2.5.15

[PRELIMINARY] FROST - DANSA 'MEMBEKUNYA WAKTU'

[Preliminary] Frost – Dansa 'Membekunya Waktu'
Penulis: 8lackz

"Dan kedelapan orang ini akan mewakili gereja hephaestus untuk mengikuti wajib militer tahun ini!" Kepala Biara menyelesaikan pidatonya, dan seperti yang sudah diduga oleh Frost. Ini tahun ketiganya tidak diperkenankan mengikuti wajib militer.

Selama seorang biarawan atau biarawati sudah mencapai umur 16 dan sudah menguasai ilmu dasar berkat api dan berkat peluruhan ia diperbolehkan daftar wajib militer, setahun di sana, dan saat kembali mereka sudah boleh dibiarkan bertualang ke dunia Asterian sesuka hati mereka.

Frost sudah menyelesaikan ilmu dasar berkat apinya—yang entah mengapa menjadi es—dan berkat peluruhan—yang entah mengapa menjadi perlambatan—tetapi ia tidak diperkenankan untuk mengikuti wajib militer. Tidak ada baginya jalan untuk keluar menjadi lulusan gereja Hephaestus.

Makan malam terasa begitu hambar dan ketika ia telah kembali ke kamar asramanya, aula dengan jajaran tempat tidur bertingkat  ia sudah kembali terdiam.

Praktisnya, Frost sekarang sudah menjadi biarawan dengan tingkat anak didik tertua di gereja. ia yakin ini bukan karena perbedaan antara dia dengan biarawan lain. Melainkan kenyataan bahwa ia tidak pernah bisa berani melawan para iblis, musuh besar di dunia Asterian.

Ia begitu dilindungi oleh kepala biarawan, padahal yang ia inginkan adalah bisa keluar dari Gereja Hephaestus ini,  dan berpetualang menggunakan kemampuannya untuk menghentikan perkembangan pemuja Yin di seluruh Asterian, petualangan yang akan mengukir diri dan jiwanya menjadi petualang sejati.

Banyak hal yang melewati kepalanya saat ia menduduki kasurnya.

"Kak Frost baik-baik saja?"

Vanille, nama biarawati kecil yang berbagi kasur tingkat dengan Frost menyapa dari atas.

"Tidak apa-apa Vanille, bagaimana dengan pelatihanmu hari ini!"

"Jangan alihkan pembicaraan Kak Frost, Kak Frost pasti kesal tidak diperbolehkan ikut wajib militer lagi. Jangan sedih yah kak? Besok kita ke desa dan Vanille traktir susu kocok deh."

Frost tersenyum bahkan gadis kecil tersebut merasakan kemuraman yang dipancarkan oleh Frost.

"Tidur kamu sana, dan besok kakak tagih janjinya yah!"

Kasur pun bergetar saat Vanille membenarkan posisi tidurnya di ranjang atas, dan Frost pun menarik selimutnya untuk juga membiarkan kemuraman ini hilang dibawa oleh tidur.

Keinginannya berhenti saat dibalik selimut itu, di atas ranjangnya ia menemukan sehelai surat.

Frost,

Beserta surat ini anda diundang untuk menjadi player dalam dunia petualangan nan indah bernama Alforea, dimana kau bisa menggunakan kekuatanmu hingga ke batas tertinggi yang bisa kau raih.

Tamon Ruu

Surat itu begitu misterius, menarik dan tentu saja penuh dengan sihir, karena surat itu menyala terang dan terbaca saat satu ruangan kamar tidur putri sudah mematikan semua lilin.

Wajah Frost terlihat begitu segar, ia memberikan senyum terlebar yang bahkan ia tidak pernah lakukan. Seakan mendapat kesegaran baru, ia segera meninggalkan tempat tidurnya dan berlari menuju ke ruang arsenal, disana ia mengganti gaun tidurnya dengan gaun gereja yang memang untuk berpergian.  Setelah itu diantara ratusan jenis senjata tempa yang berada di ruang arsenal ini, ia menyelempangkan sebuah kodachi dan juga tongkat untuk ekstensi untuk pegangan kodachi, serta mengikat sebuah pedang panjang di ikat pinggang.

Dengan keyakinan akan petualangannya di masa mendatang, Frost menggenggam surat itu dekat dengan dadanya.

"Alforea, aku datang!"

Cahaya yang dimiliki oleh selembar kertas itu langsung menerang, lebih terang daripada lentera yang Frost bawa untuk masuk ke ruang arsenal. Sinar itu seperti berjalan keluar dari kertas hingga empat langkah di depan Frost lalu membesar, membentuk sebuah kapsul oval berwarna oranye.

Tidak ada keraguan lagi di dalam hati Frost, ia tahu inilah petualangannya, inilah kesempatan ia meninggalkan gereja Hephaestus ini.

Bagaikan menerjang, Frost langsung saja melompat masuk ke dalam kapsul oranye tersebut, dan malam di gereja hephaestus kembali gelap dan kosong.

* * *

Saat membuka matanya, Frost menyadari ia telah sampai di teras sebuah istana, ia dan ratusan sosok lainnya. Ia juga memilki pandangan bingung dan kagum, karena langit di dunia yang bernama Alforea ini dipenuhi oleh belasan satelit yang terlihat kasat mata dan juga cincin planet yang terlihat jelas.

Persis seperti yang ditulis dalam surat itu, Alforea adalah dunia yang… Indah.

"Aaa... tes...tes... baka to test,"

Frost mencari darimana suara itu berasal, di balkon lantai dua seorang wanita dan pria separuh baya.

"Baiklah, mungkin diantara kalian ada yang bingung kenapa kalian secara tiba-tiba muncul di sini, dan mungkin juga ada yang sudah tahu kenapa kalian muncul di sini. Bagi belum belum tahu coba angkat tangannya yang tinggi~"
Kebanyakan dari peserta itu mengangkat tangan, tetapi Frost sudah tahu apa yang ia ingin lakukan di sini, bertualang!

"Kalian semua yang ada di sini, adalah calon peserta turnamen antar dimensi yang akan diadakan tidak lama lagi. Turnamen ini disebut Battle of Realms, dan hanya para petarung terbaik yang bisa mengikuti pertarungan bergengsi ini!"

Dan seketika itu juga mimpinya dihancurkan oleh brengsek paruh baya yang menyelak sang wanita.

Ia hanya ingin berpetualang, menikmati indahnya dunia Alforea, mempelajari dunianya melawan mungkin binatang ataupun monster-monster yang ada di dunia ini. Ia tidak datang ke dunia ini untuk ditarungkan selayaknya monster.

"Dari seratus satu orang yang ada di sini, hanya ada empat puluh delapan peserta terbaik yang akan terpilih untuk mengikuti turnamen yang sesungguhnya. Setiap peserta akan dikirimkan ke sebuah area khusus untuk babak penyisihan dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua hingga empat orang. Kalian bebas untuk memilih anggota kelompok kalian, dan begitu kalian sudah mendapatkan kelompok yang menurut kalian pas, maka kalian akan langsung dikirim ke tempat pertarungan oleh seorang maid yang akan menjelaskan misi yang harus kalian jalankan begitu kalian tiba di tempat pertarungan."

