekat biasa.

Meredy membelit Reli dengan ekornya, sementara gadis kecil itu tak bisa melawan saat lawannya membawa tubuhnya ke moncong pistol yang dibawanya.

"Bagaimana dengan ini?"

Meredy menembakkan pistolnya telak ke perut Reli, membuatnya memekik menahan sakit.

"Sekarang saatnya untuk mati, Relima Krukru. Maaf anda kurang beruntung, sampai jumpa di ronde berikut –"

Sesuatu melesat dan menancap di punggung Meredy, membuat ikatannya pada Reli terlepas.

Meredy menoleh ke belakang, namun tak ada siapa di sana selain kegelapan pekat dari tebalnya hutan belantara.

Ia tahu siapa pelakunya. Pemanah berbaju latex. Dengan tingkat akurasinya sekarang, Meredy seharusnya bisa mengimbanginya. Namun latar belakang wanita itu sebagai pemburu membuatnya unggul di medan hutan.

"Keluarlah pengecut!!" perintah Meredy.

"Siapa yang pengecut??!"

Meredy lupa akan Reli, membuatnya tidak waspada akan serangan berikutnya. Kali ini ia tak sempat bereaksi saat Reli menghantamkan gir besar itu ke kepalanya sekali lagi.

Saat Meredy akan membalas, sebuah panah meluncur entah dari mana dan membekukan tubuh Meredy seketika.

Dua lawan satu, dengan salah satunya tak diketahui keberadaannya, merupakan suatu kesialan tersendiri. Di saat seperti ini, partner Meredy hilang entah kemana.

Ya, lagipula dia memang hilang sejak awal sih.

Satu hantaman keras kembali menghantam wajah Meredy dari samping. Serangan itu begitu kuat hingga memecahkan lapisan es yang membekukan Meredy. Kini HPnya hanya tersisa seperempat.

Kombinasi panah beku dan serangan berat Reli membuat Meredy tak berdaya. Setiap kali akan melakukan serangan balasan, serangannya selalu berhasil dibatalkan.

Kini HPnya hanya tersisa 20 poin. Satu serangan matilah sudah. Tubuhnya membeku tak bisa digerakkan, ia hanya bisa melihat Reli dengan penuh amarah mengayunkan gir besar itu tepat menuju wajahnya.

Apakah berakhir disini?

-Tidak-

Sebuah suara misterius membalas suara hati Meredy. Tiba-tiba waktu seolah terhenti. Dunia berubah menjadi rona abu-abu yang aneh. Dan Meredy dapat melihat sesosok pria berbaju putih berdiri di depannya.

Seorang pria dengan wajah generik, tak ada sesuatu spesial yang khas dari wajahnya yang biasa-biasa saja. Postur tubuhnya biasa saja, tak ada lekuk otot yang menarik darinya. Rambutnya klimis disisir rapi ke samping. Mengenakan baju kaos putih dan celana senada.

"Siapa kau?" tanya Meredy.

"Aku Agus," jawab pria tersebut dengan nada datar yang biasa-biasa saja.

"Agus..siapa?"

"Agus aja."

"Lalu..apa?" tanya Meredy lagi, merasa percakapan mereka sungguh canggung dan aneh.

"Serangan terakhir dari gadis kecil itu akan membunuhmu. Tapi karena kamu punya aku, jadi kamu nggak jadi mati deh. Itulah gunanya Agus The Immortal," ujar pria itu dengan ekspresi seolah ingin mati besok.

Walau secara literal memang iya sih.

"Mau ngobrol sebentar?" tanya Agus.

Kalau bisa menembak Agus, Meredy dengan sangat senang hati melakukannya. Namun fakta bahwa Meredy sama sekali tak bisa menggerakkan badannya membuatnya terpaksa harus mendengarkan omong kosong pria generik ini.

"Yaudah kalau nggak mau ngobrol."

Pria itu mulai melakukan pose-pose aneh dan mengucapkan mantra absurd yang terdengar semacam 'gundal gandul' atau 'alaiumgambreng', lalu sedetik kemudian tiba-tiba semuanya menjadi putih.

(* * *)

[Relima's POV]

Seharusnya serangan terakhir tadi dapat membunuhnya. Namun entah kenapa HP bar lawannya penuh kembali. Wanita naga itu kembali menembakkan pistolnya, tak dapat dihindari Reli.

HP Reli kini tersisa tak lebih dari seperempat bar. Walaupun ia melanjutkan pertarungan dengan bantuan Trasexy, ia tetap akan kalah karena perbedaan jumlah HP yang begitu besar.

Reli memutuskan untuk berlari kembali ke keretanya.

"Wah, kabur rupanya.."

Reli menyerahkan diri pada keberuntungan, berharap serangan Trasexy berikutnya dapat membekukan wanita naga itu dan membatalkan serangannya. Dan berharap Krukru kembali respawn di saat ia menaiki kereta.

