28.4.15

[PRELIMINARY] ABAH ENTAR - BATTLEFIELD VALLEY OF THE POISONUS SMOKE

[PRELIM] ABAH ENTAR – BATTLEFIELD VALLEY OF THE POISONUS SMOKE
Penulis: Roy Thunder

Seorang kakek tua yang telah menjadi bagian utama dari insiden paling memalukan dalam sejarah Indonesia itu keluar dari penjara dan dapat menghirup udara luar dengan leluasa lagi. Yap dia adalah Entar Kusumo seorang Tabib Penyihir yang membantai seluruh kawan militernya dan penjajah di suatu pulau di Indonesia Timur dengan racun bakar.

"Akhirnya bisa keluar euy, menjalani hidup damai setelah taubat membuat racun…"
ucapnya seraya jalan membungkuk dengan wajah senang berkeriput.



Sudah lama dia tidak melihat dunia luar, dunia memang sudah berubah semenjak dia di penjara tahun 1947. Kali ini tempat yang akan Entar tujui pertama setelah keluar dari penjara adalah rumahnya sendiri diman kakaknya tinggal. Yaaahhh, dia memang payah dalam segala hal sih, dia tidak bisa membidik senjata, tidak bisa melempar granat, bahkan tidak bisa menaklukan hati seorang wanita! Maka dari itu sampai sekarang dia masih dalam status Jomblo Tua, sempat terfikir di benaknya ingin mampir ke Taman Jomblo terlebih dahulu sebelum pulang kerumah tapi dia urungkan karena kangen pada kakaknya, padahal selama di penjara tak ada satupun yang menjenguknya.

"What the duck…." Ucapnya kaget, Dia meniru gaya kaget seperti di film film meskipun salah, Well sebenarnya tidak terlalu salah sih karena ketika dia melihat rumahnya yang seharusnya berbentuk rumah dengan atap genting malah menjadi peternakan bebek. Dia coba tanya orang orang disekitarnya kenapa tempat ini menjadi peternakan bebek namun tak ada satu pun yang tau

"Bapak mau ngemis? Maaf ya itu ada tulisanya dilarang ngemis" ucap pemilik peternakan itu.

"Eh borokokok! Ini teh rumah saya tau! Kok jadi kandang bebek?! Rumah ini dulu dibeli atas nama adik saya yaitu Abidin Kusumo!" Teriaknya lantang sedikit emosi karena kaget melihat rumahnya jadi seperti itu.

"Oh punten, ini teh adik dari Abidin Kusumo? Berarti bapak adalah om saya atuh! Saya ini anak dari Abidin Kusumo!" Kata anak dari kakak Abah Entar Kusumo itu lalu memeluk Abah Entar.

"Terus, dimana Abidin? Dan kenapa rumah yang tadinya disini dijadikan peternakan?" Tanya Abah Entar. Dia tak sempat membalas pelukan dari anak Abidin Kusumo itu.

Wajah anak dari Abidin Kusumo itu langsung murung, dengan pelan dia mengatakan "Abah Abidin… Udah meninggal… Dan rumah ini diwariskan darinya…."

Lutut Abah Entar lemas dan abah langsung terduduk dengan wajah letih, secepat mungkin hatinya mencoba untuk mengiklaskan kepergian kakaknya tanpa ingin meneteskan satu tetespun air mata, dengan tertunduk Abah Entar mencoba untuk tegar. Namun sesuatu terjadi ketika abah menunduk, dia melihat secarik kertas tertimbun di bawah tanah, dia coba untuk menggalinya lalu mengambil kertas itu. Rupanya kertas itu berupa surat dengan 1 tulisan yang tak dapat Abah baca.

"Ini teh apa? Aksara Sunda?" Bisik abah yang masih shock dengan kepergian kakaknya.
Isi surat itu hanya 1 tulisan aneh yang tidak dimengerti oleh abah dengan kolom tanda tangan dibawahnya, entah kenapa surat itu seperti memerintah otak abah untuk menandatanganinya, tanpa pikir panjang abah menandatangani surat itu. Tiba tiba cahaya sangat terang muncul dari surat itu , tanpa disadari sekeliling abah sudah bukan peternakan bebek lagi melainkan hanya tenpat kosong berwarna putih terang yang perlahan redup.
Setelah cahaya itu menghilang, Abah melihat kesekelilingnya tiba tiba dia berdiri disuatu tempat yang sangat ramai, disana banyak orang orang yang kebingungan seperti abah dari mulai manusia,manusia setengah hewan dan makhluk makhluk yang belum pernah abah lihat sebelumnya.

"Heh ini teh dimana siah?" , "ANYENG, ADA KUDA TAPI BADANYA MANUSIA!?" , "Eleuh, ada wayang cepot versi manusia" Itulah kata kata yang keluar dari mulut abah ketika berada di tempat itu.