Teras istana itu langsung riuh ramai, beberapa orang  seakan langsung bergerombol mencari kawan untuk bertarung.

Dalam keadaan panik Frost mengedarkan pandanganya ia harus menemukan satu kawan, siapa saja boleh yang penting ia tidak sendiri.

Dan pandangan ia terhenti kepada seorang wanita yang juga sedang mencari kawan. Ia tertarik bukan kepada orang itu, tetapi aura tidak asing yang berasal dari pedang yang disandang di ikat pinggangnya.

Tanpa ia sadari Frost melangkah mendekat ke sosok gadis itu, dan saat gadis itu hendak beranjak dari tempatnya ia tertahan karena Frost telah memegang pedang dan sarungnya tersebut.

"humm, ada apa yah kak?"

Frost akhirnya tersadar akan hal yang baru saja ia lakukan, ia tak menyangka bahwa ia akan begitu saja menggengam benda milik orang asing.

"Pedang ini, apakah ini pedang dari gereja Hephaestus?"

"Hephaestus? G kok cc, ini pedang dari game Broken@rea"

Terhenyak, ada yang salah dengan jawaban dari gadis yang satu ini, jawaban dia terdengar di telinga frost, tapi seperti ada kumpulan teks yang masuk menyeruak ke dalam gambaran otaknya.

"Maaf saya salah mengira, kupikir kau juga dari Asterian, ada sesuatu tentang pedang ini yang begitu dekat dengan aliran saya."

Frost masih yakin pedang ini yang mempertemukan ia dengan gadis ini.

"Cc juga lagi LFP kan? Sama saya aja gimana? :3" dan gadis itu bahkan tidak memperdulikan pertanyaan Frost.

Sekali lagi, kata seperti LFP langsung terjemah secara otomatis dalam bayangan Frost sebagai mencari teman bertarung, sedangkan di akhir kalimat Frost dapat membayangkan wajah wanita itu tersenyum nakal, persis seperti yang sedang terlihat juga di hadapan Frost. Apakah ini salah satu kemampuannya?

"Saya Haru btw, kalau cc?"

"Frost, saya lebih sering dipanggil Frost!"

"Yuk cc kita temanan masuk k instance-nya entar barengan!"

"Hayuk!" bukan, bukanlah Frost yang menjawab ajakan untuk membentuk tim dari Haru melainkan seorang pria muda yang entah mengapa merasa dirinya cocok dengan percakapan ini.

":) Halo kk, mau ikut jg?"

Dan mengapa gadis yang satu ini tidak mempermasalahkan kenyataan bahwa sang pria ini menghampiri mereka begitu saja?

"Maaf, saya lebih nyaman kalau tim saya tidak ada pria."

Frost melangkahkan kakinya satu kali mundur, membiarkan Haru yang mencoba bicara dengan sang pria.

Sebagai biarawati gereja Hephaestus, seumur hidupnya ia dibesarkan terpisah dengan para biarawan, Frost bahkan di gereja mereka sudah menjadi peraturan tak tertulis untuk meminimalisasi komunikasi beda gender.

Haru yang melihat tingkah Frost menggenggam tangannya, dan mencoba memaksanya untuk tetap berdiri bersampingan.

"Sepertinya cc Frost gk mo 1tim sama kk, :( maaf yah."

"Sayang sekali, padahal aku berharap kalian bisa menjadi harem pertamaku di dunia baru ini…" kalimat itu keluar begitu saja, "… barusan aku tidak berbisik kan?" dan pria tersebut menatap Frost dan Haru dengan mata bingung.

"Haru, pria ini berbahaya."

"Kau tahu kan? aku bisa mendengar ucapanmu barusan >:|"

Terlihat panik, Pria tersebut segera melihat ke kiri dan kanan, mungkin saja mencari reaksi yang tepat. Saat ia tidak menemukannya, yang bisa ia lakukan hanyalah…

"Kalian memaafkanku kan gadis manis?" dan ditutupi dengan sebuah kerlingan mata kanan.

Di saat itu, Frost merasakan cinta. Ia tidak pernah tahu bahwa cinta itu seperti ini hanya dengan memandang wajahnya saja, ia merasa yakin bahwa pria di depan ini adalah belahan hat… perasaan tersebut hilang.

Dan dalam tiga detik terdiam terpaku itu, Haru sudah mengatakan bahwa ia memaafkan sang Pria.

"Kenalkan, nama saya Ujang , petani dari Gunung Gede."

Frost sangat tidak ingin bertim dengan pria mencurigakan itu, tetapi ia tidak ingin berpisah dengan gadis bernama Haru tersebut, setidaknya ia tidak ingin kehilangan teman wanita pertamanya dalam turnamen ini.

"Haru, Kita berdua saja yuk. Kata wanita tadi kita boleh kok bertarung berdua saja."

"Kumohon, nona Frost kumohon maafkanlah aku."

Frost menggeleng.

"Maafkan saya." Mang Ujang menundukkkan kepalanya

Haru tetap diam.

"Maafkan saya."

"Yos! Maafkan dia."

"Maafkan yah?"

"Yos! Maafkanlah…"

"BENTAR!" akhirnya Frost mengeluarkan suaranya secara langsung kepada Mang Ujang, Mang Ujang dan satu lagi pria tak dikenal. "Siapa dia?"

Frost menunjuk kepada satu pria yang tadi secara akrab meminta frost ikut memaafkan Mang Ujang.

"Yooooo, namaku Kawanagi Yos!"

"Kawanagios :/ "

"Yo, Kawanagi saja, maafkanlah petani yang satu ini agar kita berempat dapat segera menjalankan misi turnamen, Yos!"

Kepala Frost seakan mau meledak, sepuluh menit mengikuti turnamen ini saja ia telah bertemu tiga sosok yang tidak pernah bisa ia bayangkan. Wanita yang berbicara dengan simbol, Pria sok ganteng yang yakin akan caranya menghadapi wanita, lalu ini seorang petualang yang sepertinya tidak bisa bicara secara benar.

Kalau hal ini adalah hal yang harus ia terima untuk mengikuti turnamen ini. Frost akan memaksakan dirinya beradaptasi!

"Baiklah, Kita berempat akan menjadi satu tim!" suara Frost tetap meninggi saat ia menyerah pada tekanan kedua pria tidak waras tersebut. "Dan jangan ada yang mendekat ataupun menyentuhku selama pertarungan nanti!?"

"Aku berjanji…"
"YOS!"
"lol"

Frost menghembuskan nafas pasrah, tanda ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk mengubah komposisi timnya.

Seorang gadis dengan gaun hitam berenda putih dan juga rok pendek mengembang dua lapis hitam dan putih menghampiri kelompok tidak waras ini.

"Sepertinya kalian sudah memenuhi kuota anggota tim? Mau segera berangkat?"

"Redeh"
"Aku terlahir siap"
"Yos"

Dan Frost harus menggosok telinganya, menghilangkan dengung setelah mendengar teriakan ketiga manusia super bersemangat ini.

Gadis yang berkostum pelayan itu menangkupkan kedua tangannya, dan sebuah gambar melayang terbang dari atas tangannya.

"Instance Loading Shohr'n Plain, Timephrase Loading Night, Mission Loading The Siege against Tamon Rah. Teleporting… NOW!"