Ternyata dewi fortuna masih berpihak padanya.

Krukru telah kembali di kereta, dan lawannya tampak sedang membeku diselimuti lapisan es.

"Krukru, ayo maju!!"

Reli mematerialisasikan rel kereta dan segera meninggalkan tempat pertarungan sebelum terlambat.


(* * *)

Setelah menyembuhkan diri di markas, Reli kembali meluncur dengan keretanya. Kali ini dia terus mengekor Trasexy kemanapun ia pergi. Pergi beramai-ramai jauh lebih baik daripada sendiri.

Namun tak hanya itu, Reli membekali dirinya dengan sebuah barang penting. Sebuah kristal ajaib yang bisa memperlihatkan musuh yang tak kelihatan. Dengan membawa ini, ia tak perlu takut lagi dengan keberadaan musuh transparan.

Tak lama kemudian, mereka bertemu dengan sang pembunuh tak terlihat. Yang kini tak lagi tak terlihat.

"Hahahahaha, itu dia!"

"[Krukru build : Walking Tower]!!"

Menara pelempar batu yang diperkuat Krukru di awal tadi, kini lebih diperkuat lagi. Para Krukru membangun mekanisme menyerupai kaki yang membuat menara bisa bergerak bebas. Dengan adanya ini, maka kemenangan dipastikan ada di tangan.

Rikimarukochan, pembunuh yang tak lagi tersembunyi, hanya bisa menggigil ketakutan saat batu besar dilempar ke arahnya.

Tapi bohong.

Rikimarukochan mengaktifkan kemampuan [Blink Strike] yang membuatnya berpindah tempat ke belakang target dan menusuknya dari belakang. Kembali menusuk target favoritnya, Trasexy.

"Se-sejak kapan dia ada disini!?"

Belum sempat Reli sadar, sebuah tabir asap telah meledak dan mengacaukan indera Reli. Membuatnya terbatuk-batuk dan pergerakan pun menjadi lambat. Sementara itu Rikimarukochan tak terpengaruh dengan tabir asapnya sendiri dan melancarkan aksinya dengan sempurna.

Satu tusukan mengenai punggung Reli, saat ia berusaha mencari sang penyerang, ia tak menemukan siapapun.

Reli nyaris tak bisa bergerak, nafasnya sesak dan sulit untuk bernafas.

Tiba-tiba angin berhembus dan meniup pergi tabir asap tersebut. Reli melirik Krukru di atas menara berjalan. Ternyata mereka membuat angin dengan membuat menara berputar-putar seperti gasing. Alhasil mereka muntah seketika karena putaran yang terlalu cepat.

Reli tersenyum melihat tingkah laku mereka. Kekuatannya telah kembali, ia lalu mengerahkan kekuatannya untuk membalas serangan tadi. Kali ini Rikimarukochan kehabisan akal, semua serangan pamungkasnya sudah dikerahkan barusan.

Di saat Reli mengira dia akan menang, tiba-tiba dia dan Trasexy terhisap oleh sebuah medan hitam.

Wanita naga bertangan empat itu lagi.

Ia lalu menembak rekannya sendiri dua kali, namun bukannya berkurang, HPnya malah bertambah. Mengindikasikan bahwa ia bisa melakukan penyembuhan. Dalam sekejap mata, Rikimarukochan telah berpindah tempat dengan sangat cepat, bersiap menusuk Trasexy lagi.

Tak bisa mengharapkan Krukru yang masih mabuk darat, Reli memutuskan untuk menolong Trasexy yang kewalahan melawan musuh jarak dekat.

Sebuah tembakan kembali meluncur, namun kali ini meleset. Wanita itu akhirnya memutuskan untuk memotong jarak di antara mereka, memastikan jarak optimal untuk akurasi maksimal.

Reli memukul kepala Rikimarukochan hingga membuatnya terpental. Makhluk berambut bob itu bersalto di udara dan mendarat dengan kedua kakinya. Ia lalu mengambil sesuatu dari kantongnya dan bersiap melemparnya ke tanah.

Sial, tabir asap lagi!

Namun sebelum ia mengeluarkan tabir asap itu lagi, Trasexy melepaskan sebuah gelombang kejut yang dapat membuat semua musuh tak bisa mengeluarkan kemampuannya. Begitu bola asap dilempar, tabir asap gagal keluar, membuat Rikimarukochan heran.

Trasexy kemudian menyegel pergerakan Silit_iche dengan panah pembekunya. Reli memanfaatkan momen itu untuk kembali menyerang Rikimarukochan. Namun pergerakan dia lebih cepat daripada yang diperkirakan. Belum apa-apa, ia sudah di belakang Reli dan menusuknya. Membuat Reli kehilangan cukup banyak HP.

Trasexy berusaha menyegel pergerakan makhluk kecil itu, namun ia sendiri gagal memanahnya.