"Ehh Abah, Dari sunda juga yah?" Kata seseorang dengan kulit sangat putih dan wajah yang menawan

"Eleuh eleuh, Kamu teh artis? Ganteng begitu euy, iya saya mah dari sunda, Nama saya Entar Kusumo" Jawabnya ke pemuda yang menghampirinya dengan wajah senang karena telah bertemu dengan orang sunda selain dirinya.

"Saya juga dari sunda atuh, Nama saya Mang Ujang" Ucap pria itu dengan elegan. Entah kenapa setiap perkataan dari Mang Ujang membuat Abah Entar menjadi terasa segar, mungkin dari ketampanan nya?.

Disela sela perkenalan tersebut muncul kakek kakek lain selain Abah Entar yang baru saja muncul karena terserap oleh surat di depan Abah Entar dan Mang Ujang. Penampilanya adalah kakek bungkuk dengan keriput yang sama banyak dengan Abah Entar.

"Eh lu tue! Ini dimane sih? Aye dapet surat aneh beginian trus tiba tiba ade disini dah!" Tanyanya dengan sedikit teriak ke Abah Entar.

"Eleuhh, tue ngomong tue!, mana saya tau , saya juga baru sampai disini !" Balasnya ke kakek tua berlogat betawi itu.

"Name aye Kumirun, jagoan nye Rawabangke jangan macem mace---BROOOTTT" Ucapanya terpotong ketika dia tiba tiba kentut diantara Abah Entar dan Mang Ujang.
"Aduh jangan kentut di sembarangan tempat pak" Ucap mang ujang sambil menutup hidung.

"Aduh sialan, nih kentut ada antibiotiknya kaga? Bisa mati aing kalo nyium bau kentut ini terus" Ucap Abah Entar dengan menutup hidung dengan bajunya.

"Yeh! Ye maap rem aye udeh kage pakem lagi, kenalin name lu bedue dah!" Balas Kumirun dengan sedikit malu.

"Nama aing Entar Kusumo! Aing veteran yang kena penjara! Baru aja keluar, eh malah masuk ke tempat ginian trus ketemu orang kaya maneh"  Kata Abah Entar membalas perkataan dari Kumirun.

"Nama saya teh Mang Ujang, Engkong dari betawi ya? Salam kenal ya kong" Jawab Mang Ujang pada Kumirun.

"Elaaahh jangan ngaku ngaku veteran dah lu! Gue nih ye , veteran asli! Prajurit paling di takuti seantero ibukote!" Balasnya pada Abah Entar dengan dada dilapangkan.

"Buset, tampang lu tampan amet tong, udahmah tampang sopan lagi… Salam kenal juga ye" Kali ini jawaban untuk Mang Ujang.

"Jadi, kita disini teh mau ngapain siah?" Tanya Abah Entar sekaligus menghentikan perbincangan absurd yang tak akan berujung jika dilanjutkan.

"Sini saya jelasin ya, Gimana kalau kita teh membuat Party aja? jadi kita disini tuh dalam rangka turn-----" Ucapan mang ujang yang terpotong karna surat yang tadi menyerap mereka kembali menyala dan siap untuk menyerap mereka lagi

Sebelum mereka benar benar terserap kembali kedalam suratnya, seorang wanita dan seorang pria tua berjanggut di layar mengatakan sesuatu.

"Baiklah selamat berjuang!"  

Dan akhirnya mereka bertiga kembali diserap oleh surat itu kesuatu tempat, tidak hanya mereka bertiga sebenarnya, orang orang yang tadi berkumpul pun ikut terserap ke dalam surat mereka masing masing