* * *

Setelah melewati sebuah lorong visual berwarna biru, dimana Frost tidak bisa bergerak selama proses pemindahan tersebut. Frost mendapati dirinya berdiri di sebuah tebing.

"Selamat datang di Shohr'n Plain silakan tunggu beberapa menit saat kami mengunduh resource misi." Pelayan tersebut berbicara tepat di belakang para petarung.

Tetapi semuanya tidak menghiraukan sang pelayan, yang mereka lakukan adalah dengan mulut terbuka menikmati pemandangan gurun berbatu ini di dalam malam.

Dengan tiga buah bulan kecil dan satu bulan raksasa serta tebaran bintang, malam hari di sini cukup terang, Saat melihat ke permukaan tanah Frost mendapati dirinya memiliki tiga proyeksi bayangan. Sepertinya berasal dari dua bulan yang sedang purnama di langit dan juga barisan bintang.
Mereka berlima saat ini berpijak di tanah gersang terendah di antara berbagai pilar batu dan gundukan batu. Beberapa semak kecil tajam tumbuh jarang-jarang. Dengan hembusan angin sejuk, Frost berterima kasih mereka tidak dibawa ke padang pasir yang akan mengurangi nikmatnya atmosfer udara di sini.

"Pengunduhan resource selesai dibuat." Sang pelayan tersebut akhirnya membuka mata dan melihat ke arah para petarung.

"Mina-saan."

"Tidak, tidak ada yang bernama Mina di sini. Yang gadis berpedang si rambut panjang namanya Haru dan yang kuncir namanya Frost." Mang Ujang yang dari tadi lebih tertarik kepada pelayan yang menutup mata untuk disentuh-sentuh daripada menikmati pemandangan Shohr'n Plain.

"Yos, dia memanggil semua orang, bukan mencari Mina."

Pelayan itu merogoh kantung kecilnya mengeluarkan sebuah sumbat kuping transparan, Frost mengetahui benda ini, karena benda ini cukup populer di kalangan para biarawan, sering dipakai untuk mengatasi gelombang dengkuran di kamar tidur para biarawan.

"Mina-san ambil satu dari HUD ini, yang akan dipakai sepanjang turnamen hingga selesai. Ini setidaknya dapat digunakan untuk segala hal yang berhubungan dengan misi turnamen. Masukkan di kuping bagian tubuh yang kurang aktif, kuping kiri untuk orang rata-rata atau kuping kanan bagi orang kidal."

Frost mengambil sumbat kuping tersebut menusukkannya ke lubang kuping kiri. Tepat setelah benda tersebut mencapai posisi pas di dalam kuping kiri, mata kiri Frost seakan mendapatkan lapisan penglihatan baru, di sudut kanan bawahnya terdapat peta kecil area sekitar, dan terdapat tulisan berjalan di tepat bagian atas penglihatannya.

[Preliminary – The Siege Against Tamon Rah]      [Objective: Bertahan hidup selama 5 menit]

"Bertahan hidup?"

"Wow"
"Cool XD"
"Keren yo!"

Dan begitu mendengar suara ketiga rekannya, Frost mengerti mengapa mereka berteriak kegirangan, suara yang mereka keluarkan terdengar lebih nyaman karena terdengar diatur pada volume tepat dan terdengar seakan mereka berbicara langsung di kuping kiri Frost.

"Alat tadi juga berfungsi sebagai komunikasi tim yang tengah aktif, dan saat ini kalian berempat tergabung dalam satu tim."

Ia bersukur setidaknya ia tidak lagi mendengar suara Kawanagi dalam bentuk teriakan, suara Haru dengan lebih jelas. Sayangnya tidak ada tombol hening untuk pria petani mesum itu.

"Kini, tugas kalian adalah bertahan hidup selama 5 menit dalam pertempuran antara sekutu kalian…" tepat saat sang pelayan berbicara seperti itu di belakangnya tercipta ratusan pasukan humanoid berjajar membentuk barisan siap tempur.

Frost tidak hanya melihat manusia saja di dalam barisan itu, di barisan para pemanah terdapat humanoid yang berkuping panjang dan lancip, yang menjadi infantri adalah humanoid yang sedikit berbulu di bagian wajah dan lehernya serta memiliki kuku tajam. Dan di bagian pasukan kuda adalah humanoid kuda itu sendiri, Centaur sosok yang menurut Legenda Yang dari Asterian Tengah adalah ras yang membesarkan para demi-God.

"… Dengan musuh kalian."

Dan dari seberang jauh, tampak sebuah kerumunan tengah tercipta. Frost jelas tidak bisa melihat apa saja yang tercipta, tetapi siluet yang terlihat jelas adalah empat bentuk naga, naga terbang yang berasal dari legenda Yin Asterian Utara yang dikenal dengan nama Nidhogg, naga hutan bambu legenda Yang Asterian Timur yang dikenal dengan nama Ryu, naga air abadi legenda Yin dari Asterian Tengah yang lebih dikenal dengan nama Hydra dan naga padang stepa, dari legenda Yang setelah pertukaran informasi dengan kepulauan Nusantara lebih dikenal dengan nama Komodrake.

Ini dia, Ini yang dicari Frost. Petualangan tanpa harus berurusan dengan kaum Iblis!

"Selamat bertarung!"

Lalu tubuh pelayan tersebut terdregadasi secara virtual dan menghilang begitu saja, tanpa komando siapa-siapa ratusan prajurit yang berada di belakang keempat petarung mengumandangkan teriakan perang dan menerjang pasukan monster tersebut.

Frost menarik keluar pedang panjangnya, "Aku sudah lama memimpikan ini, biarawan Hephaestus selalu membanggakan diri bahwa hanyalah api yang bisa membunuh Hydra, akan kutunjukkan bahwa es juga bisa mengatasi makhluk itu!"

"Yos, Guys bisakah aku melawan naga panjang itu sendirian? Soalnya, yo ini bisa jadi cerita yang bisa kubawa pulang untuk diceritakan di rumahku!" Semangat yang sama  ditunjukkan Kawanagi saat ia juga mengeluarkan katana kembarnya.

Haru dan Mang ujang saling bertatapan, "Ku bisa mengatasi yg terbang kok :), tenang saja rantai-borgolku cocok untuk melawan musuh yang cepat."

"Jadi aku kedapatan si Komodo Bongsor tersebut? Tidak masalah, tidak masalah."

Pedang panjang, Golok, pedang pendek, dan katana kembar. Keempat senjata itu telah dikeluarkan oleh penyandangnya masing-masing.

Frost membacakan doa Hephaestus untuk pedangnya, dan mata pedang hephaestus yang berwarna merah tanah itu seharusnya menjadi berkilau merah, tetapi khusus Frost kilauan itu menjadi biru.

Tak disangka ketiga temannya juga memiliki hampir ilmu yang serupa dengannya, Ia dapat melihat kilau hitam meliputi golok Mang Ujang, Kilau merah (wajar, itu memang seperti Pedang Hephaestus) dari pedang pendek Haru, serta kilau hijau yang diliputi angin dari katana kembar Kawanagi.

Setiap dari mereka berempat kaget, pada dasarnya setiap dari mereka adalah petarung pedang dengan pedang penuh sihir.