Begitu cepat, Rikimarukochan telah di belakang Trasexy beberapa meter. Reli harus melakukan sesuatu, atau pertarungan akan menjadi dua lawan satu kalau Trasexy dikalahkan.

Tanpa berpikir panjang, Reli memutar badannya dan melemparkan girnya ke arah Trasexy bagai atlet lempar cakram.

Trasexy reflek berguling ke samping.

Rikimarukochan tak membaca serangan itu, ia dalam posisi sulit untuk menghindar. Namun kelincahan akrobatiknya di udara membuatnya berhasil menghindari lemparan gir itu.

Trasexy telah memasang kuda-kuda.

Rikimarukochan tak bisa melakukan gerakan akrobatik sekali lagi, ia telah kehilangan momentum dan pijakan.

Sebuah panah melesak menembus dadanya. Tak hanya itu, gir yang dilempar Reli ikut kembali ke pemiliknya, dan menabrak Rikimarukochan.

"Sudah kuduga, gir ini meskipun dilempar pasti akan kembali padaku. Aku tak pernah berpikir seperti ini sebelumnya."

Wanita bertangan empat itu berhasil lolos dari lapisan es yang menyelimuti tubuhnya. Ia segera mengambil ancang-ancang untuk menembak. Namun belum sempat ia menembak, sebuah batu besar telah melayang ke arahnya.

"Krukru!" seru Reli riang.

Krukru telah sadar dari mabuknya dan siap kembali berlaga. Menara berjalan sudah siap digunakan untuk melempar batu lagi.

Ini saatnya balas dendam.

[Trasexy telah membunuh Rikimarukochan]

Tim The Sentimens kini di atas angin. Setelah tewasnya Rikimarukochan, maka keadaan berbalik 180 derajat. Wanita berwajah sensor itu tak punya kesempatan menang melawan Reli dan Trasexy, ditambah Krukru dan menara berjalan.

Wanita itu kabur dengan cepat. Reli dan kawan-kawannya tak punya niat untuk mengejar terlalu jauh. Lagipula pasukan tengkorak yang mereka bawa tak ada artinya. Bahkan menara laser musuh pun tak berasa di hadapan menara berjalan buatan Krukru.

Arus kini berpihak pada Reli. Dengan mudah, ia menembus pertahanan lawan, menghancurkan deretan menara lawan dan kroco-kroconya. Tak butuh waktu lama baginya untuk sampai ke markas lawan. Pasukan pohon yang ia bawa dengan sigap menghancurkan struktur bangunan tim The Skors. Rikimarukochan kini tak ada apa-apanya lagi setelah pasukan pohon mendapat status [Super Creep] setelah mengobrak-abrik markas musuh.

Tak sampai semenit setelah respawn, Rikimarukochan telah mati dikeroyok ramai-ramai.

Wanita itu tak tampak lagi.

Akhirnya Reli dan pasukannya sampai di bangunan terakhir milik The Skors. Sang kristal. Reli tak mau dekat dengan kristal lama-lama karena ia tak ingin melihat pantulan dirinya sendiri di kristal. Konyol, terlalu konyol untuk dilihat.

"Pisang!"
"Pepaya!"
"Babaya!"

Krukru pun ikut bersemangat menyerang kristal utama. Sementara itu, Reli tak turut larut dalam euforia kemenangan timnya dan memilih untuk sedikit menjauh dari keramaian. Tak jauh dari sana, ia dapat melihat wanita itu berdiri sambil melipat tangannya.

Entah apa yang ia rencanakan.

Namun apapun rencananya, semua sudah terlambat. Sebentar lagi dia akan kalah.

[THE SENTIMENS TELAH MENGALAHKAN THE SKORS]
[PESERTA AKAN DIKEMBALIKAN KE LOBI DALAM]
[10]
.
.

(* * *)

Chp 0.5 : A guest in lobby
[Meredy's POV]

Meredy menatap lekat foto susu gantung luar biasa itu. A.I-nya masih berusaha mentranslasi apa yang ia lihat menjadi informasi. Namun ia tak diprogram untuk mengerti organ seksual. Yang ia tahu hanyalah : bagaimana menjual foto ini ke maniak.

"Aku lihat kau punya mainan baru.."

Suara seorang wanita mengejutkan Meredy. Suara itu terdengar serak basah, seolah mendesah di tiap akhir kalimatnya. Hanya ada satu orang yang memiliki suara ini.

"Apa yang kau lakukan disini, LUST?"

Meredy menoleh dan melihat seberkas bayangan hitam yang menyerupai bentuk wanita. Wujudnya tak solid, menandakan LUST masih dalam wujud data mentah, tidak dalam avatar yang tertranslasi ke dunia nyata seperti Meredy.

"Hohohoho. Aku dengar tempat ini menyenangkan. Aku penasaran apa yang membuat GREED dan ENVY sampai kemari."

Tawa 'hohoho' menyebalkan itu membuat Meredy kesal. Sama seperti biasanya di SINS.