-------

Tiba tiba mereka bertiga terdampar ditengah tengah gurun, ditengah tengah lapangan kosong yang sangat luas dimana di sisi kanan mereka terlihat pasukan manusia dengan persenjataan yang aneh bersiap untuk menyerang, di sisi lain yaitu di sebelah kiri mereka terlihat monster monster dari ukuran kecil segede jelly hingga gede segede ultraman bersiap untuk menyerang dan diatas mereka terlihat seekor kuda yang terikat ke bulan yang sedang menuju mereka. Ini benar benar kiamat!.
"What the duck, ini teh dimana siah? Pindah pindah terus dari tadi" Tanya Abah Entar sambil menengok kanan kiri nya, tapi sepertinya kata What The Duck yang seharusnya What The F*ck sudah menjadi ciri khasnya ketika kaget.
"Ebuset, baru aje aye nyampe, udeh dipindah lagi, kayanye ini cuma mimpi dah, atau aye udeh di surge tanpa aye sadari" Ucap Kumirun dengan sedikit ketus.
"Ehmm, para abah abah , ternyata kita teh satu party ya dalam misi kali ini. Padahal saya berharap dapat teman party yang lebih muda tapi apa boleh buat." Ucap Mang Ujang dengan nada ramah namun sedikit sarkas.
"Maksudnye apesih? Aye kage ngarti sumpeh ape yang terjadi sekarang" Tanya Kumirun ke Mang Ujang tanpa memperdulikan sarkas yang diucapkan Mang Ujang.
"Coba kamu lanjutin apa yang mau kamu bilang tadi teh, tapi jangan lama lama soalnya itu jurig – jurig nya udah pada siap nyerang euy" Tambah Abah Entar menanyakan hal yang mau Mang Ujang bilang sebelum tadi dihisap oleh surat.
"Oke, jadi kita datang ke tempat tadi teh dalam rangka mengikuti turnamen BOR yang pemenangnya akan mendapatkan apa saja yang dia inginkan, dan inilah misi pertama dari turnamen BOR. Tanpa kita sadari ternyata kita udah membentuk Party atau Team di tempat tadi jadi ya hayu kita seleseikan misi ini bareng bareng" Jelas Mang Ujang
"Terus misinya teh ngapain euy?" tanya Abah Entar
"Misinya teh untuk ngehancurin 2 tower disana…" Ucap Mang Ujang sambil menunjuk ke 2 Tower yang berdiri kokoh di samping kastil. Tiba tiba wajah dari Mang Ujang terlihat serius dan menatap dalam dalam mata kedua kakek kakek yang berada di depanya "…Saya teh yakin abah abah ini bukan orang biasa kan? Saya minta keseriusan abah abah untuk misi pertama ini ya"
"Jangan ngeremehin saya atuh ! kita adain aja lomba , siapa yang bisa ngehancurin 2 menara itu duluan berarti dia teh yang paling kuat dari kita disini, gimana tah?" Tantang Abah yang tiba tiba merasa tertantang dan ingin menunjukan kembali skillnya pada dunia.
"Saya sih lebih ingin bekerja sama aja, tapi apa salahnya kita coba dulu dengan cara kaya gitu atuh" Jawab Mang Ujang dengan semangat.
Kumirun terdiam untuk sesaat, namun dengan suara lantang dia merasa terpacu dan meneriakan "OKE AYE TERIMA TANTANGAN ELU , TUE!"
"GROAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRR" Terdengar auman dari Orc yang menandakan perang dimulai dan pasukan dari para monster pun maju satu persatu dengan sangat cepat dari mulai slime, goblin, naga dan lain lainya.
"Hey ketiga petarung yang dikirim dari Despera! Sebaiknya kalian menyingkir sebelum pasukan musuh itu menghancurkan kalian! Kita harus bertarung bersama sama!" Teriak salah satu pemimpin pasukan dari pasukan manusia itu. Lalu pasukan pasukan manusia yang lain maju untuk memerangi para monster tanpa menabrak Abah maupun Mang Ujang dan Kumirun.
"Heh aki aki rawabangke, nih kamu minum obat racikan aing biar nanti kalo aing ngeluarin racun kamu ga perlu kena dampak racun nya. Kamu juga Ujang!" Teriak Abah Entar lalu melempar botol kecil berisi cairan berwarna merah. Mang Ujang dan Kumirun pun meminum obat antibiotic sekaligus obat penyembuh dari Abah Entar yang bernama 'Racikan Khas Nusantara'.
"Ebuseet! Manjur amet nih obat! Encok aye dikit dikit ilang!" Ucap Kumirun. Tiba tiba setelah meminum obat tersebut segala penyakit tua nya sedikit demi sedikit menurun, meskipun masih terasa tapi ini lebih baik daripada tadi sebelum meminum obat 'Racikan Khas Nusantara' buatan Abah Entar.
"Oke, Hayu kita buka jalan ke kastil itu, aing lewat tengah, aki aki rawabangke lewat kiri, ujang lewat kanan, Gerak!" Perintah Abah ke kedua teman barunya itu seolah Abah yang memimpin pertarungan kali ini. "…Oiya aing minta kendaraan! Masa kalian tega melihat orang yang sudah tua ini pergi ke medan perang dengan jalan kaki?" Lanjutnya meminta kendaraan ke prajurit prajurit manusia yang lewat.
Tanpa perlu tersinggung dengan perkataan abah yang sok memimpin, Mang Ujang dan Kumirun langsung pergi ke tempat yang ditunjukan Abah Entar dengan kuda yang diambil dari prajurit manusia, bersamaan itu Abah juga menerobos pasukan musuh dengan menunggangi badak yang sangat besar yang diambilnya dari salah satu pemimpin pasukan manusia.
…Diantara ketiga orang itu, yang paling semangat adalah Abah Entar dan Kumirun. Jangan salah meskipun semangat mereka membara tapi mereka menahan rasa sakit encok sedikit sedikit terasa. Yah biar terlihat 'Bad Ass' saja mereka menyembunyikan penyakit penyakit tua mereka meski sudah meminum 'Racikan Khas Nusantara'.
Mereka pun sampai di tempat tujuan masing masing…
---