"Yos, Tsurugi sentai, Swordenger! MAJUUUU!" Kawanagi adalah petarung pertama yang meninggalkan barisan. Berlari menuju ke sosok Naga Ryu!

"lol, jadi ingat Warcraft . aku duluan cc Frost, kk Ujang. LEEERROOOOYYYYY JEEENNNNKIIINNNSSSSSSSSS!" dan harupun meninggalkan barisan sembari menyebut nama orang entah siapanya haru.

"Silakan, aku selalu mendahulukan wanita" Mang ujang melihat ke arah Frost dan masih saja bergaya sok keren.

"Hephaestus, tuntun gerakan mata pedang ini di udara. Pedang ini akan menebas musuh hanya demi keagungan namaMu" Frost mencoba mengecilkan suara doanya, ia tidak ingin menjadi norak seperti teman-temannya.

Frost berlari mengikuti prajurit-prajurit yang melawan kumpulan monster-monster dari legenda Yin, seperti Orthrus, para cyclops, Harpy dan Manticore. Frost menyadari bahwa musuhnya ini sepertinya sengaja dipilih, mereka adalah monster yang memang biasa dipanggil oleh para penganut Yin di Dunia Asterian.

Mendesak dirinya melewati kumpulan prajurit Sekutu, Frost lolos mencapai ke garis depan pertempuran tanpa harus saling menghantamkan diri ke prajurit lain.

Gada seorang cyclops setinggi tiga kali tubuh Frost terayun ke arahnya, ia tidak bisa menahan serangan ini secara langsung ataupun menghindar karena kekuatan dan area hantam gada itu terlalu besar.

Frost menusukkan pedangnya ke tanah, tembok es tercipta tepat di depannya. Tembok itu tentu saja tidak menghentikan ayunan gada, tetapi memberikan perlambatan yang cukup saat Gada itu mendekatinya.

Frost menggunakan gada itu dan menaikinya, meniti gada tersebut hingga ke genggaman cyclops. Menebas tepat pergelangan tangan cyclops tersebut.

Gada, genggaman tangan cyclops dan juga frost langsung jatuh dari ketinggian empat meter. Menghilangkan momentum jatuh, Frost melompat dari gada itu sembari menusukkan pedang ke paha kanan cyclops dan meluncur turun karena berat tubuhnya sembari membiarkan pedangnya merobek-membekukan seluruh pergelangan kaki kanan cyclops tersebut.

Sesampainya ia mendarat, di depannya sudah menunggu seekor orthrus dan juga manticore yang menggeram kepadanya.

Frost mencabut pedangnya dari betis Cyclops, membalikkan genggaman pedang itu dan menghantam pilar es yang menyelimuti kaki Cyclops dengan gagang pedang.

Seperti yang diperhitungkan oleh Frost Cyclops itu sudah pingsan dengan banyaknya luka dan sakit yang ia terima, begitu kehilangan pijakan yang Cyclops itu bisa lakukan adalah jatuh, dan jatuhnya tentu saja ke arah belakang dimana Manticore dan Orthrus yang tadinya memberikan ancaman kosong kini mengaing ketakutan.

"splurrt" dan kedua ekor makhluk malang itu menjadi cairan begitu tertimpa tubuh raksasa.

Penglihatan tambahan di mata kiri Frost mendapatkan text berjalan baru.

[Moral pasukan pimpinan Frost meningkat drastis]

Jadi, ini rasanya menjadi seorang jendral? Frost bersemangat, mungkin keputusannya mengikuti turnamen ini juga setimpal dengan wajib militer di Alforea. Frost yang mengetahui bahwa kini segala aksinya mempengaruhi kemampuan pasukan sekutu. Dan untuk itu, ia harus memberikan performa terbaik.

Frost bersiap bertarung lagi, seekor Orthrus menerjang ke arahnya, dan hanya dengan melintangkan pedang makhluk yang gigitannya tertahan pedang itu segera kehilangan kepala karena membeku dan terpecahkan.

Seekor Harpy menukik turun hendak menangkap Frost dengan kakinya, tetapi empat anak panah hinggap di tubuhnya dan membuat monster jatuh terjerembab.

Melihat penyelamatan itu Frost menyadari, bahwa semua monster-monster yang kecil ini bisa diurus oleh pasukan dan ia bisa langsung menuju ke target yang ia inginkan.

Di penglihatan tambahan mata kiri Frost terlihat waktu yang tersisa adalah kurang dari empat menit. Frost harus sudah menghentikan monster ini dibawah waktu itu agar ia bisa menyombong pada seluruh gereja bahwa es pun bisa membunuh Hydra.

Frost menggenggam pedangnya dengan kedua tangan, memintakan pertolongan Hephaestus untuk menjadikan pedang ini agar dapat meluruhkan besi musuh. Walaupun kenyataannya mata pedang frost malah berfungsi menjadi pelambat gerakan kinetis.

Frost berlari menembus kerumunan monster, segala halangan yang menggangunya ia sentuhkan mata pedangnya dan musuh itu menjadi setengah tergantung di udara. Ia terus berlari semakin cepat mendekati Hydra yang juga setinggi cyclops tadi.

Saat ini monster tersebut baru memiliki dua kepala, dan ia tahu menebas kepala itu tanpa membakarnya hanya akan membuat kepala tersebut tumbuh kembali.

Satu kepala menukik ke arah Frost, Frost menantang kepala tersebut dengan tusukan ringan ke rahang hydra, seketika itu juga gerakan sang Hydra melambat drastis.

Mengetahui dirinya telah aman dari serangan makhluk tersebut Frost merangsek maju sembari terus mengetukkan mata pedang melambatnya ke jajaran leher Hydra. Menjaga agar musuh tetap melambat.

Saat Frost mencapai dada naga tersebut ia menukar pedang panjangnya dengan katana pendek yang berselempang di punggungnya. Ia juga menambahkan tongkat ekstensi pegangan ke kodachi tersebut. Lalu sepenuh tenaga menusukkan tombak mini tersebut ke tubuh Hydra.

"Mata pedangku seharusnya sudah cukup dalam!"

"Hephaestus, dalam kejayaan namamu aku meminta berkat. Logam-logam ini hanyalah logam biasa di tangan manusia, tetapi dengan berkatmu biarkanlah logam-logam ini menjadi alat yang dapat membakar siapa saja yang mencoba meninggikan dirinya lebih daripada penganutmu!"

Doa berkat api dibacakan oleh Frost, dan seperti biasa yang terjadi adalah mata pedang Frost yang kini tertusuk dalam ke tubuh Hydra malah mengalirkan benih es kemanapun darah terdistribusi.

Dan dalam hitungan detik, seluruh tubuh Hydra tersebut memucat, membiru dan akhirnya tertutup es yang menyeruak dari dalam tubuh dan pori-porinya.

Frost menggeser pedang panjang dari sarungnya, menghantamkan gagang tersebut ke tubuh beku Hydra.

"crack, crack"

Sebuah retakan tercipta di titik hantaman, melebar dengan cepat ke seluruh tubuh patung es yang besar ini lalu pecah. Hujan es serut terjadi secara lokal, walaupun beberapa bagiannya masih berbentuk seperti organ ataupun berwarna hijau darah milik Hydra. Kini ia bangga bahwa ia merasa seutuhnya menjadi anggota gereja Hephaestus, well karena dia telah membunuh seekor Hydra. Yang selama ini diteorikan sebagai mangsa para biarawan.