"Kalau boleh, aku ingin minta mainan baru itu. Boleh ya? Boleh ya," tanya LUST dengan nada manja yang dibuat-buat.

Meredy sampai di puncak kekesalannya dan menodongkan pistolnya kepada LUST.

"Kau tak bisa melukaiku GREED sayang. Tidak selama kau masih di dalam avatarmu. Ayo keluar dan bermain bersama.."

"Baiklah, ayo kita bermain selama satu menit."

Meredy mengubah [Avarice] menjadi mode transparan. Kemampuan baru yang ia dapatkan saat melawan ENVY sebelumnya, membuatnya dapat memisahkan data mentah dari avatar. Dalam bahasa dunia nyata, melepaskan roh dari badan kasarnya.

Meredy menodongkan pistol tak terlihat itu ke pelipis kirinya. Dan dengan satu sentakan, tubuh aslinya telah keluar, meninggalkan avatar Meredy yang terkulai lemas.

"Hai GREED!" sapa LUST dengan gaya imut yang dibenci GREED.

GREED mematerialisasikan [Avarice]. Sementara LUST mematerialisasikan senjatanya, [Aphrosidia], sebuah cambuk hitam yang panjang dan pergerakannya bisa diatur LUST sesuka hatinya.

"Kalau aku menang, foto itu buatku ya~"

GREED, siluet hitam bertaring itu hanya mendecak kesal.

LUST memulai serangan dengan sabetan cambuk vertikal, GREED menghindar dengan berguling ke kiri, lalu membalas dengan sebuah tembakan. LUST menerima tembakan itu tanpa ada upaya untuk menghindar.

"Aduh, enak banget.."

LUST adalah seorang Masokis, seseorang yang memperoleh kepuasan seksual bila disiksa baik secara emosional maupun fisik oleh orang lain atau dirinya sendiri. Ia adalah pasangan WRATH, personifikasi kemarahan.

Jika dia tidak bersama WRATH, maka biasanya dia sering berburu [Illegal Porn] di Deep Web. Apapun bentuk fetish 'sakit', bahkan yang mengerikan sekalipun, semua ada di database miliknya, [Carnality Torture Room].

GREED tak ingin masuk ke ruangan itu. Tak ada anggota SINS yang pernah memasuki ruangan itu, kecuali LUST dan WRATH sendiri.

[Aphrosidia] hanyalah salah satu senjata penyiksaan milik LUST. Senjata yang terlemah dari semua senjata miliknya. Sebuah cambuk dengan properti –

Listrik.

Kenangan GREED akan LUST membuatnya kehilangan konsentrasi sejenak. LUST yang membaca kelengahan lawannya segera mengikat satu tangan GREED dan menyengatnya dengan satu hentakan listrik. Seketika, ia terkulai tak berdaya.

"Hohohoho, hanya segitu saja?"

"Justru ini yang aku tunggu."

Greed menarik helai cambuk yang menghubungkannya dengan LUST, menodongkan pistolnya dan menembaknya segera.

"APA YANG KAU LAKUKAN, BODOH!!"

GREED tahu itu akan membuat LUST sangat marah. Serangan apapun pada fisiknya tak akan mempan, hanya dengan menjatuhkan mentalnya, GREED punya kesempatan.

Dan satu cara terbaik untuk menghancurkan musuh dari dalam adalah..

[Adrenaline Shot].

Tanpa tanggung, Meredy menembakkan tiga tembakan adrenalin sekaligus. Dan LUST, menelan ketiga peluru tersebut dengan tubuhnya tanpa ragu.

Dengan ini, seharusnya LUST merasa kesakitan karena organ tubuhnya dipaksa bekerja dengan sangat keras.

Tunggu.

Virus komputer tak punya organ dalam.

"Hohohoho, sungguh naif dirimu GREED. Berpikir serangan itu bisa menghancurkanku dari dalam. Namun kau tetap akan kuberi penghargaan karena sudah berusaha menyerangku. Kuberi nilai 7 dari 10. Hohohoho!!"

LUST kembali menyabetkan cambuknya dengan cepat, dan melilit seluruh badan GREED seketika tanpa ia sempat menghindar. Lalu menarik tubuh GREED mendekat.

"Tapi kuakui, GREED.." bisik LUST dengan suara yang lirih. "Tembakanmu barusan sungguh berasa..membuatku..ingin.."

GREED tak pernah melawan anggota SINS, ataupun jenis virus komputer lainnya. Ia tidak tahu bahwa efek [Adrenaline Shot] pada entitas setara mereka adalah : meningkatkan keinginan program dasar mereka.

Dalam kasus LUST, hasrat untuk bercinta.

GREED menyundul dagu LUST yang berusaha mendekat, membuatnya melepas ikatan cambuknya dan membuat GREED lolos.