-The Ikemen 30 Second Countdown-
Ketika Mang Ujang sampai di tempat tujuan dia langsung melompat dari kuda yang dia tunggangi lalu mencabut Golok nya dan menancapkan nya ke kepala salah satu Orc disana. Setelah orc itu tumbang Mang Ujang langsung mencabut goloknya lalu siaga untuk serangan yang akan datang padanya.
"Maafkan saya monster, tapi hanya itulah yang bisa saya lakukan untuk memenangkan turnamen ini" Ucapnya dengan wajah kasihan melihat orc yang tumbang dalam satu kali tusukan olehnya.
"Baiklah mari kita lihat apa yang bisa dilakukan kakek kakek tadi dalam waktu 30 detik, DEMATERIALISASI!" Teriak Mang Ujang lalu menyemburkan asap hitam yang menutupi seisi area pertarungan nya dan 2 teman kakek kakek nya. Asap yang dikeluarkanya membuat dia dan 2 teman kakek kakek nya tidak terlihat dalam 30 detik!.
Mari kita lihat apa yang bisa dilakukan para kakek kakek selama 30 detik ini dengan tubuh yang tidak terlihat…
---

-The Rawabangke Tiger-
Berbeda dengan Mang Ujang yang langsung menerjang lawan ketika turun dari kuda , Kumirun ketika turun dari kuda hanya merayap di tanah sambil menghindari serangan serangan dari musuh dengan susah payah.
"Woi pasukan manusie! Aye minta bedil napa! Aye kan udeh tue mane bisa ribut make silat lagi! Udeh lemes aye!" Teriaknya meminta tolong ke para pasukan manusia, namun tak ada yang mendengar teriakan kakek ini karena para pasukan manusia sibuk bertarung dengan lawan mereka masing masing dan tak bisa melihat Kumirun yang menjadi Invisible gara gara asap Mang Ujang.
Hingga akhirnya Kumirun yang tak terlihat karena asap yang disemburkan oleh mang ujang itu mencapai detik ke 25, Kumirun hanya bisa kentut dan kektut terus menerus.
'BROOOTTT BROOOTTTT TUUUTTTT' Begitulah suara yang keluar dari bokong Kumirun, tanpa disadari rupanya gas kentut kumirun ini terlihat berwarna hijau, mungkin karena efek udara dunia di gurun ini aneh sehingga dapat memantulkan warna gas kentut dari Kumirun (?) atau paket nya ikut keluar bersamaan dengan kentutnya?.
Yang jelas Kumirun berhasil membuat para musuh terganggu dan sempoyongan karena kentutnya yang sangat mengganggu dan sangat bau, Asap hitam dan gas berwarna kehijauan kini menyatu membuat pemandangan yang tidak enak dilihat. Tentu saja Abah Entar dan Mang Ujang tidak terkena efek dari kentut kumirun karena 'Racikan Khas Nusantara' rupanya dapat menetralkan kentut Kumirun ketika dicium oleh Mang Ujang dan Abah Entar
Hanya tinggal 15 detik lagi asap Mang Ujang akan menghilang.
---
The Wizard Of Poisonus Dragon
Bagian paling mencolok dari mereka bertiga adalah bagian Abah Entar, karena cara abah menerobos ke tempat tujuan adalah menggunakan badak sehingga musuh maupun lawan yang berada di depannya tertabrak dan dengan itu perhatian musuh yang sudah sempoyongan karena menghirup kentut kumirun.
Memang seharusnya Abah Entar tak terlihat, tapi tetap saja badak yang di tunggangi oleh Abah Entar terlihat.
"Heh borokokok siah! Berenti maneh!" Teriak Abah Entar yang menepuk kepala badak yang ditunggangi nya sambil menarik tali yang tersambung ke mulut badak tersebut.
Badak pun berhasil berhenti lalu tanpa menunggu beberapa detik badak itu langsung terpanah oleh orc yang menggunakan panah dari jauh. "..Eleuh eleuh, hampir kena saya euy" ucap Abah Entar sambil mengelus dada.
Abah pun berjalan sambil mengulek sesuatu di daun pisang yang dibawanya. sangat santai dia berjalan diantara pertarungan pertarungan antar manusia dan monster dengan santainya tanpa coba menyentuh mereka.
Namun abah sadar bahwa 10 detik lagi asap Mang Ujang akan hilang.
"Ramuanya selesai…."Ucap abah dengan senyum misterius.
Lalu abah menaruh dedaunan yang ada diatas daun pisang itu ke tanah, abah pun membakar dedaunan tersebut. Anehnya daun daun ini mengeluarkan banyak sekali asap berwarna ungu gelap.