"Yos, kerja bagus biarawati!"

Suara kawanagi terdengar dari kuping kirinya, Frost memandang ke arah dimana seharusnya naga Ryu berada tetapi makhluk itu sudah tidak berada di tempatnya. Si idiot itu benar-benar kuat ia bahkan mengalahkan naga terbang itu lebih cepat dari pada Frost.

"Kau…" Frost mencoba berbicara pada Kawanagi, "… melupakan namaku yah?"

"Yos, aku memang buruk mengingat nama."

"Kalau aku tentu saja Ingat nona Frost, bagaimana aku bisa melupakan wanita secantik dirimu!"

"Tidak ada yang bertanya padamu!"

Frost merinding mendengarkan rayuan secara paksa yang dilontarkan oleh Mang ujang.

"Tenang Nona Frost aku tinggal melakukan ini dan…"

Bahkan dari kejauhan terdengar teriakan Komodrake yang memilukan entah apa yang dilakukan oleh Mang Ujang tetapi naga besar yang satu itu terjatuh dan akhirnya menghilang.

Yah, frost baru menyadari bahwa pertarungan di sini tidak meninggalkan mayat. Semua yang telah mati tubuhnya langsung menghilang, Frost mencurigai ini untuk memudahkan pertarungan.

"Jadi tinggal aku yah? :x"

"Semangat Haru" Frost mendukung pertarungan Haru dari jauh.

Tentu saja tidak ada yang bisa melihat Haru hanya sosok Nidhogg di udara yang masih terus menyemburkan api.

"Yos"

"Kawan-kawan sepertinya ada yang salah dengan langitnya…"

"Diam Ujang, Haru lagi kerepotan, aku akan kesana Haru"

"Jangan CC Frost, jangan. Kalian mampu mengalahkan naga kalian sendiri, aku adalah teman kalian, teman yang setara. Jadi biarkan aku mengalahkan monster ini sendiri! >:x "

 "Tinggal menunggu rantaiku bisa menarik sekali lagi, dan…"

Di hadapan Frost sebuah pemandangan menarik terjadi dari tanah sebuah rantai borgol raksasa mengatup di leher Nidhogg.

"Turunlah naga jahanam!!!"

Rantai itu menarik kencang Nidhogg jatuh terjerembab dan Haru, akhirnya Frost dapat melihat Haru tengah meniti rantainya sendiri

"Fighter Skill: Flame Slash!"

Tebasan lidah api yang bahkan lebih besar dari Nidhogg dan rantai tersebut menebas leher Nidhogg. Tubuhnya yang terpisah dengan kepala itu mengejang-ngejang sebelum jatuh ke tanah.

"wkwkwkwkwkkwkw, sukses!"

Sebuah suara bell berbunyi pelan di kuping kiri Frost.

[selamat kalian telah menghabisi pasukan musuh kurang dari lima menit, sebelum memasuki misi selanjutnya kalian akan mendapatkan bonus penyegaran tubuh]

Seakan tidak pernah bertarung dan baru saja bangun dari tidur nyenyak tubuh Frost serasa ringan begitu selesai membaca tulisan yang lewat di penglihatan tambahan Frost.

"Frost, Haru, Kawanagi, kalau gitu bisakah kalian melihat langitnya sekarang?"
Akhirnya setelah keadaan damai, Frost mendengarkan permintaan Ujang, melihat ke langit. Saat melihat ke sana, angka yang sebelumnya tertulis [sisa waktu] di penglihatan tambahan Frost kini menjadi [waktu hantaman] hanya saat jika Frost melihat kepada sebuah bulan raksasa yang kini semakin membesar.

"20 detik lagi, benda apa itu? Bagaimana kita bisa bertahan hidup jika benda itu menabrak tanah? Tubrukannya saja bisa membuat daerah ini hancur!"

Tetapi bagaikan hilangnya hukum fisika, saat bulan tersebut menabrak tanah padang shohr'un bulan itu langsung hancur berkeping-keping tanpa meninggalkan bekas tabrakan apapun. bagaikan kerak telur, di dalam bulan tersebut lahirlah makhluk khayalan yang berbalut mimpi buruk.

Sebuah kuda merah, tetapi ukuran kuda raksasa itu mengagumkan. ia mencapai tiga kali lebih besar daripada keempat naga tadi.

Semuanya terhenti sementara bahkan Frost tidak bisa bergerak dan pandangannya seakan dipaksa meneliti kuda raksasa tersebut. Penglihatan tambahan yang berasal dari mata kirinya memberikan penjelasan langsung mengenai sang kuda itu.

Kuda tersebut warnanya merah karena memiliki [elemen api]. sebuah garis menunjuk sayapnya menyatakan bahwa sayap tersebut merupakan sumber serangan [Bola Api] dan juga pembakaran tubuhnya. Sebuah garis informasi juga menunjuk kepada tanduk kuda raksasa tersebut. [Cast Detector] ia gunakan sebagai satu-satunya cara menargetkan musuh. ia hanya akan  menyerang musuh yang menggunakan skill aktif secara langsung.

Sekali lagi pandangan Frost berubah, tubuhnya diputar ke arah lain jauh dari tempat Tamon Rah Berada. dan dalam dua titik yang berjauhan di cakrawala tertulis [Menara penyegelan] Hancurkan kedua menara untuk menyegel Tamon Rah, Jarak [1.500M]

Waktu kembali berjalan, dan kini semua prajurit menerjang sang kuda dan seperti ngengat menuju ke api. Secara harafiah mereka membakar diri mereka ke arah Tamon Rah.

"ini NPC Behaviornya lol bgt! :v " komen Haru melihat aksi pasukan itu.

"Lupakan mereka, sekarang bagaimana caranya kita bisa ke menara penyegelan dengan cara berlari sebelum pasukan itu habis diseruduk si Kuda!?"

Di antara pasukan yang tadi menolong melawan gelombang monster seorang centaur berjalan mendekati Frost.

"Biarkan kami yang mengantarmu ke menara penyegelan, pejuang!"

"Bukankah, menunggangi Centaur adalah sebuah penghinaan bagi pribadinya?" Frost meragu.
"Yos Tumpangan Gratis"
"Mount permanen? atau cuman dalam instance?"
"Terima kasih atas tawarannya"

Frost mendengar bahwa rekan-rekannya sepertinya juga mendapat tawaran serupa.

"Justru merupakan penghormatan bagi kami jika yang sang penunggang adalah para pembunuh Naga."

Centaur itu mengulurkan tangannya, cukup risih bagi Frost untuk menanggapi tangan seorang pria, tetapi melihat bahwa daripada ia harus berjalan sejauh satu setengah kilometer, ia lebih memilih untuk tidak nyaman daripada berlari.

Empat centaur berlari di padang batu, membiarkan jejak asap mengepul tinggi, kecepatan empat sosok itu membelah padang batu tidak terkalahkan sama sekali.

"Cicing wae, cicing wae, BERHENTIIIIII!!!" Frost mendengar suara Ujang berbicara dengan penuh kesakitan.