GREED memuntahkan semua isi pelurunya. Namun LUST tetap mendekat dengan santai meski tubuhnya dipenuhi lubang peluru. Alih-alih kesakitan, ia justru menikmatinya. Tiap lubang di tubuhnya beregenerasi dengan sangat cepat. Jauh melebihi kemampuan GREED. Ia bahkan tak mampu beregenerasi, hanya mengandalkan tembakan penyembuhan saja.

"Hohohoho, tadi itu geli sekali."

GREED hanya terpaku, tak bisa berbuat apa-apa. Ia telah kalah sejak awal. Mungkin saja ia bisa menang, apabila ia dapat mengunduh kembali [God Mode] dari database miliknya. Namun itu butuh waktu 24 jam, dan GREED tak punya waktu sebanyak itu.

Pertarungan konyol ini hanya demi sebuah foto.

"Aku menyerah. Kau bisa ambil foto-foto ini," ujar GREED sambil mengangkat tangannya ke udara.

"Aku sudah bosan dengan foto itu. Aku ingin sesuatu yang lain – Hey, siapa itu disana!"

LUST melecutkan senjatanya dan menangkap sesuatu. Seekor cacing aneh dengan mata satu dan taring. GREED dan LUST dapat mengenali makhluk itu. Itu adalah virus worm, virus bentuk dasar yang sering digunakan para peretas untuk sekedar mengobrak-abrik database.

"Oh, jadi makhluk kecil ini yang membuat lubang di Alforea," kata LUST.

"Lubang?"

"Ya, aku masuk lewat lubang yang ditinggalkan mereka, hingga akhirnya aku sampai ke sini."

"Jadi, ada pihak yang ingin menghancurkan Alforea?"

LUST hanya mengangkat bahunya.

GREED geram. Tak ada satu orangpun yang berhak menghancurkan Alforea yang ia inginkan. Apalagi menggunakan virus kelas primitif yang berbeda peradaban dengannya, membuatnya naik darah. Siapapun pelakunya, ia harus cepat menemukannya. Minimal, balik menghancurkan databasenya.

Makin lama, makhluk kecil itu semakin banyak. Namun tak satupun dari mereka menyerang GREED dan LUST, mungkin karena mereka mengenali kedua entitas tersebut sebagai virus. Namun tidak dengan Meredy, yang merupakan avatar produk Alforea.

"Hey, hentikan!!" perintah GREED sambil menembaki virus-virus yang berusaha memakan avatar Meredy.

"Ini ambillah foto-foto sialan ini!" GREED melempar keluar foto-foto tersebut dari sistem inventorinya. Ia lalu kembali masuk ke avatar Meredy karena durasi 1 menitnya telah habis.

Begitu ia masuk ke dalam avatarnya, virus-virus itu berhenti menyerang. Mungkin karena mereka melihat Meredy sekarang sebagai 'inang virus', sehingga tak menjadikannya target serang.

Di saat yang bersamaan, ia mendapatkan surat elektronik entah dari mana. Tak ada nama pengirimnya, tampaknya bukan dari panitia.

Hai Meredy Forgone,

Pernah main D*TA nggak? Asyik lho. Kami juga ingin kamu main game ini. Jadi, selanjutnya kamu akan berada di field game ini. Lawanmu Relima Krukru, tapi kamu nggak bakal tahu wujud lawanmu seperti apa karena kamu akan bermain sebagai hero D*TA.

Hero dipilih secara random, tapi kemampuan kalian nggak akan berubah, dan kalian nggak bisa menggunakan skill hero tersebut.

Pemenangnya adalah dia yang mampu menghabiskan HP lawan. Permainan dianggap berakhir apabila salah satu dari kalian tewas.

Kalian akan ditemani dengan satu buah A.I di masing-masing tim. Kalian akan dianggap menang/kalah bahkan jika A.I berhasil membunuh kalian/lawan kalian.

Apabila sampai gamenya sendiri selesai tanpa ada salah satu dari kalian tewas, maka kalian akan dikembalikan ke lobi dan bertarung lagi sampai salah satu dari kalian tewas.

Tertanda,
Onanymous

Apakah kamu sudah siap untuk bertarung di ronde berikutnya?
YHA / G

Warna dan font tulisan yang digunakan berbeda dari panitia biasanya. Panitia yang sesungguhnya tidak pernah menggunakan font idiot dengan warna menyakitkan mata seperti ini. Penulis surat elektronik ini terkesan seperti anak ingusan yang baru mengenal internet, dan menggunakan font komikal yang menurutnya keren.

"Surat itu tampak menarik," gumam LUST.

"Kau sudah punya fotomu, aku harus kembali ke ronde berikutnya," balas Meredy.

"Kau yakin bisa memenangkan turnamen ini dengan kemampuanmu yang biasa-biasa saja? Kau adalah anggota termuda dari SINS, yang berarti, kau yang paling lemah. Aku tak mau GREED kecilku di-bully, hohohoho.."

Meredy hanya berdecak kesal, tak berusaha menyanggah pernyataan LUST. Karena secara teknis, apa yang dikatakannya memang benar.