"…Racun Bakar…" Bisik abah sambil tersenyum lebar. Memang beginilah sifat abah, setiap kali dia membuat racun maka kepribadian nya akan sedikit berubah menjadi lebih misterius.
Berbeda dengan Gas kentut Kumirun , asap dari racun bakar abah sangat cepat menyebar seperti asap yang disemburkan oleh Mang Ujang. Perlahan tapi pasti, musuh dari ukuran terkecil sampai terbesar ataupun kawan yang berada dalam lingkup asap merasakan sesak nafas, lalu mati seketika.
Dari jauh sang pemimpin pasukan manusia melihat campuran dari asap berwarna hijau,ungu dan hitam membuat para pasukan manusia terdiam dan tak berani mendekat. Saking sangat seramnya suasana berasap di medan perang itu sang pemimpin seperti melihat asap asap itu membentuk suatu bentuk, asap yang berwarna hitam seperti membentuk Orang Orangan Sawah, asap yang berwarna ungu seperti membentuk Naga, asap yang berwarna hitam seperti membentuk Macan. Yaaaahh, itu hanya ilusi sang pemimpin pasukan manusia sih.
0 Detik. Asap hitam pun menghilang. Disusul beberapa detik kemudian asap hijau dan ungu ikut hilang. Yang terlihat disana hanya tumpukan mayat dan siluet 1 orang pria berbadan tegak, 2 orang berbadan bungkuk memegang tongkat yang perlahan semakin jelas kalau itu adalah Abah Entar dan kawan kawan nya. Bad ass memang, tapi aneh juga sih jika 2 orang yang lainya bungkuk.
"Pose kita keren juga euy kalau di jadiin film mah" Ucap Abah Entar sambil tersenyum.
"Asli keren pisan abah!. Tapi… Orang yang tidak bersalah ikut mati…" Tambah Mang Ujang
"Woi Entar tue, aye minta lagi dah obat lu, encok aye sakit lagi ini" Pinta Kumirun
"GORAAAAAARRRRRR" Auman yang lain kembali terdengar, rupanya pasukan musuh memang benar tiada habisnya! Terlihat banyak sekali pasukan monster muncul dari arah kastil yang jumlahnya tak terbatas.
"Ah! Bulan nya jatuh!!!" Teriak salah satu pasukan manusia di belakang.
Sontak Abah dan kawan kawan langsung melihat keatas , BULANYA MEMANG BENAR BENAR AKAN JATUH!. Melihat kondisi tunggangan mereka ikut mati ketika terkena racun dan dua kakek yang sudah tidak bisa berlari lagi mereka hanya bisa pasrah dengan keadaan, tidak bisa menghindari bulan yang jatuh. Mang Ujang bisa saja lari menghindari bulan nya namun dia tidak tega meninggalkan dua kake kakek tersebut.
Tapi tiba tiba cahaya terang muncul dari atas bulan, perlahan tubuh kumirun kembali tegap, uban uban di rambutnya kembali menjadi hitam, keriput di wajahnya hilang, otot otot nya kembali keluar. "Alhamdullilah, Karomah aye kembali lagi!, pegangan dah lu tue!" Dengan percaya diri nya Kumirun menggendong Abah Entar lalu berlari menghindari bulan bersama dengan Mang Ujang.
BOOOOOOOMMMM!!!! Bulan pun berhasil mencapai tanah.
"…GGGRRRMMMM…. HIIIYYYEEEKKK!!!" Auman lain yang lebih besar muncul dari balik bulan, tiba tiba melesat ke langit seekor kuda berukuran raksasa dengan sayap api membuat seluruh daerah permukaan tanah bergetar.
"Itu dia, Tamonrah, Kuda yang harus kita segel kembali di bulan teh" Ucap Mang Ujang dengan takjub melihat kuda berukuran sangat besar itu.
Kuda itu membabi buta menyerang siapapun , dari sayapnya keluar bola bola api yang sangat besar meluncur kemana saja dan 1 mengarah ke arah Abah dan kawan kawan.
"Awas!...." Mang Ujang melompat mendekati bola api sebelum bola api itu menghantam Abah dan Kumirun. "…Aura Golok…" Bisiknya terhadap golok yang dia pegang, tiba tiba aura hitam muncul dari golok itu lalu Mang Ujang menebas – nebaskan goloknya kearah bola api yang mendekat hingga bola api nya menghilang. Kuda itu pun otomatis menengok ke arah Mang Ujang dan berlari dari kejauhan mendekati Mang Ujang.
"Nuhun Jang!... Oke, Kita teh ga boleh membuang buang waktu! Kita harus cepet cepet hancurin tower itu tea!. Eh engkong! Kamu gendong aing sampe ke atas salah satu tower! Nanti kamu cepet cepet pindah ke tower satunya! Aing ada rencana!" Pinta Abah ke Kumirun.