Frost melirik ke belakang dan melihat Pria itu menjatuhkan diri dari centaur.

"Kalian pergi saja dahulu, lihatlah pasukan sudah habis, biarkan aku yang menghentikan laju Kuda Sembrani itu..." suara  Ujang terengah-engah, "... dan Kawanagi, Kau pria yang kuat!"

Tiga centaur itu terus melanjutkan perjalanan, hingga akhirnya mereka berada tepat di tengah-tengah antara kedua menara tersebut,

Berdiri di tengah-tengah Frost dapat mengetahui jarak antar menara tersebut dari penglihatan tambahannya adalah dua ratus meter ke setiap menara.

Frost melompat turun dari centaur tunggangannya, begitu juga dengan haru. Sedangkan Shikawa lebih tepatnya menjatuhkan diri dari posisinya.

"eerrgghhhh" suara erangan ia keluarkan.

Frost dan Haru terpaksa harus memeriksa apa yang terjadi dengan anak itu.

Di tanah, Kawanagi berbaring telentang, kedua tangannya menekan selangkangannya sendiri.

"Yosh... kuda... tanpa sadel... kantong benihku..."

Dan segera Frost mengerti apa alasan Ujang turun dari Centaur dan mengapa Kawanagi kesakitan. alasan itu lebih baik tidak dijelaskan.

"Kawan, halo..." Suara Ujang terdengar jelas.

"Kau dimana Mang ujang?"

"Aku mati... aku telah dibakar hidup-hidup oleh Tamon Rah aku tidak bisa bergerak ataupun melihat apa-apa. hanya yang terlihat hitungan waktu selama 2 menit dengan tulisan [Wait for Respawn]"

"2 menit, kk Ujang akan hidup lagi!"

"Bagus, itu berarti kalau tidak kita berempat yang mati, maka masih ada kesempatan!"

"Dengar ini rencananya, kita segera berpencar dan hancurkan kedua menara tersebut!" Frost harus menjadi pemimpin jika harus membenarkan tim yang berantakan ini. "kalian mengerti?"

"(9 '.')9 Go"
"Yosh"

"Baiklah aku akan pergi ke menara itu!" Frost menunjuk ke salah satu menara, lalu meninggalkan mereka.

Dengan persenjataan yang Frost bawa kemana-mana, cukup memakan waktu bagi Frost untuk mencapai menara itu.

Kini, di hadapannya terdapat menara kristal berwarna merah menjulang tinggi. penglihatan tambahannya memberikan berbagai informasi tambahan mengenai menara tersebut. Tetapi yang langsung di simak oleh Frost adalah kenyataan bahwa menara ini harus dihancurkan dengan serangan fisik dan juga menara ini memiliki mampu melindungi dirinya dalam jarak 5 meter.

Frost tidak memiliki kecepatan untuk menyerang musuh dari jarak 5 meter.

"Hmm bagaimana cara menghancurkannya yah?"

"Haru bisa bantu ci :)"

Haru menyusul  dari belakang Frost, yah kemampuan borgol dan pedang Hephaestus Haru bisa sangat mudah menghancurkan menara ini.

"Kalau Haru ke sini, berarti si Kawanagi yang ke menara..."

"Yosh!"

Suara itu, begitu mengesalkan bukan karena Haru tidak menyukai sifat ceria Kawanagi, melainkan suara itu begitu dekat seakan tidak menggunakan sumbat telinga dari pelayan.

Frost berbalik memeriksa apakah yang diperkirakannya itu benar? Kenyatannya, ia begitu kecewa saat mendapati bahwa Kawanagi juga berada di dekatnya.

"..."

Frost kehabisan kata-kata ia tidak mengerti mengapa anak yang satu ini malah mengikutinya pergi menuju ke menara ini dan bukan ke menara satunya.

"Aaaaku hidup lagi!"

Dan dari antara mereka bertiga, tubuh Mang Ujang termaterialisasi menambah rasa kesal yang berkumpul di dada Frost.

"APA TIDAK ADA DI ANTARA KALIAN YANG MENGERTI ARTI BERPENCAR!?" Frost membantingkan pedangnya ke tanah. ia tidak tahu mengapa ia harus mendapat tim seperti ini dalam misi pertama turnamen.

"Brakk"

Suara hancur dan runtuhnya menara kristal itu terdengar begitu berisik. Frost kembali membalikkan tubuhnya dan mendapati Haru telah menghancurkan menara kristal tersebut.

Perlahan tapi pasti pecahan demi pecahan tersusun kembali mencoba mengembalikan bentuk menara tersebut menjadi seperti semula.

"Haru, apakah kau memakai borgolmu dan tebasan api saat menghancurkan menara ini?"

"Tentu saja V '.' v"

Ringkihan kuda terdengar begitu lantang di udara. Kuda api tersebut datang dengan terbang menuju ke arah mereka berempat.

"Kalau begini makhluk itu bisa membunuh kita berempat!" Frost kecewa dengan keputusan haru yang menghancurkan menara tanpa menunggu kawan lainnya sampai ke menara tersebut.

Dalam waktu setengah menit Menara kristal itu kembali utuh, dan menembakkan bola sinar ke arah Haru, mementalkan ia ke luar Perimeter.

"Baiklah, ini yang harus kita lakukan karena rasanya AKU YANG PUNYA OTAK DI TIM INI. Ujang kau ganggu Tamon, dan kali ini aku butuh kau bertahan hidup dua menit, hanya dua menit!."

"Aku tidak akan mengecewakanmu lagi, nona Frost yang cantik!"

 Ujang segera berlari menuju ke arah Tamon Rah."Dieu mun wani mah!"

"Kawanagi, kau yang paling cepat dan kuat di antara kita. Sekarang pergi ke menara yang satunya dan langsung hancurkan apapun yang kau lakukan, JANGAN. PERNAH. BERHENTI!"

"YOSH!"

Aura santai yang selalu diuarkan oleh Kawanagi berubah seketika, tubuhnya terselimuti aura hijau bahkan angin sepertinya berputar di seluruh tubuhnya, tanpa berkata apa-apa lagi ia segera berbalik dan berlari. Langkah pertamanya membuat ledakan angin tepat di tempat ia memulai larinya.

"Haru, Lakukan kembali apa yang kau lakukan dengan menara ini tadi, dan segera bantu Ujang, kau lebih toleran dalam menerima serangan api daripada petani itu!"

"Tp nanti menara ini akan bangkit kembali, :( bukankah lebih baik aku d sini menunggu Kawanagi memberikan sinyal"

"Anak itu hanya mengerti perintah sederhana, aku tidak mungkin mempercayakan ia untuk menunggu sinyal dan menghancurkan menara ini secara bersamaan, urusan memperlambat pemulihan menara serahkan kepadaku!"

Tidak mencoba mengargumentasikan diri Frost, Haru kembali berbalik ia melemparkan rantai-borgol ajaibnya. benda itu mengatupkan diri ke menara dan menarik Haru langsung secara cepat mendekat.
satu tebasan flame slash dan menara itu langsung terbelah di pangkalnya, sisa kristal yang terdiri di atas segera runtuh. Ia melihat Frost terlebih dahulu sebelum lari menuju ke tempat Tamon Rah dan juga Ujang tengah bertarung.