"Perlu bantuan?" tanya LUST.

Meredy tak tahu apa ia bisa mempercayai LUST atau tidak. Pada dasarnya anggota SINS tidak ada yang bisa dipercaya. Semua punya motif dan latar belakang sendiri untuk bertindak masing-masing. Meredy bahkan tak tahu apa yang membuat organisasi itu bertahan selama ini.

LUST memeluk bahu Meredy dari belakang, di saat yang sama Meredy menekan tombol YHAyang konyol itu. Seketika, mereka berpindah ke arena pertarungan.

===(* * *)===

Chp 4 : Going back to lobby
[Meredy's POV]

Tim Meredy hampir kalah. Menara tengah telah dijebol tim lawan. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di sini. Apabila Meredy bertindak konyol sekarang, maka habislah ia diserang oleh puluhan pasukan hutan primitif itu.

Pilihan Meredy hanya dua :
- Membunuh Reli selagi ia lengah
- Menunggu permainan selesai dan kembali bertarung di lobi

"Bagaimana menurutmu, LUST?" tanya Meredy pada LUST yang sedari awal permainan hanya duduk-duduk di markas, atau sekedar meraba-raba tubuh NPC pedagang yang ada di sana. "Kau menawarkan bantuan tadi.."

"Hohohoho. Aku tidak mendengar apa yang kau bicarakan."

"Timku sudah hampir kalah. Kalau aku keluar sekarang dengan ceroboh, maka aku akan terbunuh sia-sia. Kemungkinanku menang hanyalah dengan membunuh Reli sekarang, atau kembali lagi ke lobi dan bertarung ulang."

Meredy menghela nafas dan melanjutkan garis besar rencananya lagi.

"Bertarung di lobi – atau database Alforea, tampaknya cukup menjanjikan. Virus-virus worm itu pasti otomatis menyerang Reli, itu salah satu keuntungan. Tapi di sisi lain, dia juga diuntungkan dengan medan yang luas tanpa gangguan pohon. Ia dapat mengendarai keretanya untuk kabur, lalu minion bodohnya pasti membangun sesuatu dari rongsokan data yang sangat banyak."

"Dan kalaupun anak buahnya tewas, mereka akan respawn kembali. Well, kedua rencanaku tampaknya tak bisa berjalan dengan mulus."

LUST menjawab hanya dengan mengangkat bahunya sambil tertawa dengan menyebalkan.

(* * *)

Meredy hanya bisa diam saat tim lawan mengobrak-abrik markasnya. Ia dapat melihat Reli dengan pohon berjalan di belakangnya, dan juga pasukan pohon kecil yang jumlahnya sangat banyak.

Meredy menarik nafas panjang dan melepaskannya dengan pasrah. Sepertinya ia tak punya pilihan lain.

[THE SENTIMENS TELAH MENGALAHKAN THE SKORS]
[PESERTA AKAN DIKEMBALIKAN KE LOBI DALAM]
[10]

Semua pergerakan A.I terhenti, namun tidak dengan Meredy. Ia dapat bergerak dengan bebas. Momen transisi dari game ke lobi, ini adalah sebuah momen menyerupai [Lag], sebuah momen di mana A.I tak bisa bergerak sama sekali. Sebuah saat di mana A.I meninggalkan avatarnya di game.

Hanya sepuluh detik ini. Cukup sepuluh detik ini, sebuah titik balik yang bisa digunakan untuk membalikkan keadaan.

"LUST, masuk ke tubuh salah satu A.I yang kosong!!"

[9]

Reli menyadari pergerakan Meredy dan bersiap untuk melawannya. Begitu pula Krukru dan robot kayunya.

"LUST, robot itu!!" perintah Meredy.

Reli bingung, siapa yang diperintah oleh Meredy. Seingatnya tadi tak ada orang..

Trasexy kembali bergerak dan segera mengambil senjatanya.

Cambuk.

Ada sesuatu yang salah dengan Trasexy, firasat Reli mengatakan itu.

[8]

Reli segera berlari ke kereta dorongnya yang ditinggal Krukru di pintu masuk markas The Skors.

"Krukru, cepat pergi!!!"

Ketiga Krukru melompat bersamaan, di saat yang sama LUST mengikat robot kayu itu dan menghancurkannya seketika dengan serangan listrik.

Meredy membidik dengan keempat tangannya.

LUST bersiap mengayunkan cambuknya sekali lagi.

Reli memutar badannya, bersiap melemparkan girnya.

[7]

Gir tersebut berputar dan menghantam kepala LUST, membuat serangan cambuknya batal seketika.

Meredy menembakkan pistolnya ke arah Reli yang masih menghadap LUST. Namun salah satu dari Krukru melompat duluan dan melindungi Reli dengan badannya. Makhluk kuning itu langsung pupus dan hilang di udara.

Meredy kembali membidikkan tembakan kedua. Kali ini bukan peluru biasa.