"Yeudah buruan naek! Kaga di kasih tau juga aye ngerti!" Balas Kumirun lalu menggendong Abah, bersiap untuk menerobos lawan dan menaiki puncak tower.
"Ujang! Saya teh punya permintaan, bisa?" Tanya Abah ke Mang Ujang dengan sopan.
"Ada apa abah?" Tanya balik Mang Ujang
"Kamu buka jalan untuk saya dan Kumirun lewat, dan kamu lindungin kita dari segala rintangan di depan nanti!" Balas Abah
"Hmmm , oke abah! Ayo kita hancurkan tower itu dan hentikan bunuh bunuhan ini" Jawab Mang Ujang dengan semangat.
Dengan golok ber aura hitam nya dia menebas segala rintangan dari musuh, meriam, panah dan lainya. Terjadi kerjar kejaran antara kuda Tamonrah dengan Abah dan kawan kawan yang coba menerobos memasuki kastil. Mereka berpencar sesuai strategi dari abah, abah dan Kumirun pergi ke tower kiri, sedangkan Mang Ujang pergi ke tower kanan.
Setelah berpencar dengan Mang Ujang, terpaksa Abah dan Kumirun harus menerima perangkap perangkap di tower tersebut dengan diri sendiri. Tapi untung Kumirun muda jago dalam hal menghindar dan silat, selain itu Kumirun juga mengambil semacam senapan yang jika dipakai menembak akan menghasilkan ledakan yang lumayan besar jadi mereka bisa melewati rintangan ritangan nya, dengan cekatan mereka berdua berhasil berada diatas tower sebelah kiri.
Setelah mereka berada diatas tower, rupanya Mang Ujang sudah lebih dulu ada diatas tower yang berlawanan. Kuda yang mengejar Mang Ujang pun hanya mondar mandir beberapa jarak dari tower, sepertinya menunggu Mang Ujang keluar dari tower.
"Oke, Kumirun , Kamu teh jago nembak kan? Coba kamu ikat pisau ini ke peluru di senapan yang kamu pegang eta, trus kamu tembak ke kuda nya" Pinta abah ke Kumirun.
Tanpa piker panjang Kumirun langsung memasangkan pisaunya lalu menembak kearah Tamonrah. BAAAMMMM----terjadi ledakan di bagian leher Tamonrah.
"Eh tue! tadi ngaruhnye apaan tu piso?" Tanya Kumirun
"Pisau tadi teh mengandung Racun Provokasi!" Jawab Abah dengan santai.
"Jadi….." Tanya Kumirun dengan ragu.
"YA LONCAT!" Balas Abah. Tanpa pikir panjang Kumirun yang menggendong abah meloncat kebelakang tower dari ketinggian beberapa meter.
Kuda yang terprovokasi karena racun dari pisau yang di ikat ke peluru tadi mengejar Abah dan Kumirun yang loncat ke belakang Tower.
"Ketika kuda nya mau nabrak ke tower, kamu tembak menara yang dipijaki Mang Ujang!"  Pinta Abah.
Tepat ketika kuda nya menyenggol Tower hingga runtuh, bersamaan itu pula Mang Ujang menebas nebas tower bagian atas dengan Aura Golok dan Kumirun menembakan senapan ke bagian tengah Tower sehingga terjadi ledakan yang meruntuhkan tower.
KEDUA TOWER TERSEBUT BERHASIL DIHANCURKAN SECARA BERSAMAAN!.
"….Eh, engkong tue! kok lu jadi tue lagi?!" Tanya Abah tanpa disadari dia sedang digendong oleh Kumirun yang kembali tua
"Ebuseett?! Efeknya abis ini! Woi tue! gimane kalo kite jatuh ini? Bisa mati!" Teriak Kumirun panik. Bersamaan dengan itu pula Mang Ujang bingun bagaimana cara mendarat dari ketinggian seperti itu.
Tiba tiba muncul portal raksasa dibawah mereka, akhirnya mereka pun terjerumus kedalam portal dan…. BYURRRRRR!!! --- tiba tiba mereka ada di kolam air mancur alun alun sebuah kota, kota yang mempertemukan mereka sebelum pergi ke medan perang.
"Jadi? Udah beres ini teh euy?" Tanya Abah Entar lalu berdiri dari air mancur.
"Mimpi atau kaga, encok aye kambuh lagi!" Ucap Kumirun yang encoknya kambuh lagi.
Terlihat Mang Ujang tak banyak bicara, hanya terbaring di kolam air mancur , mungkin dia lelah.
"SELAMAT KALIAN BERHASIL MENYEGEL KEMBALI TAMONRAH! SELAMAT DATANG DI DESPERA! ALFOREA!" Ucap Wanita yang muncul di layar.
"Eleuh Eleuhhh, Tadi teh mimpi atau kumaha euy?"