Frost memungut pedang panjang yang tadi dibantingnya, ia juga menarik lagi kodachi yang berada di punggungnya. Membacakan berkat peluruhan, Frost memberkati kedua mata pedangnya dengan efek perlambatan.

Saat ia tengah berdiri di tempat yang seharusnya menara tadi berada, reruntuhan menara tersebut mulai bergetar dan melayang.

"Dansa Membekunya Waktu" ia berbisik menyebutkan jurusnya itu. tetapi alih-alih jurus, yang Frost lakukan lebih menyerupai gerakan ekshibisi bela diri.

Setiap serpihan kristal yang melayang Frost hantamkan pedangnya ke arah mereka. 360 derajat satu lingkaran penuh ia kuasai area tersebut sembari berputar di tempat dan menebas apapun yang bergerak dengan wajar.

Serpihan itu melambat dan terdorong menjauhi pusat menara, satu demi satu serpihan ia pastikan tidak mendarat dan berkumpul kembali di tempatnya. Tentu saja kalau serpihan dasar tidak kembali ke tempatnya maka serpihan yang seharusnya berada di bagian atas menara belum bergerak sama sekali.

Ia memang tidak bisa menghentikan pulihnya kembali menara ini, tapi demi Hephaestus yang agung, dan demi petualangan ia di Alforea untuk masa selanjutnya ia harus memperpanjang waktu tiga puluh detik ini menjadi menjadi beberapa menit. Waktu yang diperlukan Kawanagi menghancurkan menara satunya.

suara teriakan, komando dan dialog satu sama lain antara Haru dan Ujang yang terdengar olehnya ia tak hiraukan. dalam pikirnya berapa lama lagi ia harus menebas kepingan-kepingan di udara ini sembari terus berputar.

"Yosh Nona Frost, Menara telah hancur!"

Sepanjang hari ini ia selalu kesal jika mendengar kata Yosh keluar dari mulut Kawanagi, tetapi kali ini pada kesempatan ini, laporan yang diberikannya mungkin melebihi kalimat pengakuan yang diucapkan oleh kepala biara.

Rasa lelah menghinggapi tubuh Frost, ia menjatuhkan dirinya berlutut serta melepaskan semua pegangannya terhadap kedua pedangnya.

Di hadapannya, ia melihat Tamon Rah yang sedang terbang itu tiba-tiba menggelungkan dirinya sendiri. perlahan tapi pasti kerak seperti telur tercipta di sekeliling tubuhnya, bersamaan dengan itu tubuhnya semakin tinggi dan meninggi hingga ia kembali menempati dirinya di langit.

"Yos! Kita Berhasil"
"Semua berkat usaha Mang Ujang-mu ini!"
"GGWP"

Tga orang ini Frost memulai misi ini dengan rasa tidak percaya dan bahkan kesal kepada tiga orang aneh ini. tetapi Frost mengakui mereka bertiga memang jago, bahkan lebih hebat darinya jika selama berada di Alforea ia akan bertemu dengan banyak sifat manusia macam-macam seperti mereka, umurnya mungkin akan memendek tapi rasanya itu bukanlah masalah.

Dan kali ini, ia tersenyum Battle of Realms di Alforea memang seperti yang dijanjikan Tamon Ruu dalam suratnya, bertualang mencari sahabat baru.

* * *

Frost terbangun di sebuah sofa dalam bar, seorang gadis pelayang mengantarkannya sebuah susu kocok berawarna biru. persis dengan apa yang disukai Frost.

"Dimana ini?"

"Nona Frost berada di dalam Bar pribadi Tamon Ruu yang berada di Istana. Selamat atas keberhasilan Nona menyelesaikan babak penyisihan. sedangkan untuk ketiga teman nona yang lain Kinerja mereka sedang dinilai oleh yang mulia Tamon Ruu dan juga beberapa kenalannnya."

Pelayan itu meninggalkan dirinya, meninggalkan Frost untuk menikmati susu kocok rasa bluberry.

di tempat yang ramai dengan beberapa peserta yang telah lolos ini, sekali lagi ia merasa sendiri, ia duduk menunggu ketiga sahabat barunya yang baru saja ia temukan.

16 comments:

  1. Dari semua entri lawak sejauh ini, kayanya ini yang entah kenapa lawaknya cukup ngena di saya

    Empat orang 'sword' user beda elemen, tapi komposisi 3 boke 1 tsukkomi... Dan saya kira awalnya Frost bakal alim wibawa macem Primo

    Ini sesuatu yang fresh buat saya, entahlah, mungkin jarang aja liat Ivan bisa utilize joke dari karakter" macem gini. Saya penasaran apa ke depannya bisa bertahan kayak gini terus, dan karena saya dukung Frost buat maju ke putaran selanjutnya, saya kasih modal nilai 10 biar perjalanannya ga berhenti di sini

    [OC : Dyna Might]

    ReplyDelete
  2. Uwaaaaahhhhh!!!! Timnya seru!! Saya jadi kangen sama tim saya sendiri di BoR4. Menggarap temen-temen setim yang lucu-lucu~ Gyaaa...!!

    Ini dialognya bener-bener bikin karakter hidup. Langsung kerasa lovable tiga karakter pendamping itu, dan kerasa simpati buat Frost karena mesti ngurusin tiga stupid. Dan akhirnya dia juga bisa menganggap mereka bertiga sebagai teman.

    PoV3 terbatas Frost-nya juga kerasa. Padahal mestinya nggak seru kalau monster atau apapun yang penting itu terbantai di belakang layar, tapi di entri ini entah kenapa terasa asik aja.

    Battlenya sih standar. Tapi suasananya bener-bener menghibur. Soal typo semacamnya .. saya udah bosan ngurusin itu~

    Jadi langsung nilai saja.

    10

    OC: Kusumawardani, S.Pd.

    ReplyDelete
  3. "Aku terlahir siap"

    BEST LINE EVEEEEERRRRRRRR

    Oke review dimulai

    Plot : Hahahahaha ngakak, aku awalnya nyangka kalo entrynya frost bakal seserius Primo lho. Tapi ternyata ringan dan sejuk, asik buat diikuti. Waktu nyari party itu lucu banget, moga Frost sering2 dapet anggota party yang goblok2 kayak gini lagi.

    Karakterisasi : Tiga karakter yang dipilih itu bener2 kombinasi yang tepat banget buat Frost. Ribut semua, ada yang sok ganteng lah, yos :D
    Karakter masing2 OC benar2 digambarkan dengan apik disini, termasuk Frost sendiri yg masih polos. Ekspektasi awalku liat nama "Frost" itu dingin dan kaku, mungkin bakal lebih dingin daripada Primo.
    Btw entah kenapa aku jadi kebayang Frost -> Elsa, Haru -> Anna, Mang Ujang -> Kristoff, Yos -> Olaf (maaf aku susah nginget nama aslimu Yos :p)
    [FROZEN INTENSIFIES]

    Battle : Sayang battlenya agak kurang memuaskan karena Tamon Rah nggak ngeluarin jurus andalannya. Secara keseluruhan tim ini menang mudah, jadi battlenya kurang dipoles. Tapi untuk entry awal, aku rasa ini nggak jadi masalah. Justru plot dan karakterisasi penting untuk first impression di awal.