[6]

Kali ini [Magnetic Bullet], dengan medan gaya yang akan menghisap siapapun yang berada di sekitarnya.

Namun sebelum tembakan itu dilepaskan Meredy, sesuatu telah menghantam kepalanya terlebih dulu.

Gir raksasa.

Telekinesis?

Reli tampaknya melakukan telekinesis dan mengendalikan girnya tanpa sadar. Manusia selalu dapat melewati batas ketika terdesak.

[5]

Reli berhasil naik ke keretanya dan mulai mematerialisasikan rel.

Pandangan Meredy masih kabur terkena gir barusan. Sebisa mungkin, ia memperjelas pandangannya dan kembali membidik.

LUST kembali mengayunkan cambuknya, yang menjadi lebih panjang dalam satu hentakan besar.

Belum sempat Reli pergi jauh, ayunan cambuk LUST telah menggulingkan kereta dorongnya ke samping.

Meredy kembali menyambut dengan tembakan.

[4]

Reli melindungi dirinya dengan gir yang sudah kembali ke pelukannya. Namun tembakan itu bukan peluru biasa, melainkan peluru penghisap. Seketika, Reli dan dua Krukru yang tersisa terhisap medan gaya berwarna hitam di udara.

LUST menghentakkan cambuknya dan menangkap Reli dan anak buahnya, lalu menariknya keluar dari medan gaya buatan Meredy.

Reli tak bisa berbuat apapun lagi. Seluruh badannya terikat.

[3]

LUST memasang ancang-ancang, mengumpulkan energinya untuk satu hentakan besar listrik setelah ini.

Reli meronta, tak ingin menyerah.

"Kalian boleh sakiti aku. Tapi jangan sakiti teman-temanku!! Jangan sakiti Krukru!!"

"Naif.." bisik Meredy pelan.

Gir yang tadinya tergeletak di tanah kini melayang dan meluncur ke arah LUST yang sedang berkonsentrasi.

Reli tampak menguasai tahap selanjutnya dari telekinesis : mengendalikan laju arah suatu benda hanya dengan pikiran.

Inikah manusia? Manusia begitu mengagumkan di saat terdesak, pikir Meredy.

[2]

Namun Meredy tak membiarkan kekaguman kecilnya merusak semuanya. Dengan sebuah peluru pelontar, ia membuat gir tersebut terpental jauh sebelum mencapai LUST.

LUST menghentakkan pecutnya. Aliran listrik terlihat mengalir seiring gelombang hentakan yang dibuatnya.

"AAAAAAAHHH!!" pekik Reli kesakitan.

Seharusnya LUST bisa membunuh Reli seketika, namun tidak. Serangan listrik itu cukup lemah, sehingga membuat Reli mati perlahan-lahan dan menyakitkan.

"LUST!!" teriak Meredy. Namun LUST tak menjawab, hanya tertawa dengan girang.

Selama ini Meredy mengira LUST adalah seorang Masokis. Namun ternyata ia salah, LUST juga seorang Sadokis, orang yang mendapatkan kepuasan seksual dengan menyiksa orang.

[1]

"LUST, STOP!!!"

Meredy menembakkan peluru terakhirnya tepat ke kepala Reli. Peluru transparan yang membuat roh Reli lepas dari tubuhnya. Peluru itu takkan bisa membuat Reli tewas seketika dan lepas dari penderitaannya. Namun setidaknya, ia bisa terlepas dari rasa sakit yang menyiksa raganya.

Meredy tak mengerti apa yang barusan ia lakukan. Ia tidak seharusnya merasa iba.

Satu hal yang ia pelajari sekarang, manusia lebih menular daripada virus. Ketika seorang manusia merasa senang, maka manusia disekitarnya akan ikut merasa senang. Ketika seorang merasa sedih, maka orang terdekatnya akan merasa sedih.

Begitu pula ketika seseorang dalam rasa sakit. Maka orang-orang di sekitarnya dapat merasakan rasa sakit yang dialami orang tersebut.

Itu yang manusia sebut dengan empati.

Dan dari kekuatan empati yang terkumpul ini, maka manusia akan menemukan cara untuk melepaskan diri dari rasa sakit. Kekuatan empati inilah yang membuat manusia kuat. Bersatu padu, menularkan kegembiraan dan mencari solusi rasa sakit bersama.

[0]

"Reli.."

Meredy menggumam lirih saat tubuh Reli pupus menjadi ribuan pendar cahaya biru-putih yang akhirnya terbang ditiup angin.

Meski Meredy bukan manusia, tapi ada satu hal yang ditularkan oleh Reli.

Rasa hangat kekeluargaan.

Sesuatu yang tak pernah Meredy – atau GREED kenal sebelumnya.

===(FIN)===

Author's note

Kali ini, kalian dapat lagi memilih skill baru Meredy lho!