17 comments:

  1. Lagi-lagi, saya bacanya dari hp dan ga bisa mendetail.

    Tp ini keluhan:
    1. Narasinya bisa dicerna, cma banyak yg ga srek. Kalimatnya berasa aneh. Masa iya orang tua dinarasiin begitu? Saya jd berasa ngikutin jalan pikir orang muda.

    2. Kaya mau lucu, tp jatuhnya kurang ngena. Yah, ini sih IMHO ya.

    3. EYD doh .... Ini fatal buat saya. Dan pokonya banyak erornya dah.

    4. Logatnya jga masih kaku. Semua tokoh.

    Yah, sekiranya itu sahaja yg daya pikirkan. Jd nilainya ... berapa ya? 6, ya. Bisa berkembag lagi kalo pengarang banyak2in baca.

    Keep writing!

    Saya pengarang Ahran.

    ReplyDelete
  2. subhanallah... ini aki-engkong.. satu dari rawabangke... satu lagi tukang santet... kampret...

    Well, dialognya seru, walaupun masih kaku menurutku.

    terus pas masuk ke medan tempur... tulisannya seketika berubah jadi Wall of Text... mata langsung sepet walaupun aksinya lumayan bisa kubayangkan.

    sejujurnya sih, EYD biasanya ga gitu berpengaruh. tapiiii... yg kulihat di sini kebanyakan kesalahan penggunaan tanda baca. terus banyak typo sana sini yg tidak sesuai dengan EYD.

    Satu lagi... tetap semangat dan tetap menulis ya gan. (y)

    Nilainya 5

    Bun the Bubble, bun~

    ReplyDelete
  3. Kombinasy party yang menarik, dibawakan dengan apik.

    Tapi formatting teksnya ga rapih, banyak tanda baca yang dipakai ga efektif, dan EYD terkadang ada yang miss. :s

    Nilai akhir: 6

    ~Effeth Scyceid

    ReplyDelete
  4. Penokohan masih jauh dari penghayatan. Contohnya seperti watak orang tua yang mirip lenong remaja di awal-awal cerita.

    Konsistensi penokohan masih perlu diperkuat. Contohnya seperti Abidin Kusumo, semula ia dikata "adik" tapi di paragraf berikutnya malah menjadi "kakak" si Entar Kusumo.

    Plot cerita perlu dibuat masuk akal. Ini dibutuhkan agar cerita yang kamu buat tak terkesan "gak pake mikir" oleh pembaca. Contohnya seperti adegan Entar Kusumo menerima gulungan kertas tua bertuliskan aksara sunda yang tak dipahaminya. Tak ada sebab-musabab lain yang masuk akal, tetiba dia ada keinginan untuk menandatangani isi kertas itu (ditambah lagi sebuah bolpen muncul dari telapak tangannya)

    Situasi tegang belum mengena, masih terkesan IMBA, sebab tokoh-tokoh utama ini dideskripsikan main-main dan lebih kuat dari musuhnya. Pake lomba panjat tower segala.

    EYD itu perlu. Jika tujuanmu adalah bisa membuat cerita bagus dan disukai pembaca, kamu perlu belajar EYD.

    At least, kelebihan dari ceritamu ini tak bertele-tele.

    point 5

    Tristan Gospell - peserta yang telat mendaftar (tehee~)

    ReplyDelete
  5. Adegan-adegan yang digambarkan seru walapun udah tua tapi masih memiliki semangat juang tinggi.

    Namun hal hal ini mengganggu saya, seperti :

    1. Narasinya menggambarkan kalo Abah Entar itu masih muda. Dan logat sunda Abah tidak begitu terlihat dan kaku.

    2. Masih banyak EYD dan tanda baca yang salah.

    3. Wall of text yang membuat mata sepet.

    Sebenarnya cerita ini menarik tapi author harus belajar lagi, membaca lagi dan tentunya tetap menulis! Semangat!

    Nilai : 5

    - James Allard Jauhari

    ReplyDelete
  6. Adegannya seru ceritamu ini tak bertele-tele panjang lebar saya suka.

    ceritanya juga cukup menarik walau formatting teksnya ga rapi.

    Nilai : 7

    Thanks you

    OC:Shizuka Lilith Moselle

    ReplyDelete
  7. Feelnya mirip sama entri Kumirun somehow. Di awal saya masih bisa ngikutin flow ceritanya, tapi entah kenapa sejak masuk ke gurun berasa jadi sedikit berantakan (bukan cuma karena lupa spasi dobelnya)

    Bedanya sama Kumirun mungkin ini entri ga berasa all-out ngejoke, jadi ada perasaan antara nanggung dan miss. Terus mungkin preferensi pribadi aja, tapi kebanyakan dialog shoutout di sini

    Dari saya 6

    [OC : Dyna Might]

    ReplyDelete
  8. Aduh... emang bener nulisnya cepet (belum seminggu dari pembukaan prelim) tapi sayang banget, bocornya dimana-mana.