    Awalnya mau ngasi 9 karena battlenya kurang dramatis.
    Nggak jadi deh.
    10/10 karena terus kebayang tim FROZEN
    (Nunggu entry selanjutnya dimana Frost bilang "let it go")

    ReplyDelete
  4. Sekumpulan tim suka ribut dan tukang lawak. LOL!!
    Sebenarnya adegan berantemnya tidak terlalu intens, biasa saja, tapi keributan empat tokoh itu benar-benar menutupi kekurangan di bagian battle yang kurang intens. Beberapa entrant memang mengajukan adegan battle yang intens tapi kurang bisa dinikmati karena karakternya cuma ditampilkan sambil lalu saja, bukan kayak di sini yang karakternya benar-benar dipaparkan dengan jelas nan gamblang.

    Sebenarnya cerita ini seru dan menarik sih tapi ... karena EYDnya kacau di beberapa tempat.
    Saya kasih 9/10 saja

    OC : Tan Ying Go

    ReplyDelete
  5. Prelimnya yang menjadi seperti dunia game dan dialog interaksi antar karakternya menghibur sekali. Ceritanya pun jadi terasa ringan untuk dibaca dengan komposisi adegan pertarungan yang pas. Teknik penghancuran menaranya ternyata bisa juga ya memakai ilmu pelambatan.

    Nilai : 9

    OC aye : Zhaahir

    ReplyDelete
  6. OKE. SERIUSAN KAGET Haru jadi KayAK gini.
    Entah NgakAK ENTAH eNggAK. Jadi macem noob :v

    Karakterisasi, maaf Kak, kataku masih kurang. Kemampuan Mang Ujang dan Kawanagi nggak jelas. Jangan lupa bahwa Haru rentan kena sihir. Sementara di sini nggak digambarkan efeknya.
    Dialog, sangat cukup. Asik banget.
    Narasi? Maaf Kak, kataku ini juga nggak cukup. Gramatical errors-nya ... duh...

    Tapi selamat, Frost masih dapat 7 untuk ini.
    Haru Ambrosia

    ReplyDelete
  7. Oke, meski lawaknya gak kena ke saya, ini cukup menghibur. Heh, entah kenapa juga akhir-akhir ini saya susah kena lawakan?

    Saya gak akan komentari masalah teknis di sini, meski sedikit terganggu bacanya. Lagipula sepertinya itu memang cara Haru berinteraksi...

    Battlenya biasa saja, tapi interaksi antar karakternya yang luar binasa. Jadi ini lebih chaotic di interaksi ketimbang battlenya, selain itu flow jalannya pertarungan juga jelas.

    Nilai 8

    (OC: Caitlin Alsace)

    ReplyDelete
  8. kak Ivan actually make a comedy? That was surprise. Kadang miss, kadang kena. Kayaknya banyak orang orang yang main komedi di BoR. Trend? tapi saya gak expect kak Ivan bawa karakternya kayak gini. Saya kaget lho.

    Nilai : 8
    OC : Alayne Fiero

    ReplyDelete
  9. Ah dang, ternyata ada yang lebih dulu pakai chat ala dunia game di sini orz

    Ini entri lawak yang cukup bagus, tapi kayaknya kurangnya kejelasan karakter Mang Ujang dan Kawanagi (terutama di bagian battlenya) serta kayaknya menang mudah sama Tamon Rahnya itu yang jadi kurang sedapnya cerita ini.

    Kalau dari saya 7/10

    Salam hangat dari Enryuumaru/Zarid Al-Farabi

    ReplyDelete
  10. Kwek? di sini juga ada konsep respawn :D

    Entry ini dialog serta interaksi antar charnya benar-benar kamvreeet sekali :v
    Ada yang sok kool tapi gagal :v
    ada yang berisik, ada yang... ah sudahlah.
    Bang ipan sukses ngambil char yang enak banget buat dieksploitasi buat jadi bahan guyonan... :D


    Itu si Centaur gak pake sadle ya? sampe beralih fungsi jadi ball-breaker gitu :v

    Dan taburan emot di beberapa narasi itu... saya jadi ngebayangin Ragnarok XD

    oh iya, itu bahasa sunda mang ujang mungkin ada baiknya di-italic-kan aja
    ._.


    all hail komedi!
    Point : 9

    ReplyDelete
  11. Lol ini lucu banget hahaha :v

    Aku kasih 9/10

    Interaksi antar karakternya terasa banget. Author kyknya emang aerius pilih karakter yang bisa dijadiin guyonan. Dan itu berhasil xD
    Ada yg ngomong pake emot. Ada yang teriak2 gaje... super deh . Sayang tsukomi yg dilakukan Frost kurang bisa mengimbangi ketiga boke itu. Wajar sih 3 vs 1. XD

    Berhubung aku authornya Mang Ujang aku komentarin kalo Mang Ujang disini OOC sih, tapi gak masalah lah. Karena jadinya emang bagus.

    Yg aku suka bagian sadelnya itu wkwkwk ampe Mang Ujang bilang "... dan Kawanagi, Kau pria yang kuat!" Wkwkwk twrnyata ngomentarin ke sadel nya. XD

    OC : Mang Ujang

    ReplyDelete
  12. oke, saya ngakak dulu *wakakakakakakak*
    lawakannya ngena di saya, poin plusnya di bagian interaksi karakternya, lucu walaupun ada pemilik OC yang ga setuju karena OOC yah

    masalah teknis ga begitu masalah, tapi untuk plot rasanya masih biasa.

    udah itu aja deh, ga tau mau komen di bagian mana lagi...

    7 for you, Frost
    Dari si kucing riang, Mike Mi991 :3

    ReplyDelete
  13. Setuju dengan yang lain, lawakannya lumayan tapi aksinya kurang.

    Suasana perang yang ramai serta karakterisasi Mang Ujang dan Kawanagi kurang tergambarkan dan sepertinya sangat mudah untuk mengalahkan Tamon Rah meskipun itu sosok monster terbang berukuran raksasa.

    Nilai 7

    - James Allard Jauhari

    ReplyDelete
  14. Bukan cuma anda yang kesal dengan "Yosh" kawanagi nona Frost, saya juga. Dan juga emoticon itu.
    Saya ga nyangka bang Ivan bakal buat komedi, saya kira bakal fokus intense battle. malah poin plus entri ini di komedinya yang menyegarkan alih-alih bikin ngakak.

    konsep respawn di sini agak ngurangin ketegangan battle karena ga mempertaruhkan nyawa ya...
    kesannya jadi seperti, "Mati juga gapapa, bisa idup lagi."
    Final verdict~
    ===
    Am i enjoy it? (5/5)

    Is this excite me? (4/5)

    Am i skim some part? (0/-3)

    Extra point (1/1)

    total score: 10/10

    salam~

    Avius Solitarus

    ReplyDelete
  15. Dialognya kocak dan Frost yang stress menghadapi 3 temen 1 party nya sukses bikin ngakak
    Mang Ujang kasian banget sih =))

    Ada beberapa typo seperti huruf kecil sehabis tanda titik dan kata2 yang diulang tapi overall saya enjoy bacanya

    nilai 9

    OC. Apis

    ReplyDelete