1. [Black] : Crowd control LV2
Warding Bullet (aktif) 5 peluru
Menembakkan peluru yang saat menabrak sebuah benda, dapat meledak dan membuat sebuah medan gaya berbentuk kubus 2x2m yang tidak dapat dihancurkan dari luar maupun dari dalam. Durasi kubus 10 detik.
(+) Melindungi tim dari serangan
(+) Mencegah musuh untuk kabur
(-) Kubus tidak kebal Telekinesis, dan juga masih bisa diangkat/dilempar. Jadi kalau kubusnya dilempar ke jurang ya tidak bisa kabur.

2. [White] : Buff/debuff LV1
Blinding Shot (pasif)
Membuat tiap serangan memiliki 5% kemungkinan untuk mengakibatkan kebutaan selama 10 detik. Dapat mengenai musuh yang bahkan tidak dapat terkena debuff apapun, namun dapat juga mengenai teman sendiri saat melakukan penyembuhan/buff.
(+) Dapat memberikan debuff pada musuh yang kebal debuff
(-) Dapat mengenai teman sendiri juga

3. [Grey] : Weapon modification LV0
Machine Gun Mode (aktif) 100++ peluru
Mengubah [Avarice] menjadi mode senapan mesin. Memiliki peluru yang cukup banyak untuk memberondong musuh yang bergerombol. Saat menggunakan mode ini, maka Meredy tidak bisa melakukan skill apapun kecuali melepaskan senapan mesin.
(+) Peluru banyak
(-) Waktu yang diperlukan untuk mengganti mode cukup lama

4. [Transparent] : Spirit manipulation LV1
Limbo Injector (aktif) 1 peluru
Lanjutan dari Projection Bolt peluru yang dapat membuat roh musuh keluar dari tubuhnya. Dengan menembakkan peluru lanjutan ini ke roh lawan, maka akan membuatnya terjebak di Limbo, sebuah dimensi yang terbuat dari masa lalu seseorang. Durasi jebakan 30-60 detik, tergantung seberapa kuat jiwa orang tersebut.
(+) Disabling musuh lebih lama
(-) Apabila musuh menyadari kemampuan roh yang bisa menembus tembok, maka ia dapat lolos dengan mudah
(-) Peluru hanya 1 biji dan butuh waktu untuk mengunduh ulang

5. [Data] : Summonning LV0
ROXYFEDGE (aktif)
Memanggil seekor rubah berwarna hitam, dipenuhi mata berukuran besar di sekujur tubuhnya. Tugas utamanya adalah mengambil item yang drop. Jika tidak ada item, maka ia akan membantu menyerang musuh.
(+) Membantu menyerang
(-) Fokus untuk mengambil drop item dapat membuatnya berhenti menyerang

Untuk memilih, kalian tinggal sertakan [Black], [White], dst dalam komentar kalian. Suara terbanyak akan aku pakai untuk skill build Meredy.

Jujur, ini entry yang agak beda rasanya daripada biasanya yang despair. Tumben bikin entry yang ada kesan 'hope' nya. Mungkin aku ketularan 7777 kebaikan orang. Manusia itu menular ya >.<

Aku juga masih belum biasa sama parodi, jadi nggak yakin ini lucu apa nggak, hohohoho. Lalu juga masih belum biasa sama sexual pun/innuendo.

And the last GWS Sam. Semoga kekuatan empati ini dapat membuatmu menemukan jalan keluar dari rasa sakit.

See ya next round!


2 comments:

  1. ini di luar dugaan bener dah. aku gak nyangka Mas Bayee bisa bikin entri kocak gini. Battlenya udah keren dan seru, tema battlenya juga pas bgt sama referensi DoTA dan kanon panitianya.

    Jurus2 tokohnya dikeluarin dengan keren, meskipun titik berat ini sebenarnya justru di komedinya. Cuma pas battle, karakter sama emosi masing2 tokoh kyk jadi kurang keliatan, mgkn krn pas battle ngebikinnya agak buru2? padahal pas bagian pengenalan konsep karakter DoTAnya itu ngakak bgt.

    Wah makin banyak 7 Sins yang mampir ke sini, kyknya udah bisa dibayangin bahwa ke depannya Meredy bakal keroyokan bawa 6 karakter dari realm aslinya ya.

    Penghargaan nama paling ngakak kali ini jatuh pada Rikimarukochan :DD

    Nilai 8

    ReplyDelete
  2. Aduh, sebenernya baca ini lancar" aja, tapi kebutaan saya terhadap dota bikin agak susah buat fully enjoy semua referensi yang dipake di sini. Meski karakter" parodi (minion, pavly, apalah ini pada dibawa" gini) juga turut meramaikan suasana

    Saya kaget juga ada ucapan gws buat saya. Trims

    Keliatannya ke depannya sama kayak dyna yang mungkin bawa" rekanan state of smile, meredy juga bakal bawa" sins ya

    Dari saya 8

    [OC : Dyna Might]

    ReplyDelete