    1. Bahasanya masih kaku, kayak percakapan di buku-buku pelajaran gitu.
    2. Battle-nya terlalu IMBA, ini nggak logis buat saya
    3. EYD dan spasinya apalagi. mulai dari adegan masuk gurun, mata saya jadi kayak teh tanpa gula, sepet.
    4. di kalimat: "diatas mereka terlihat seekor kuda yang terikat ke bulan yang sedang menuju mereka." ini seperti menyalahi aturan main prelim yang sudah diceritakan kuda itu muncul dari hancurnya bulan, bukan diikat. CMIIW.

    meski begitu, menurut saya joke-nya sudah lumayan sih



    So, mbah Entar dapat nilai 5 dari saya
    lebih banyak membaca ya, mbah ^_^

    salam meong, mi-Ke

    ReplyDelete
  9. Err, ada beberapa hal yang bikin karakter2 yg ada sedikit OOC, contoh kong kumirun. Bukannya kong kumirun dapet karomah klo doa dulu ye?
    Terus kemana MAIDnya? Kan harusnya maid yg nganterin mereka ke medan pertempuran? Ap si mang ujang mendadak jdi maid. *di golok mang ujang xD.

    EYD minus
    Battle minus (karakternya imba n gmpng bngt ksannya xD)

    Dan banyak yang melanggar aturan dari prelim ini.

    Kalo gitu tak kasih nilai 5..

    Keep writing :D


    -Khanza M. Swartika-

    ReplyDelete
  10. Dilihat sebentar, mungkin kamu sedikit berOOC dengan karaktermu sendiri, pendalaman karakter Utama belum kerasa........ well cuma itu yg bisa aku komentyarin buat ini........ point 7

    -Aria Maharani-

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

  12. Bagus sh menurutku tokoh utama lebih banyak menggunakan otaknya jadi hemat tenaga atau bias dibilang dia memang sudah tidak bertenaga :3

    ReplyDelete
  13. Yang ini kena sindrom paragraf juga ternyata. :v

    Terlepas dari itu, narasi jadi aneh dengan pilihan-pilihan kata yang berkesan "jalan pintas". Kalau saja perhatian kepada penggambaran situasi lebih diteliti lagi setidaknya bisa lebih diperbaiki.

    Untuk plotting sendiri, "Seru-seruan" seperti mainstream submitter prelim ini ya.

    7/10

    - Adrienne Marsh, atas permintaan Ronnie Staccato.

    ReplyDelete
  14. Hmm, bagaimana ya...

    ceritanya oke. Tapi formatting sama battlenya kurang rapi, jadi tidak tereksekusi dengan baik.

    Saya senang pemakaian kentutnya Engkong btw

    Nilai dari saya 7.2/10 (Karena pertarungan penuh asap 8D)

    Salam hangat dari Enryuumaru/Zarid Al-Farabi

    ReplyDelete
    Replies
    1. NOTE:

      Karena ternyata tidak bisa kasih nilai dengan koma,
      saya bulatkan jadi 7/10 @v@

      Delete
  15. Pertama dari segi format tulisannya dah bikin aku keder duluan mbah... >.< Bedempet-dempet begitu.

    Memasuki cerita, aku sebenernya suka bah ma main concept aki-aki sundanya, sayang dialog-dialog yang harusnya jadi kekuatan cerita malah tidak konsisten. Penggunaan bahasa sunda dan betawinya kaku bgt, dan kebanyakan dicampur ma kalimat indonesia baku sesuai eyd jadi aneh. Lalu interaksi antar karakternya kurang berasa, jadi kayak 3 orang yang sama saling berbicara.

    Pertarungannya sendiri terasa asreb, seperti kurang maks, padahal strateginya dan seru.

    Nilai : 5

    OC aye : Zhaahir

    ReplyDelete
  16. keren banget ini ade nyang mau make krakter aye si kong Kumirun,,!! lucu ngeliatnye di tulis ama penulis lain,,,trus aye juga belajar dikit- dikit nih logat sunda kan aye kemaren katanye gagal tuh pas ngebawaain Ki Kusume buat nyunda ngomongnye,,,ini lengkap juga sundanye ada nyang kasar kayak si Kusume terus ade juga nyang rada alus kayak mang ujang,,

    berantemnye seru,,,tapi itu kenape sepasi nye dedempetan gitu,ye?? ini nyang kagak kepikiran ama aye sendiri di bagian aksinye,,,kumirun pas masih tue gitu kebagian banyak adegan perang di sini,,,justru lebih banyak pas ketimbang die balik jadi mude,,, aye mesti curi nih idenye buat kalo sekiranye aye ama kumirun lolos,,Aye pengen bikin kumirun tue nyang lebih kebagian banyak aksi,,,makasih bang,idenye

    kalo soal narasi,,,aye kagak bisa ngomen,,punya aye pan sama ancurnye gitu,,,paling si Abang nengok- nengok aje ke tulisan nyan g laen,,,pan bisa banyak belajar noh

    nilai dari aye 9

    karatkernye aye Kumirun

    ReplyDelete